Dengan keleluasaan saya sebagai pembawa acara, susunan panggung dan posisi model betul-betul saya atur agar bisa menghasilkan foto mirip karya Richard Lewis itu.
Sesungguhnya tidak pernah ada foto yang sama sekali baru di dunia ini. Sebuah foto selalu merupakan sebuah hasil "peniruan" dari foto- foto yang pernah dibuat sebelumnya. Seorang fotografer yang kreatif sebenarnya cuma mengeluarkan aneka memorinya akan foto bagus yang pernah dilihatnya saat berkarya. Sebuah foto selalu merupakan perpaduan dari beberapa foto yang pernah dilihat sang pemotret sebelumnya.
Foto A (di bawah) menampilkan dua foto yang sangat mirip, yaitu sama-sama antrean dengan menonjolkan seorang anak kecil yang terjepit. Foto A atas dibuat tahun 2005 sehingga tidaklah mungkin merupakan tiruan dari yang buatan 2009 di bawahnya. Foto A bawah dibuat di Pakistan, juga tidak mungkin meniru foto A atas yang pernah dimuat harian Kompas karena harian ini tak beredar di Pakistan.
Foto A adalah contoh kesamaan ide. Kasarnya, manakala ada antrean di mana pun, seorang fotografer biasanya akan memfokuskan diri pada satu atau dua orang unik di dalam antrean itu. Selalu ada ide umum dalam dunia fotografi. Dan ide umum ini dibentuk dari beberapa ratus atau bahkan ribuan foto tentang antrean yang pernah beredar di dunia ini.
Dianggap mirip
Adapun foto B kiri (foto tulisan ini paling atas) kiri menampilkan foto Marilyn Monroe untuk karakter film The Seven Year Itch (1954) dan foto B kanan menampilkan Kelly LeBrock dalam film The Woman in Red (1984). Kesamaan kedua foto adalah sama-sama menampilkan wanita yang roknya tersingkap tiupan angin dari arah bawah.
Poster The Woman in Red bisa dikatakan"sengaja" memancing orang pada ingatan akan foto karya Matty Zimmerman yang sangat terkenal itu. Sebuah peniruan yang sebenarnya "pemiripan" untuk tujuan tertentu.
Hal yang mirip adalah pada foto D ( di bawah ini) yang menampilkan poster film The Graduate (1967) dengan sampul majalah Matra edisi perdana (1986). Siapa pun pasti sepakat bahwa foto D kanan terinspirasi foto D kiri dengan maksud tertentu, mungkin untuk menggambarkan bahwa majalah Matra adalah majalah gaya hidup pria.
Yang agak kurang nyambung pada sampul Matra adalah konteks pria dan kaki wanita itu. Pada poster asli The Graduate jelas bahwa sang pria (Dustin Hoffman) masuk kamar dan sang wanita berada di ranjang. Sementara di sampul Matra itu kaki indah sang wanita semata tempelan saja.Lalu, kalau Anda perhatikan foto C (foto utama tulisan ini di atas), adakah sesuatu yang terpikirkan? Benarkah majalah TIME gegabah menyontek sebuah foto yang sangat terkenal karya Joe Rosenthal tahun 1945 itu?
Meminjam pemahaman
Sampul majalah TIME yang mengangkat cerita sampul tentang upaya AS memimpin penanganan pemanasan global dunia,memang meminjam "efek" dan imaji yang sudah melekat pada foto Rosenthal itu, yaitu upaya AS untuk selalu "bangkit". Pemakaian sebuah foto untuk bahan ilustrasi sangatlah umum di dunia jurnalistik.
Foto terakhir untuk tulisan ini memang sungguh-sungguh menampilkan upaya meniru. Karena terkesan dengan foto karya Richard Lewis di London Fashion Week 2005, saya pun ingin mempunyai foto karya sendiriyang lebih kurang sama.
Kesempatan datang saat saya mendapat kesempatan menjadi pembawa acara lomba foto yang diadakan majalah SNAP tahun 2007. Dengan keleluasaan saya sebagai pembawa acara, susunan panggung dan posisi model betul-betul saya atur agar bisa menghasilkan foto mirip karya Richard Lewis itu.
Arbain Rambey
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews