Bebaskan Richard Eliezer

Yang perlu jadi titik perhatian adalah rencana Sambo utamanya pada scene penghilangan barang bukti itu yang harus dititikberatkan karena di sinilah letak ‘kejahatan Sambo’ sesungguhnya.

Rabu, 19 Oktober 2022 | 06:43 WIB
0
176
Bebaskan Richard Eliezer
Bharada Richard Eliezer (Foto: Facebook.com)

Tadi pagi, 18 Oktober 2022 ada peristiwa menarik perhatian publik. Yaitu pembacaan statemen Bharada Richard Eliezer atas pengakuan rasa bersalahnya dan tidak kuasanya dia terhadap perintah Jenderal Sambo. 

Namun yang jadi titik perhatian di sini adalah ketulusan Bharada E, bahwa dia melakukan itu tidak dalam perencanaan, tapi dilakukan spontan karena kuasa psikologi dari Jenderal Sambo.

Penyidikan ada tidaknya rencana, dan apakah Bharada E terlibat dalam perencanaan juga apakah Bharada E dijanjikan sesuatu oleh Jenderal Sambo perlu pendalaman yang lebih jauh.

Tapi kalau dalam pandangan publik yang perlu diperhatikan adalah “Rasa Takut Bharada E Terhadap Perintah Sambo”. 

Rasa takut inilah yang perlu didalami ahli psikologi. Karena bila itu terbukti adanya rasa takut yang berlebihan dan adanya sikap patuh pada perintah atasan tanpa reserve seperti yang diajarkan institusinya dalam menjalankan perintah atasan maka Bharada E adalah “alat” dan dia dikategorikan tidak punya pikiran yang berkuasa atas tindakannya, dia bergerak di luar batasan dirinya.

Ini artinya saat scene menembak Brigadir Joshua, Bharada E bukan menjadi dirinya tapi ia mengubah dirinya menjadi pribadi yang lain. Pengubahan pribadi ini bisa membebaskan hukuman dari Bharada E dan memperberat hukuman Sambo. 

Yang perlu jadi titik perhatian adalah rencana Sambo utamanya pada scene penghilangan barang bukti itu yang harus dititikberatkan karena di sinilah letak ‘kejahatan Sambo’ sesungguhnya. 

Sementara jasa Bharada E terhadap terbongkarnya kasus ini harus jadi kejadian yang meringankan bahkan bisa membebaskan dia, karena berkat pengakuan Bharada E ke pengacara sebelumnya Deolipa, membuat kasus ini terbongkar yang bisa membawa Polisi langsung menangkap Sambo.

Dan ini memicu terbongkarnya kejahatan Duren Tiga di bawah arahan Sambo.

Anton DH Nugrahanto