Ungkapan "Darling" dan "Sweet Heart" sebagai Strategi Marketing

Kalau sudah mendapatkan sapaan manis tersebut, sudah merupakan daya tarik tersendiri bagi setiap calon pembeli serta kelak akan kembali lagi minum di tempat yang sama.

Sabtu, 30 November 2019 | 11:46 WIB
0
362
Ungkapan "Darling" dan "Sweet Heart" sebagai Strategi Marketing
Ilustrasi perempuan dan secangkir kopi (Foto: Kompasiana.com)

Mungkin Di Indonesia Juga Sudah Diterapkan?

Zaman dulu, kata kata: "darling" dan "sweet heart" masih merupakan ungkapan rasa hati yang mendalam terhadap seseorang. Dan dianggap sakral sehingga hanya ditujukan pada orang orang tertentu saja. Tetapi sejak beberapa tahun belakangan ini, kedua kosa kata tersebut sudah menjadi bagian dari bahasa marketing.

Setidaknya hal ini terjadi di Australia.

Pertama kali mendengarkan kalimat ini, ketika kami singgah di salah satu Cafe untuk minum secangkir Cappuccino di musim dingin. Begitu masuk, gadis yang melayani di Cafe tersenyum manis dan menyapa ceria: "Hi good morning, what can I do for you, darling?" 

Saya mencoba melihat ke belakang dengan pemikiran boleh jadi kalimat tersebut ditujukan kepada orang lain. Tetapi kembali gadis ini mengucapkan dengan suara lebih keras: "Yes, sweet heart, what can I do for you?" sambil mencondongkan wajahnya kearah saya.

Ternyata ia menyapa saya. Maka saya pesan: "Two Cappuccino, with 2 sugar each please". Dan kami langsung duduk. Istri saya langsung bertanya: "Kenal di mana?" Seperti lirik lagu: "Jangan ada dusta diantara kita", maka saya jawab: "Baru kali ini bertemu"

Ternyata Bagian Dari Strategi Marketing 

Setelah beberapa kali mendengarkan sapaan "darling" dan "sweet heart", kami baru paham bahwa hal tersebut adalah bagian dari strategi marketing. Karena kalau sapaan "Good morning Sir, what can I do for you?" agaknya sudah basi. Maka pebisnis, khususnya dibidang Cafe dan Restaurant menggunakan taktik menyentuh hati para calon pembeli dengan sebutan:" halo sayang" dan ternyata berhasil.

Jadi seandainya suatu waktu teman teman berkunjung ke Australia dan mendapatkan sapaan seperti diatas, jangan mengira bahwa yang menyapa adalah tipe gadis nakal atau jatuh hati pada pandangan pertama, sehingga terbawa bawa dalam mimpi.

Karena sapaan tersebut adalah bagian dari strategi menjual produk, khususnya dibidang pelayanan di Cafe dan restoran.

Kalau sudah mendapatkan sapaan manis tersebut, sudah merupakan daya tarik tersendiri bagi setiap calon pembeli serta kelak akan kembali lagi minum di tempat yang sama.

Apakah di Indonesia Juga Sudah Diterapkan Gaya Ini?

Selama beberapa kali kesempatan pulang kampung, kami selalu makan di rumah makan Padang. Sehingga tidak pernah mendengarkan sapaan: "Selamat sore sayang, mau belanja apa?" Tapi boleh jadi di restoran mewah atau di Cafe sudah diterapkan?

Sejujurnya, saya tidak tahu. Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya. Bila suatu waktu jalan jalan ke Australia, bila suami disapa "darling " atau "sweet heart" ,jangan sampai berantem sama suami.

Herannya, hingga saat ini saya belum pernah mendengar, Pelayan pria menyapa tamu wanita dengan sapaan manis seperti di atas.

Hmm.. syukurlah. Kalau sampai kejadian ada pelayan pria yang menyapa demikian, maka giliran saya melakukan interogasi kepada istri saya: "Kenal dimana?" 

Tjiptadinata Effendi