Ketika orang tua terlalu banyak mengomel, anak-anak berpikir mereka tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar sehingga mereka mungkin juga berhenti berusaha.
Mungkin sebagian besar dari kita tidak suka memiliki seorang istri atau ibu yang doyan ngomel, karena biasanya dianggap sebagai sesuatu yang menyebalkan bagi seorang suami atau seorang anak.
Tapi jangan salah, dibalik itu banyak sisi positifnya, tapi tergantung juga hal-hal apa yang menjadi bahan omelannya. Dari sebuah penelitian terbaru justru seolah menilai, mereka yang memiliki istri atau ibu yang doyan ngomel patut untuk bersyukur.
Nah anehkan, memiliki istri atau Ibu yang doyan mengomel justeru patut bersyukur. Saya sangat setuju dengan penelitian tersebut, karena saya meskipun kurang suka dengan omelan istri, tapi saya sudah memetik banyak manfaatnya.
Riset dilakukan oleh ilmuwan dari University of Essex dengan melacak pengalaman 15.000 gadis berusia 13 hingga 14 tahun di Inggris selama periode enam tahun.
Hasil riset membuktikan, orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi pada buah hatinya membuat sang anak memiliki peluang besar untuk sukses.
Berdasarkan pengalaman saya, memang istri yang doyan ngomel terhadap sesuatu yang tidak pantas dalam pandangannya, karena dia memiliki standard yang tinggi terhadap kepatutan dan kepantasan. Ini jelas sesuatu yang sangat positif.
Dalam hal etika dan penampilan, saya selalu dikoreksi sama istri, dan itu sejak kami masih berpacaran. Dampak positif yang saya dapatkan, saya menjadi perfeksionis dalam segala hal, sehingga berpengaruh juga dalam pekerjaan saya.
Anak-anak yang di didik oleh Ibu yang doyan ngomel cenderung lebih disiplin, menurut sebuah studi, anak perempuan yang lahir dari seorang ibu yang cerewet dalam menyampaikan nasihatnya berpeluang besar untuk sukses.
Tapi ya kalau ngomel sepanjang hari juga gak bagus sih, karena lama-lama jadi mudah stress. Tapi yang jelas harus dilihat dampak positifnya terhadap anak-anak, tetap harus dikontrol. Sebagai suami tetap harus bisa memposisikan diri sebagai mediator antara anak dan ibunya.
Saya merasakan banyak manfaat dari isteri yang doyan ngomel,
Begitu juga dengan anak-anak saya, mereka terbiasa hidup disiplin, juga Mandiri. Begitu berumah tangga mereka sudah tahu dan siap menghadapi keadaan, dan mewarisi sikap ibunya secara positif.
Secara positif omelan itu harus disikapi sebagai sebuah intensitas yang tinggi dari proses komunikasi, tidak perlu dimulai sebagai sesuatu yang negatif. Jika dinilai sebagai sesuatu yang negatif, maka efek yang diterima pun akan menghasilkan sesuatu yang negatif.
"Ada perbedaan antara terus-menerus mengomel dan menerapkan aturan, menetapkan pedoman, nilai-nilai pendidikan dan menetapkan tujuan,” kata Sanam Hafeez, neuropsikolog dari New York.
Ketika orang tua terlalu banyak mengomel, anak-anak berpikir mereka tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar sehingga mereka mungkin juga berhenti berusaha.
"Anak-anak dan remaja akan membuat kesalahan. Jika Anda harus mengomel, mengomellah dengan bijak," saran Hafeez.
Sumber : Intisari.grid.id
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews