Meski harus mengakui keunggulan lawan, pecatur terbaik Indonesia ini memberikan perlawanan sengit kepada pecatur berpengalaman dari Rusia, Sergey Karjakin. Peluang lolos masih tetap ada.
GM Susanto Megaranto, memberikan perlawanan sengit kepada lawannya, pecatur Ukraina yang kini menjadi warga negara Rusia, Sergey Karjakin, sebelum akhirnya harus menyerah kalah. Pada pertarungan partai pertama kedua pecatur di Piala Dunia Catur 2019 di Khanty Mansiysk (Rusia) itu, Susanto baru mengakui kemenangan lawannya pada langkah ke-70 setelah melalui pergulatan panjang.
Apa yang diberikan Susanto sebagai pecatur terbaik Indonesia saat ini tidak terlalu mengecewakan, mengingat lawan yang dihadapinya adalah salah satu "prodigy" catur dunia yang pernah menyandang gelar Grand Master termuda beberapa tahun lalu. Elo rating Susanto pun terpaut jauh dengan Karjakin, yaitu 212 di mana elo rating Santo saat ini 2.554, sedangkan Karjakin 2.766. Elo rating adalah peringkat yang menunjukkan ketangguhan seorang pecatur yang diperoleh dari sejumlah turnamen.
Harapan Santo masih belum pupus, masih terbuka, mengingat ada satu partai lagi yang harus dimainkan. Jika Santo mampu membalas kekalahannya untuk menyamakan kedudukan, partarungan berlangsung ke catur cepat dengan waktu pikir 25 menit. Jika di partai ini masih sama kuat, penentuan dilakukan pada catur kilat dengan waktu pikir 5 menit.
Namun agak sulit menang mengingat Susanto Megaranto giliran memegang buah hitam. Jika pada partai kedua Santo kembali menelan kekalahan lagi, maka ia harus angkat koper balik ke Tanah Air. Bahkan ketika ia menahan remis Karjakin pun, Santo tetap harus pulang. Satu-satunya cara memperpanjang partai dan membuka peluang lolos adalah kemenangan yang harus diraih pada partai kedua nanti.
Kalah Kelas
Kita harus jujur dan realistis. Kekalahan Susanto Megaranto tadi malam dari GM Sergey Karjakin pada laga pertama Piala Dunia 2019 bukan karena kalah pengalaman tetapi kalah kelas.
Perbedaan rating dan peringkat dunia yang begitu jauh bisa dijadikan tolak ukur. Itu memang salah satu kegunaan dari Elo rating, mengukur kekuatan seorang pecatur. Cara Karjakin mengisolasi bidak-bidak Susanto Megaranto kemudian memetiknya satu persatu dalam permainan babak akhir Benteng yang memikat menunjukkan perbedaan kelas itu.
Kini situasi menjadi sangat sulit bagi pecatur kita ini sebab nanti sore Santo harus menang untuk memelihara peluang maju ke babak berikutnya.
Celakanya, pecatur Indonesia ini pegang Hitam pada laga kedua sementara Susanto harus menyerang untuk bisa meraih poin penuh. Dan celakanya lagi lawannya adalah "Menteri Pertahanan Rusia" meskipun Karjakin belum tentu juga bertahan karena ia pegang Putih.
Bila terlalu memaksa akibatnya bisa fatal. Selain Magnus Carlsen rasanya tidak ada pecatur lain yang berani menyerang Karjakin dengan buah Hitam jika tidak ingin celaka.
Saya pikir, hasil imbang adalah hasil yang paling realistis bagi Susanto nanti sore. Ini tidak ada hubungannya dengan nasionalisme. Sekali lagi ini adalah perkiraan paling maksimum yang bisa didapat pecatur kelahiran Indramayu 31 tahun lalu itu.
1. d4 Nf6 2. c4 e6 3. g3 Bb4+ 4. Bd2 Be7 5. Bg2 d5 6. Nf3 O-O 7. O-O Nbd7 8. Qc2 c6 9. Bf4 b6 10. Nc3 dxc4 11. Nd2 Nd5 12. Nxc4 Nxf4 13. gxf4 Bb7 14. a4 Rc8 15. Rfd1 Qc7 16. e3 Rfd8 17. Rac1 Nf6 18. Ne5 c5 19. Bxb7 Qxb7 20. dxc5 Rxd1+ 21. Rxd1 Rxc5 22. Qd3 Rc8 23. Qe2 g6 24. h3 a6 25. Qf3 Qxf3 26. Nxf3 Kf8 27. Kf1 Ke8 28. Ne5 Rc7 29. Ke2 Bb4 30. Rc1 Bxc3 31. bxc3 Ne4 32. c4 Ke7 33. Nd3 Kd6 34. f3 Nc5 35. Ra1 Nxd3 36. Kxd3 Rc5 37. e4 f6 38. Kd4 Rh5 39. e5+ fxe5+ 40. fxe5+ Kc6 41. Rd1 a5 42. f4 Rxh3 43. c5 Ra3 44. cxb6 Kxb6 45. Rb1+ Kc6 46. Rc1+ Kd7 47. Rh1 h5 48. Rg1 Rxa4+ 49. Kc5 Rxf4 50. Rxg6 Ke7 51. Rh6 Kf7 52. Rxh5 Rf5 53. Rh7+ Kg6 54. Rh8 Rxe5+ 55. Kd6 Re4 56. Rf8 a4 57. Kc5 Kg5 58. Rf7 e5 59. Kd5 Re3 60. Rf1 a3 61. Rf2 Kg4 62. Rg2+ Kf4 63. Rh2 Rd3+ 64. Kc4 e4 65. Rh4+ Kf5 66. Rh2 Kg4 67. Rg2+ Kf3 68. Rh2 Rd1 69. Rh3+ Kf2 70. Rxa3 e3 0-1
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews