Terkadang kita sering memoles diri supaya kelihatan baik tetapi kadang dalam memoles diri atau membangun citra tersebut berlebihan.
Sering kita mendengar istilah "pencitraan". Biasanya kosakata ini sering muncul disaat menjelang pilkada atau pilpres.
Seorang tokoh politik yang ingin maju dalam pilkada atau pilpres sering melakukan pencitraan atau membangun kesan yang baik atau positif kepada masyarakat.
Pencitraan pada dasarnya membangun image atau citra diri dengan tujuan tertentu. Melakukan pencitraan bukan suatu perbuatan terlarang asal jangan berlebihan dalam membangun kesan baik itu. Sewajarnya saja.
Sama seperti wanita melakukan make-up atau memoles wajah, selama tidak berlebihan atau menor bisa menambah kesan cantik atau anggun yang melihat atau menilainya.
Pada dasarnya setiap orang melakukan pencitraan atau membangun kesan baik atau positif dihadapan teman, sahabat atau masyarakat.Hanya kadarnya saja yang membedakan antara satu dengan laiinya.
Belum lama ini di facebook beredar link atau situs porno yang di tag atau dikirim ke banyak akun facebook. Sontak saja ramai-ramai memberikan klarifikasi yang intinya mereka tidak pernah membagikan atau menyebarkan link porno tersebut. Bahkan demi kenyamanan atau biar tidak timbul kesan negatif dimata teman-teman dunia maya-mereka melakukan blokir kepada akun-akun atau link porno tersebut.
Apa yang dilakukan di atas bisa dikatakan melakukan pencitraan atau membangun image atau kesan positif, bahwa mereka tidak suka mengkonsumsi film porno dari link yang dibagikan tersebut. Padahal atau faktanya tak sedikit yang menyukai atau tidak alergi kalau menonton film porno dari link atau situs porno yang dibagikan tersebut.
Ambil contoh beberapa yang lalu heboh ada artis beradegan ranjang sambil melet-melet atau mengeluarkan lidahnya. Banyak yang menyayangkan kok adegan ranjang tersebut durasinya terlalu cepat dan banyak yang menanyakan ada engga durasinya yang lebih lama. Bahkan minta berbagi link atau minta dikirimi lewat Whatsapp.
Artinya manusia kalau terlihat oleh orang banyak suka malu-malu atau menjaga image atau menjaga citra diri dan cenderung munafik, tapi dalam group private mereka sebenarnya sering berbagi film adegan ranjang tersebut.
Bahkan kita sering menyaksikan di group Whatsapp-orang terkesan menjadi alim atau seperti menjadi ustadz atau ustadzah dadakan karena sering membagikan petuah-petuah keagamaan dan nasehat yang bijak.
Kadang sehari bisa tiga kali dalam membagikan petuah atau pesan keagamaan atau spiritual tersebut. Sudah seperti jadwal minum obat. Padahal di dalam smartphone juga menyimpan film atau video bokep.
Dan pernah ada kejadian, mungkin awalnya mau share atau mengirim petuah-petuah bijak tersebut-ee malah yang terkirim video bokep. Sontak yang di group Whatsapp terkaget-kaget.
Rusaklah pencitraan atau citra diri yang selama ini dibangun supaya timbul kesan positif atau baik dihadapan sahabat atau temannya.
Begitulah, terkadang kita sering memoles diri supaya kelihatan baik tetapi kadang dalam memoles diri atau membangun citra tersebut berlebihan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews