Selain dia memang cantik, tinggi semampai 174 cm, penghasilan profesionalnya sebagai petenis ya belum banyak-banyak amat sih. Baru US$ 6,819,861 atau senilai Rp 102 milyar lebih.
Inilah enaknya melihat babak-babak awal turnamen besar seperti Wimbledon. Bisa lihat yang kalah tetapi enak ditonton. Cantik lagi. Dia Katerina Siniakova, petenis Republik Czech (Cechia, Ceska) yang kalah di babak ketiga lawan petenis Australia, Asleigh Barty Sabtu.
Permainannya konsisten, servis bagus, backhand dua tangan bagus, penempatan bola oke, dan sesekali walau tak sering “approach to the net”, merangsek lawan di depan net bahkan pada saat tertekan, ketinggalan jauh dari lawan. Artinya dia sama sekali tidak takut melakukan pukulan ‘volley’ di depan net, meski lawan Asleigh Barty adalah pemain baseliner yang lebih berpengalaman.
Rupanya Katerina Siniakova adalah mantan petenis nomor satu dunia di ganda. Usia juga tak remaja lagi, ia 25 tahun. Peringkat di tunggal sedang-sedang saja, bahkan prestasi terbaik peringkat tunggalnya 31 dunia. Itupun sudah cukup lama, 22 Oktober 2018. Masuk ke Wimbledon kali inipun dia ada di urutan 64 di antara 128 pemain yang masuk babak utama. Jadi ya bukan pemain unggulan.
Bagaimana bisa disebut sebagai “mantan petenis nomor satu dunia di ganda”? Rupanya, Siniakova kini lebih fokus main di tunggal. Terutama setelah kemenangan gemilangnya, menyingkirkan petenis nomor satu dunia Naomi Osaka (juara AS Terbuka 2018, 2020 dan juara Australia Terbuka 2019) di turnamen Perancis Terbuka di Roland Garros dalam perjalanan ke babak keempat di Paris pada 2019 lalu.
Kok bisa, dia disebut mantan petenis nomor satu di ganda? Meski peringkat terbaiknya di tunggal hanya urutan 31 dunia, akan tetapi di ganda rupanya ia tercatat hebat... Bersama teman senegaranya, Barbora Krejcikova, Siniakova merebut gelar juara ganda di turnamen Grand Slam Perancis Terbuka 2018 dan Wimbledon tahun 2018. Dan baru saja di Paris bulan lalu, Siniakova dan Krejcikova juga juara ganda Perancis Terbuka 2021!
Reputasi lain yang menunjukkan kelas permainan dunianya adalah, Siniakova pernah menduduki peringkat satu dunia di nomor ganda selama 33 pekan berturut-turut pada 22 Oktober 2018.
Gelar juara? Memang belum pernah juara tunggal di Grand Slam. Tetapi setidaknya, di luar Grand Slam di turnamen seri WTA (Asosiasi Tenis Wanita Dunia), Siniakova mengantungi dua gelar juara tunggal serta 10 gelar juara ganda. Sedangkan di seri ITF ketika remaja, ia penyandang tujuh gelar juara tunggal, serta empat di nomor ganda...
Jadi meski kalah di babak ketiga Wimbledon, jangan remehkan Katerina Siniakova loh ya. Selain dia memang cantik, tinggi semampai 174 cm, penghasilan profesionalnya sebagai petenis ya belum banyak-banyak amat sih. Baru US$ 6,819,861 atau senilai Rp 102 milyar lebih.
Ternyata bukan kaleng-kaleng yah prestasi Siniakova di dunia.
JIMMY S HARIANTO, Jakarta, 04/07/2021
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews