Kesal atau marah sah-sah aja. Jiwa patriotisme bergelora itu bagus. Tapi mbok ya jangan membabi buta, sampai menyerang karakter pribadi/fisik seseorang.
Hai Sobat Ambyar tertjintah...
Lagi pada heboh gara-gara video wawancara Agnez Mo yang di New York itu, ya? Udah pada nonton sebelum berkomentar? Nih, kalau belum nonton, saya kasih link berita dan video yang full, mumpung saya lagi kurang kerjaan:
Di status ini saya nggak akan mengomentari ujaran Agnez yang bilang bahwa dia "nggak punya darah Indonesia sama sekali dan cuma numpang lahir di Indonesia".
Situasi ini bisa saya balik dengan status Fatih (anak saya) yang bapak ibunya Indonesia tulen, tapi Fatih sendiri nggak lahir di Indonesia. Dia juga cuma pernah tinggal 7 bulan aja di Indonesia dari 13 tahun umurnya.
Apakah Agnez lebih Indonesia dari Fatih? Apakah Fatih kurang Indonesia dibandingkan Agnez? Silakan berpendapat.
Saya nulis tentang ini karena teringat status yang saya tulis 10 hari lalu (Pindah Kewarganegaraan). Di antara ratusan komentar yang masuk, ternyata ada satu komentar yang nyempil beda sendiri. Di tulisan itu saya bilang, bahwa "meski saya nggak ngefans dengan pemerintah sekarang yang bikin Indonesia makin kacau balau, tapi saya bangga tetap berpaspor Garuda". Kurang lebih seperti itulah.
Nah, ada seorang mbak komentator yang kemudian emosi. Darah nasionalismenya seketika bergejolak. Dia bilang, "ya udah kalau nggak suka dengan Indonesia yang makin kacau. Tinggal aja terus di Norwegia dan nggak usah balik ke Indonesia." Wadidaw!
Saya kira komentar seperti itu muncul karena simbak ngefans dengan pemerintahan Pak Jokowi, sementara saya nggak. Etapi, ternyata oh ternyata... Banyak lho Gess, netizen yang dengan ringannya "main usir" kepada sesama orang Indonesia.
Kalau sebelumnya (atau mungkin sampai sekarang), ada sekelompok orang yang menyuruh kompatriot-nya minggat ke Arab karena terdeteksi sebagai Bani Unta atau mendukung ide khilafah, sekarang usiran ini berlaku lebih luas lagi.
Siapapun yang nggak suka dengan pemerintah yang ini, atau yang mengaku tidak punya darah Indonesia meski lahir di Indonesia, nasibnya sama: disuruh minggat.
Saya sempat baca beberapa komentar dari postingan teman-teman soal si Agnez ini. Ya ampun... Netizen ini banyak sekali yang mulutnya setajam jarum, ya. Imut tapi nyelekit. Yang menyedihkan, kalimat usiran disertai makian itu datangnya dari saudara saya sesama muslim.
"Ya udah pergi aja ke Amrik sono. Gak usah balik ke Indonesia."
"Baru duet sama artis Amrik aja gayanya udah macem-macem. Udah mulai gak laku tuh dia. Makanya cari sensasi."
"Indonesia nggak butuh orang sombong kayak dia."
"Indonesia nggak akan kehilangan satu orang son*ong seperti dia."
"Huh! Kacang lupa kulitnya!"
Dan seterusnya, san sebagainya...
Ya akhi ya ukhti, ke mana perginya kesantunan kita? Saya nggak sedang membela Agnez, karena menurut saya apa yang dia ucapkan memang rentan untuk jadi kontroversi. Namun bukan berarti kita yang mungkin nggak suka sama Agnez terus boleh memaki-maki sesuka hati.
Manners, people. Manners.
Saya cuma mau bilang gini. Indonesia ini milik kita bersama. Nggak boleh ada sesama orang Indonesia yang merasa lebih Indonesia, lebih Pancasilais, lebih nasionalis dibandingkan yang lain.
Selagi kita masih sama-sama WNI, kita masih punya hak yang sama untuk mampir atau tinggal di Indonesia.
Selagi kita masih mencintai ibu pertiwi (dengan cara kita masing-masing), masih taat pada pemerintah dan aturan hukum, tidak ada yang berhak menentukan apakah kita boleh tinggal di Indonesia atau tidak.
Selagi kita nggak kena cekal atau nggak berstatus persona non-grata, negara Indonesia milik kita bersama.
Kesal atau marah sah-sah aja. Jiwa patriotisme bergelora itu bagus. Tapi mbok ya jangan membabi buta, sampai menyerang karakter pribadi/fisik seseorang. Ndak boleh itu, Ndro.
Maaf ya, kalau ada yang nggak setuju dengan pendapat saya ini. Silakan aja. Asalkan tetap saling menjaga adab berkata dan berbuat. Katanya orang Indonesia itu sopan santun, ya toh? Ayo dijaga itu.
Udah. Saya cuma mau nulis itu aja. Saya jangan disuruh minggat, ya Gaess!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews