Olahraga Yuk

Kesehatan kami mengalami perubahan yang significant, sudah tidak ada lagi pegawai dikantor kami yang obesitas, hampir semua merasakan manfaat olahraga, dan merasa hidup nya jauh lebih sehat

Senin, 7 Oktober 2019 | 00:47 WIB
0
435
Olahraga Yuk
Ilustrasi olahraga lari {IG runningfactor]

Budaya olahraga, dan hidup sehat mulai aku kenal sejak sepuluh tahun yang lalu, saat itu aku bekerja di perusahan Oil and Gas asing  yang berkantor pusat di Sydney.

Salah satu kelebihan bekerja di Oil and Gas adalah adalah mereka sangat menjunjung tinggi “life balance”.

Karena semua kiblat aturan yang diterapkan mengacu  ke Australia,  so kami diwajibkan mengikuti budaya kerja dan life style mereka, termasuk standard gaji tentunya hehehe.

Mulai dari sarapan ala Aussie, olahraga ala Aussie, coffee break ala Aussie bahkan cara menghilangkan stressful pun  ala Aussie. Aussie mindet banget kan.

Gaya Aussie yang  dipaksakan

Diawali dengan setiap karyawan yang diwajibkan untuk bisa berenang minimal gaya bebas, setidak nya 1x sehari kami diharuskan berenang,  buat yang belum bisa berenang akan diberikan sesi private lesson oleh guru renang dan semua biaya di tanggung oleh perusahaan, beruntung kami berkantor di gedung yang mempunyai fasilitas nge-gym yang komplit termasuk kolam renang, tennis dan squash.

Setelah kewajiban berolahraga, di lanjutkan dengan sarapan ala Aussie, yaitu susu low fat, dengan oatmeal atau roti gandum dengan olesan mentega unsalted, dan low fat pun mulai diterapkan.

Ada kejadian lucu, ketika menu sarapan disiapkan oleh OB jam 7:30 pagi di ruang makan, karena jam kantor kami mulai dari jam 7 pagi jadi  ketika jadwal sarapan tiba hampir semua teman-teman sudah datang dan berada di ruangannya masing-masing.

Tepat jam 7:30 pagi mereka duduk manis di ruang makan “menikmati sarapan ala Aussie” melihat wajah teman-teman yang tidak terbiasa dengan menu tersebut  akupun  tersenyum geli, terlihat dengan susah payah mereka menelan, namun mereka tetap berusaha untuk menghabiskan sarapan mereka.

30 menit kemudian ritual sarapan ala Aussie berakhir, mereka bergegas keluar dari ruang makan, aku pikir mereka kembali ke ruangan masing-masing.

Tak lama kemudian bos ku memanggil aku “Helwa tolong panggil team drilling untuk ke ruangan meeting 20 menit lagi karena saya mau meeting dengan mereka”.

Aku pun bergegas menuju area drilling team, begitu sampai  disana  eh ternyata ruangannya kosong, loh kemana orang-orang ini?

Aku  coba menghubungi  salah satu dari mereka,  oala, ternyata mereka sedang  melanjutkan sarapan yang sebenarnya di warung  pojok dibawah di luar gedung.

Mereka bilang “ wong perut kita biasa diisi dengan lontong sayur, nasi uduk ya engga nampol kalau hanya diisi susu dan oatmeal, belum sampai jam 9 pasti  badan sudah gemetaran karena perut masih keroncongan minta di isi”, perut kita kan perut orang Indonesia bukan perut bule,  begitu kata mereka, aku cuma bisa tersenyum mendengarnya.

Selain ritual sarapan pagi ala Aussie,  juga ada ritual coffee break ala Aussie yaitu setiap jam 10 pagi dan 2 siang, yaitu  fresh fruit dengan ukuran sedang yang dibagikan ke setiap ruang kerja, untuk ritual yang ini tidak ada yang protes. Aih pintar nya tahu saja mereka mana yang makanan enak.

Isi buku absen

Sebelum budaya ini diterapkan kepada kami, satu bulan sebelumnya kantor pusat kami mengirim team  untuk datang ke kantor kami yang di Jakarta untuk melakukan sosialisasi, memberi informasi kenapa ini perlu diterapkan, menerangkan benefitnya , macam-macam program yang akan diterapkan  dan hadiah yang akan diberikan, sebagai karyawan yang baik  kami pun hanya menurut dan mengikuti aturan yang ada.

Tiap hari kami diwajibkan untuk nge-gym dan harus mengisi absen dimana laporan absen tersebut akan dikirim ke kantor kami di Sydney tiap akhir bulan.

Salah satu progam yang diterapkan adalah  "mengecilkan lingkar pinggang, menurunkan kolesterol"  hasil nya akan di review setiap tiga bulan,  pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang bisa dipilih via website kami dengan beberapa pilihan seperti Iphone, Laptop Microsoft Surface, winter jacket, gelang / kalung mutiara

Kami terbagi menjadi tiga  kelompok jam olahraga,  jam pagi  hari sekitar jam 6 untuk yang early bird, jam siang disaat makan siang dan jam after hour.

Sebagai orang Indonesia yang terbiasa makan enak tanpa memperdulikan kolesterol dan dampak lainnya mungkin budaya olahraga dan budaya hidup sehat itu terasa sangat berat buat kami diawal,  saat itu istilah "bersakit sakit dahulu dan bersenang senang kemudian sangat cocok untuk kami," bahkan kami pun di ajarkan cara me-release stressful dengan melakukan olahraga.

Tak disangka banyak diantara kami memilih skip lunch untuk berenang atau bermain squash dibanding makan makanan yang enak, bahkan pernah satu waktu atasanku saat sedang berseteru  di ruang meeting dengan beberapa BOD lain,  mendadak beliau minta break 30 menit karena mau berenang saat itu semua peserta meeting hanya bisa menyaksikan kejadian itu dengan mulut ternganga.

Menurut mereka kalau situasi meeting sedang alot maka keluar sesaat untuk exercise salah satu metode ampuh untuk menghilangkan stressful.

Hari-hari penuh dengan penderitaan kami jalani dengan terpaksa, tak terasa lima tahun berlalu sudah, teman-teman yang awalnya bermuka masam jika sudah waktu nya harus berolahraga sudah mulai terlihat  lebih santai dan tidak terbebani, masa-masa penderiaan itu perlahan mulai sirna diganti menjadi energy positif.

Undur diri

Perusahan yang sangat loyal dan baik hati itupun akhirnya menyerah karena harga minyak yang menurun drastis  selama 2 tahun berturut-turut  yang mengakibatkan  perusahaan kami menarik dari dari Indonesia dan mengembalikan semua asset blok nya ke Migas.  

Di beberapa bulan terakhir sebelum kantor kami tutup kami mulai flashback bercerita  tentang memori hari-hari kami yang penuh penderitaan tapi terasa sangat manis untuk dikenang.

Lima tahun di gempleng menjadikan "olahraga buat kami bukan sebagai kewajiban tapi kebutuhan hidup"  rasanya ada yang kurang jika sehari saja tidak olahraga, memang membutuhkan waktu dan komitmen  yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang berharga  tapi percaya lah tidak ada jerih payah yang sia-sia.

Awalnya benci sekarang berubah menjadi cinta, awal nya terpaksa sekarang dengan senang hati menjalankannya.

Kesehatan kami pun mengalami perubahan yang significant, sudah tidak ada lagi pegawai dikantor kami yang obesitas, hampir semua merasakan manfaat olahraga, dan merasa hidup nya  jauh lebih sehat, hasil jerih payah kami selama lima tahun tidak sia-sia, dan bonus nya adalah mendapat body yang indah.

Semakin muda usia semakin gemar olaharga

Saat ini masyarakat kita sedang deman olahraga lari, banyak perlombaan yang di sponsori oleh berbagai instansi pemerintah, perusahaan-perusahan  dan BUMN. 

Olahraga lari pun menjadi olahraga yang paling digemari terutama oleh kaum milenial dan peminatnya pun sangat banyak, bahkan untuk event yang diselenggarakan di kota-kota besar seperti Bali, Jogya registration sudah ditutup jauh sebelum acara dimulai.

Apakah artinya olahraga lari sudah menjadi gaya hidup anak milenial? Atau kesenangan sesaat yang akan hilang seiring dengan berjalannya waktu? Who knows?

Tapi apapun itu satu hal yang pasti generasi milenial sudah menyadari gaya hidup sehat itu penting, lalu bagaimana dengan generasi Gen X dan Baby Boom? Dare to try?

***