FIFA yang Melanggar "Rule of the Game", Pisahkan Olahraga dari Politik!

Harusnya memandang kemanusiaan bukan dari sudut pandang tetapi memandang secara menyeluruh atau konprehensif.

Kamis, 3 Maret 2022 | 21:07 WIB
0
273
FIFA yang Melanggar "Rule of the Game", Pisahkan Olahraga dari Politik!
FIFA (Foto: tribunnews.com)

Konon, dalam olahraga harus menjunjung sportivitas dan menjauhkan olahraga dari kepentingan politik. Bahkan tak jarang seorang atlet menolak bertanding ketika lawan yang akan dihadapi berasal dari Isreal.

Kalau kita sepakat bahwa olahraga harus dijauhkan dari kepentingan politik, maka kita harus menjunjung sportivitas dan tidak mendua atau menggunakan standard ganda.

Lembaga tertinggi sepak bola yaitu FIFA menjatuhkan sanksi untuk sepak bola Rusia dan tidak bisa  mengikuti turnamen sepak bola sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Ini akibat imbas perang Rusia menyerang Ukraina. FIFA menganggap larangan sepak bola Rusia dalam turnamen sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas serangan Rusia kepada Ukraina.

Kalau benar apa yang dilakukan FIFA sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, mengapa FIFA memilih dan memilah hanya terkait serangan Rusia kepada Ukraina?

Mengapa hal itu juga tidak dilakukan kepada negara lain misal negara-negara yang menyerang kepada negara Yaman atau Suriah atau konflik Israel vs Palestina sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan?

Kalau atas nama kemanusiaan harusnya sama dalam memperlakukannya.

Apakah korban perang di Yaman, Suriah, Irak, Libya dan Palestina bukan berujud manusia atau hanya sekumpulan bebek yang berjumlah ratusan ribu atau jutaan?

Kalau atas nama kemanusiaan harusnya tidak memilah dan memilih. Kemanusiaan adalah satu rasa. Tetapi kalau rasa itu berbeda dalam menanggapi konflik korban perang, maka ada yang salah dalam rasa kita, ketika memandang kemanusiaan.

Harusnya memandang kemanusiaan bukan dari sudut pandang tetapi memandang secara menyeluruh atau konprehensif.

Apakah FIFA tidak tahu aturan main yang telah dibuatnya sendiri dalam Rule of the Game yaitu yang melarang setiap pemain mengungkapkan pernyataan politiknya, entah itu sebagai solidaritas atau dukungan terhadap kemanusiaan?

Bahkan FIFA mewanti-wanti untuk menjauhkan olahraga sepak bola dari politik.

Bahkan cabang olah raga Taekwondo dunia juga mencabut sabuk hitam penghormatan yang telah diberikan kepada Putin.

Mengapa kita bisa bersimpati dan berempati atau meneteskan air mata kepada negara Ukraina (korban perang) yang baru beberapa hari diserang diserang Rusia, tetapi di lain pihak kita tidak bisa bersimpati atau berempati atau meneteskan air mata kepada negara lain yang diserang oleh negara lain sampai puluhan tahun dan negara itu luluh lantak seperti yang terjadi dikawasan timur tengah atau Afrika atau belahan negara manapun? Toh wujudnya sama-sama manusia.

Apa hanya karena berbeda kasta, kulit atau ras sehingga mendapat perlakuan yang berbeda?

Setiap kepala boleh berbeda dalam sudut pandang yang mengakibatkan pro dan kotra dalam melihat atau menilai konflik perang, tetapi harusnya atas nama kemanusiaan tidak akan berbeda sekalipun berbeda kepala. Karena rasa kemanusiaan muncul dari nurani setiap insan yang paling dalam dan jernih.

Tetapi begitulah masyarakat dunia selalu memihak atau condong sekalipun atas nama kemanusiaan.

***