Foto yang dihasilkan dari wartawan yang diundang, sungguh-sungguh tidak boleh dipakai untuk keperluan apa pun lagi, apalagi diperjualbelikan.
Walau Anda wartawan resmi dan membawa undangan dari penyelenggara, memotret pertunjukan artis terkenal tidak bisa untuk seluruh pertunjukan. Biasanya pemotretan diizinkan hanya untuk tiga lagu pertama, bahkan pada artis super besar pemotretan hanya diizinkan untuk lagu pertama saja.
Memotret pertunjukan artis besar menyangkut uang dalam jumlah besar. Foto sang artis masuk dalam lingkaran “merchandise” atau barang tentang sang bintang yang bisa diperjualbelikan.
Suatu hari pada tahun 1995, satu hari setelah saya memotret seorang artis terkenal dan foto itu dimuat di harian Kompas, serombongan siswa SMU datang ke laboratorium cuci cetak foto Harian Kompas di Jalan Palmerah. Mereka minta izin untuk mencetak foto dari artis yang saya potret itu.
Waktu itu, negatif film dipinjamkan dengan cuma-cuma, dan para remaja itu mencetak foto-foto dalam jumlah sangat banyak.
Dan, beberapa hari kemudian salah satu anggota panitia penyelenggara pertunjukan menelepon saya dan mengatakan bahwa saya dan Harian Kompas sebenarnya tidak boleh mengkomersialkan foto-foto sang artis. Namun karena saya bisa membuktikan bahwa Harian Kompas tidak menjualnya, persoalan tidak melebar lagi.
Dalam pertunjukan-pertunjukan besar, udangan untuk memotret biasanya disertai perjanjian bahwa foto yang dibuat sang wartawan hanya dipakai untuk publikasi di media tempatnya bekerja saja.
Foto yang dihasilkan dari wartawan yang diundang, sungguh-sungguh tidak boleh dipakai untuk keperluan apa pun lagi, apalagi diperjualbelikan.
Foto-foto pertunjukan Michael Jackson di masa lalu yang diedarkan kantor-kantor berita, umumnya ada pemberitahuan batas tanggal pemuatannya.
Pada tanggal 1 November 2007 saat berlansung konser Beyonce di Jakarta, sempat terjadi kehebohan. Lebih dari seratus wartawan ingin masuk meliput dan memotret sementara undangan resmi panitia hanya kepada sedikit wartawan berkamera saja. Waktu itu akhirnya kompromi dilakukan, yaitu semua wartawan boleh masuk tetapi berdiri di deret paling belakang.
Demikian pula saat Thalia tampil di Jakarta 27 Agustus 1996.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews