Burung merpati, atau dikenal juga sebagai merpati liar, dapat dianggap sebagai hama dalam beberapa situasi karena berbagai alasan:
Kerusakan pada Tanaman dan Bangunan: Burung merpati dapat merusak tanaman pertanian seperti tanaman biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Selain itu, mereka dapat merusak bangunan dengan menjadikan tempat tersebut sebagai sarang atau melalui kotoran yang sering ditemukan di sekitar sarang mereka.
Kesehatan Manusia: Kotoran burung merpati dapat mengandung patogen dan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit, terutama jika burung tersebut berada di dekat pemukiman manusia.
Kompetisi dengan Burung Lain: Burung merpati sering bersaing dengan burung lokal lainnya untuk sumber daya seperti makanan dan tempat bersarang. Ini dapat memengaruhi populasi burung asli.
Kemungkinan Kerusakan Struktur Bangunan: Burung merpati sering mencari tempat yang nyaman untuk bersarang, yang mungkin termasuk dalam atau di dekat bangunan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan.
Populasi yang Besar: Populasi burung merpati seringkali besar dan dapat berkembang pesat jika tidak ada pengendalian. Keberlimpahan burung merpati dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan gangguan dan kerugian.
Read More: Jamu Merpati Balap Sprint
Ketika burung merpati menjadi masalah, seringkali diperlukan tindakan pengendalian. Namun, penting untuk diingat bahwa penanganan burung merpati yang dianggap sebagai hama harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan peraturan setempat.
Tindakan seperti pemindahan, penutupan tempat bersarang, dan penggunaan alat penangkapan burung merpati harus dilakukan dengan etika dan mematuhi hukum perlindungan burung. Pemberian makanan yang sesuai untuk burung merpati liar juga dapat membantu mengalihkan mereka dari tanaman pertanian.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews