Kesan dan fantasi porno inilah yang dalam konsep libidonomics akan ikut mendongkrak pundi-pundi rupiah penyelenggara produksi.
Dewasa ini, industri film horor Indonesia berkembang pesat. Bak jamur di musim penghujan, beragam tema film horor bermunculan menghiasi bioskop-bioskop tanah air. Bahkan, kampanye film horor ini mulai disebarluaskan melalui media dan dimodifikasi dalam berbagai bentuk.
Menggeliatnya industri film horor ini, diiringi pula oleh diskursus publik yang juga tak luput dari banyak kontroversi. Ada saja yang menolak produksi film jenis ini, tapi di lain sisi ada pula yang berselera. Terlepas dari itu semua, saya ingin menyorotinya dari konsep libidonomics yang dipopulerkan oleh Yasraf Amir Piliang dalam bukunya Dunia yang Dilipat.
Libidonomics dalam industri film horor, secara sederhana dalam pandangan saya merupakan bagian dari upaya mengartikulasikan energi seksual yang tabu dalam sistem sosial kita menjadi sebentuk seni hiburan yang bertujuan mendongkrak kumulasi ekonomi bagi industri tersebut. Jadi, semakin banyak energi libido yang ditawarkan pada publik, semakin tinggi pula pundi-pundi pendapatan pengelola industri. Logika kapitalisnya, jika produksi film horor terus meningkat, maka selera pasar pun bisa ditebak yakni begitu antusias.
Coba perhatikan film-film horor yang beredar di bioskop (XXI) belakangan ini (Suster Keramas, Hantu Puncak Datang Bulan, Misteri Hantu Selular, dll), hampir semuanya menawarkan hasrat seksual bagi penonton. Bahkan, tak tanggung-tanggung, artis film porno luar negeri pun ikut didatangkan dan membintangi beberapa film, sebut saja Maria Ozawa, Sora Aoi, dan Rin Sakuragi.
Berdasarkan pemberitaan di vivanews.com dan kompas.com, sebuah film hantu teranyar akan segera dirilis dalam waktu dekat ini. Menurut pengakuan KK Dheeraj dari K2k Production, film horor komedi ini dibintangi artis porno asal Amerika, Sasha Grey. Meski dibintangi artis porno, Dheeraj tak khawatir filmnya akan menuai kontroversi. Dia mengimbau pada publik agar tidak menilai Sasha dari tampilan luarnya saja. "Kita jangan melihat sisi negatifnya. Dia juga membintangi video klip Eminem dan serial lain," ungkapnya kepada vivanews.com. Sampai sekarang, film yang katanya mengambil lokasi syuting di Hollywood ini, judulnya masih dirahasiakan.
Meski konten film ini belum diketahui berbau seks atau tidak, mengumbar libido ataupun tidak, tapi apa yang dilakukan K2k production ini menjadi perhatian publik karena ikut mendongkrak filmnya dengan embel-embel artis porno. Persoalan ini dapat kita kaji dari segi komunikasi simbolik, dimana kata "artis porno" mempunyai pengertian tersendiri atau mempunyai kesan khusus bagi pemirsa.
Sehingga, meski nantinya film ini jauh dari kesan porno namun publik tetap mempunyai fantasi awal tentang film ini pada masa-masa promosinya yakni adanya persenyawaan libido dalam film tersebut. Terlebih, fantasi itu akan diperkuat dengan fakta sebelumnya terkait realitas film horor Indonesia yang tak jauh dari pornoaksi.
Dengan begitu, kesan dan fantasi porno inilah yang dalam konsep libidonomics akan ikut mendongkrak pundi-pundi rupiah penyelenggara produksi. Derasnya arus libido dalam film-film horor Indonesia masa kini, secara tak sadar telah menjadikan penonton sebagai sesuatu yang dieksploitasi. Artinya, kesan dan fantasi kita tentang film horor sudah dikonstruksi.
Sebagai upaya perbaikan citra, sejatinya industri film horor tidak menekankan pada signifikansi pencapaian kumulasi ekonomi saja, namun juga ikut memperhatikan nilai-nilai sosial, moral, dan budaya bangsa kita. Seharusnya industri film, ikut memperkuat sosial budaya kita, bukan melemahkan apalagi menghancurkannya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews