Jorden van Foreest

Banyak yang tidak tahu bahwa para sekondan Magnus ini tidak ikut ke Dubai. Mereka menjadikan kota Phuket di Thailand, sebagai markas.

Kamis, 6 Januari 2022 | 08:28 WIB
0
184
Jorden van Foreest
Jorden van Foreest (Foto: Vincent Jannink)

Tahun 2021 adalah tahunnya GM Jorden Van Foreest. Pecatur asal Belanda ini menjuarai turnamen elit Tata Steel 2021 pada awal tahun dan pada akhir tahun terpilih sebagai salah satu sekondan GM Magnus Carlsen di kejuaraan dunia.

Jorden, 22 tahun, tidak perlu berpikir panjang memenuhi permintaan Carlsen untuk bergabung dengan tim beranggotakan lima orang yang akan membantu pecatur Norwegia itu meraih gelar juara dunia kelimanya. 

“Ini adalah tingkat yang sama sekali baru untuk saya. Saya belajar banyak hal berguna tentang varian pembukaan tertentu dan cara kerjanya," jelas Jorden. 

"Sebagai sebuah tim, kami bekerja dengan bantuan enjin catur baru setelah itu Magnus melihat hasil temuan kami namun tetap kritis. "Dia suka melihat varian baru tanpa bantuan enjin, dengan otaknya sendiri," tambahnya.

Carlsen merahasiakan identitas anggota tim sekondannya sampai kejuaraan dunia selesai. Masalahnya di kejuaraan tingkat dunia, semua informasi tentang lawan dapat terbuka dari cara musuh memilih sekondan.

Setelah mempertahankan gelarnya baru Carlsen membuka nama-nama para sekondannya. Ia menyebut Van Forest sebagai orang baru yang memasoknya ide-ide kreatif. 

“Magnus bisa mengapresiasi kreativitas dalam permainan saya. Tapi saya rasa itu bukan satu-satunya alasan dia mengundang saya ke timnya", kata Jorden.

“Dia juga ingin saya menjadi mitra pelatihan di catur kilat, untuk mengantisipasi pertandingan diakhiri dengan play-off. Dan saya adalah tambahan yang baik di bidang itu," tambah Jorden.

Banyak yang tidak tahu bahwa para sekondan Magnus ini tidak ikut ke Dubai. Mereka menjadikan kota Phuket di Thailand, sebagai markas mereka.

Tim sekondan menganalisis pembukaan Nepomniachtichi secara rinci guna mempersiapkan Carlsen secara optimal untuk pertandingan berikutnya. “Kami bangun pukul 07:30 waktu Thailand di pagi hari dan bekerja hingga pukul 16:30.

Itu tenggat waktunya, lalu kami harus mengirimkan semua temuan kami tadi kepada Carlsen di Dubai," kata Jorden.

Hasil pekerjaan itu terbayar tuntas. “Nepo membuat kesalahan dan itu adalah strategi pertandingan kami. Kami tidak perlu mendapatkan keunggulan besar di pembukaan, tapi kami datang dengan kejutan," ujar Jorden.

"Pada awalnya, Nepo bereaksi dengan baik dengan menahan Carlsen imbang. Kami tidak melakukan sesuatu yang gila dengan Hitam, dan jika dengan Putih Anda memiliki pilihan antara liar dan aman, kami memilih aman," kata Jorden.

Di partai keenam, partai terpanjang di kejuaraan dunia ini, peluang naik turun dan kedua pemain mengalami masalah dengan waktu. Setelah 136 langkah, Nepo menjatuhkan Rajanya. 

Penantang asal Rusia itu tampak patah semangat dan kalah tiga kali dari lima pertandingan berikutnya. Hasil akhir 7½-3½ dan Carlsen mempertahanjan gelar juara dunia untuk keempat kalinya secara berturut-turut.

***