Cinta Habibie pada Ainun Di Mata Hanung

semenjak Ibu Ainun wafat dan menjelang akhir hayatnya, yang ada dalam pikiran dan hati almarhum hanyalah Ainun, sehingga lahirlah sebuah kata-kata yang begitu puitis

Kamis, 19 September 2019 | 16:57 WIB
0
426
Cinta Habibie pada Ainun Di Mata Hanung
Foto: Kompas.com edit by Ajinatha

Menuliskan cerita tentang Presiden RI Ke 3, Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab disapa Bapak BJ Habibie, lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, sama asyiknya dengan menulis tentang Presiden RI yang Pertama, Ir. Sukarno. Keduanya adalah Bapak Bangsa yang penuh dengan Pesona tersendiri.

Memang kalau menulis tentang Ir. Sukarno, tidak semua sisi bisa dijadikan bahan cerita yang menyenangkan, terutama tentang Poligaminya, tentu sangat berbeda dengan BJ Habibie, yang lebih memilih setia sampai akhir hayatnya pada satu Cinta dan satu pasangan.

Dalam tulisan ini saya juga akan menyisipkan beberapa kata-kata Mutiara yang pernah almarhum tuliskan, tentunya khusus yang berkaitan tentang cinta, karena cerita Hanung Bramantyo, sutradara film Habibie dan Ainun, juga film Bumi Manusia, adalah tentang Habibie dan Cintanya pada Ainun, sehingga semua Serba Ainun.

“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya. dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.” ~ BJ Habibie

Tidak ada yang meragukan seperti apa Cintanya Habibie pada isterinya Ainun, sehingga meskipun Ainun sudah tidak ada lagi disisinya, dia selalu ingin menciptakan suasana seakan-akan Ainun selalu ada.

Saking begitu Cintanya kepada Ainun, seperti yang ceritakan Hanung dalam suatu kesempatan, Hanung menceritakan untuk mengenang pertemuannya ketika di Herman, saat ditemui di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).

"Saat sarapan pagi di Jerman, saya diundang sama beliau (BJ Habibie), di sampingnya itu ada piring dan kursi kosong. Beliau pun bilang, 'Ini kursi dan piringnya ibu Ainun,"

"Beliau itu selalu men-treat bahwa istrinya masih hidup atau ada," ujar Hanung.

Jadi wajar kalau beliau menganggap sampai sebelum akhir hayatnya, tidak pernah merasa kehilangan Ainun, karena Ainun selalu ada dihatinya.

Ini adalah sebuah pengejewantahan tentang Cinta yang sangat luar biasa, yang hanya bisa dilakukan oleh pencinta sejati, pencinta yang selalu menempatkan Cinta dihatinya.

Seperti cerita-cerita lainnya, Hanung juga memiliki segelintir kenangan manis bersama Presiden penemu Teori Crack tersebut.

Hanung menangis lihat sikap Habibie
Melihat sikap teguh Habibie memperlakukan pasangannya meski telah tiada itu, membuat Hanung terenyuh.

Ia bahkan tak kuasa menahan air mata.

"Itu yang menurut (membuat) saya menangis karena saya bisa sadar bahwa seorang presiden dan jenius tidak berpikir hanya pekerjaan," ucap Hanung.

"Tetap masih memikirkan istrinya walaupun sudah tidak ada," katanya.

Kalau Anda pernah menonton film Habibie & Ainun, Anda seakan-akan melihat cerita masa lalu tentang Habibie & Ainun, karena film tersebut divisualkan Hanung secara tepat, baik penggarapan maupun pemilihan castingnya.

Banyak detail dari film tersebut juga merupakan masukan dari sang Tokoh yang sesungguhnya, detail gesture sosok Habibie & Ainun, juga kebiasaan-kebiasaan keduanya dituangkan secara Persis, itu pun tidak terlepas dari peranan pak Habibie di balik Layar.

Menjunjung peran Ainun

Menurut Hanung, Habibie begitu menjunjung tinggi jasa dan peran Ainun dalam hidupnya.

"Jadi memang peran istri buat dia penting sekali itu yang membuat saya berpikir keluarga nomor satu," ujar Hanung.

Memang Habibie sangat menyanjung Ainun, sehingga terkesan semua Serba Ainun.

Bahkan ketika Hanung menanyakan, kenapa pak Habibie tidak mencalonkan diri menjadi Presiden lagi, mumpung film Habibie & Ainun sukses, jawabannya pun tetap sebab Ainun.

"Saya sempat bilang, 'Eyang kenapa enggak jadi presiden lagi?' Setelah film Habibie & Ainun meledak di pasaran," ujar Hanung.
Kemudian, bagaimana jawaban Habibie menanggapi pertanyaan Hanung?

"Apa yang ia katakan? Dia (BJ Habibie) bilang, 'sudah tidak ada Ibu (Ainun), karena saya begini semua karena Ibu," ucap Hanung meniru jawaban Habibie.

"Saya pernah bersama beliau di rumahnya. Beliau selalu menggunakan syal, saya tanya itu punya siapa dan dijawab beliau, 'ini punya Ainun," sambungnya.

Jadi memang semenjak Ibu Ainun wafat dan menjelang akhir hayatnya, yang ada dalam pikiran dan hati almarhum hanyalah Ainun, sehingga lahirlah sebuah kata-kata yang begitu puitis;

“Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan secara abadi di relung hati.” ~ BJ Habibie

Mungkin Hanung termasuk seseorang yang mempunyai kedekatan secara emosional, sejak dia menggarap beberpak film tentang Cerita dan Cinta Habibie & Ainun, sehingga kepergian Habibie tanggal, 11 September 2019 lalu membuat dia merasa kehilangan.

"Antara sedih dan tidak terima, tetapi juga ada bahagianya karena Pak Habibie sudah bertemu Ainun. Semoga Pak Habibie berada dalam surga dan tempat yang sama bersama Ainun, keluarga, dan semua orang yang mencintai Habibie. Semoga amal kebaikan dan kejujuranya diterima Allah SWT," katanya.

“Nafsu hanya akan membawa kebahagiaan sesaat. Tetapi, cinta yang tulus dan sejati akan memberikan kebahagiaan yang sebenarnya.”

Sumber

***