Bagi Marquez, pendekatan para rivalnya yang tidak terlalu memusingkan perebutan gelar juara dunia 2019, justru lebih membahayakan karena mereka bersikap "nothing to lose".
Musim Balapan MotoGP 2019 tinggal menyisakan tujuh putaran balapan, diawali dengan GP San Marino pada akhir pekan ini (15/9/2019). Mampukah para rival Marc Marquez menggagalkan gelar juara MotoGP ke-6 untuk pebalap Repsol Honda itu?
Pertanyaan itu memang cukup menggelitik, terlebih setelah Marquez mengalami dua kekalahan beruntun, yaitu dari Andrea Dovizioso (Ducati) dan Alex Rins (Ecstar Suzuki). Akan tetapi dengan keunggulan 78 poin dari rival terdekatnya, yaitu Dovizioso, tampaknya akan sulit sekali untuk menghentikan pebalap asal Spanyol itu menambah gelar juara dunia MotoGP-nya, terlebih lagi pada musim ini Marquez telah menunjukkan kedewasaannya saat balapan.
Dengan 7 putaran tersisa itu, artinya Dovi harus memenangi seluruh balapan tersebut dan meninggalkan Marquez jauh di belakang, atau minimal Marquez tertinggal 12 poin di setiap balapannya. Hampir bisa dipastikan hal itu tidak akan bisa dicapai.
Meskipun gagal meraih podium tertinggi, Marquez hampir selalu menempatkan dirinya di podium pada musim ini (dengan pengecualian GP Amerika). Pebalap andalan Repsol Honda ini pun tidak mau lagi mengulang kesalahannya di GP Amerika, yang membuat Marquez gagal menyelesaikan balapan.
Dalam wawancara seusai balapan yang gagal dimenanginya, Marquez sering mengungkapkan bahwa dirinya kini lebih memikirkan bagaimana memenangi gelar juara dunia 2019, sehingga tidak sangat memaksa untuk memenangi setiap balapan.
Artinya, Marquez kini sangat menyadari betapa pentingnya memperoleh tambahan poin dari setiap balapan, dan tidak sangat memaksakan diri untuk terus menjadi pemenang.
Dengan kondisi seperti itu, para rival Marquez pun pasti sangat menyadarinya sehingga kemungkinan besar fokus mereka kini sudah beralih lebih ke bagaimana menyiapkan diri untuk musim 2020, dan menjalani sisa musim 2019 ini dengan “nothing to lose”.
Bagi Marquez, pendekatan para rivalnya yang tidak terlalu memusingkan perebutan gelar juara dunia 2019, justru lebih membahayakan. Pasalnya, dengan nothing to lose itu, rival-rival Marquez berkemungkinan besar tak segan mengambil risiko, yang bisa membahayakan Marquez.
Oleh karenanya, pebalap yang pernah diberi julukan baby alien itu patut lebih waspada, dan menghindarkan diri sebisa mungkin dari berada di kelompok besar pebalap.
Sisa musim 2019 juga menarik untuk mencermati bagaimana kemajuan tin Monster Yamaha. Tanda-tanda positif pada dua musim terakhir yang diperlihatkan Maverick Vinales maupun Valentino Rossi, mengindikasikan tim Yamaha sudah mulai menemukan “kunci” untuk memaksimalkan potensi motor mereka.
Jika pada tujuh putaran terakhir musim 2019 ini, duet pebalap Yamaha itu bisa meraih podium di setiap putarannya, maka kita bisa berharap tim berlambang Garpu Tala itu akan bisa semakin kompetitif di musim 2020.
Kita lihat saja ….
***
Keterangan: Tulisan ini telah ditayangkan sebelumnya di Sakabisa.com dengan judul "Bisakah Para Rival Gagalkan Marquez Rebut Gelar 2019?" Anda bisa menayangkan tulisan dan produk unggulan yang Anda miliki di Sakabisa.com.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews