Siapa yang bisa menyangkal gudangnya bakat-bakat muda catur Indonesia, selain DKI Jakarta dan Jawa Barat, adalah Jawa Timur?
AS Syahsyah Syakish Thirof, salah satunya. Pemain catur belia kelahiran kota Kediri, Jawa Timur, 22 Januari 2011.
"Sebenarnya panggilannya A-ES, tapi orang-orang lebih gampang memanggilnya AS," cerita sang Bunda sambil tersenyum."
"Bermula di usia 6 tahun diajari Papa dan sering diajak ke warung-warung," AS mengawali kisahnya mengapa ia menyukai olahraga catur.
Selain itu "karena catur kelihatan tidak bikin capek," kata AS kecil lagi, polos.
Melihat bakat putranya yang tak biasa, tanpa ragu sang Ayah mengikutsertakan AS di sebuah klub catur, The King Power. Tak perlu menunggu lama, di bawah bimbingan pelatih pertamanya, Bambang Purnomo dan 2 pelatih nasional lainnya, MN Hasan Basri dan MN Iqro Musa Poetra, AS berhasil menyabet medali emas di Kejurnas Aceh tahun 2018 kategori open U-7.
Prestasi gemilangnya di kancah percaturan Indonesia, mengantarkan bungsu dari 5 bersaudara ini ke level yang lebih tinggi. Eastern Asia Youth Chess Championship Bangkok, Thailand, di 2019, tepat setahun kemudian.
Dalam debut internasional pertamanya, AS merebut 2 medali perunggu open U-8, di nomor blitz dan standar, untuk Indonesia.
Ada kisah haru perjuangan AS kecil saat ditemani Ayah sewaktu bertanding yang diungkap sang Bunda,
"Waktu berangkat ke Thailand, ternyata AS tidak cocok dengan makanan di sana, dia 4 hari muntah-muntah tetapi dia tetap berjuang maksimal meski hasilnya banyak remis. Alhamdulillah, di babak terakhir catur standar meski lawannya berat namun karena semangat untuk memberikan yang terbaik, dia bisa menang dan membawa medali perunggu."
Membanggakan!
Melihat tekad dan semangat AS yang kala itu baru menginjak usia 8 tahun. Terbersit asa untuk masa depan catur Indonesia lebih cerah.
Pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia di tahun 2020 hingga saat inipun tak menyurutkan prestasi demi prestasi yang diukirnya.
Tak terhitung berapa kali sudah, AS menjadi juara 1 turnamen catur online di kelompok umurnya.
Pemain yang di juluki "GM Susanto Kecil," oleh Bapak Catur Indonesia, Eka Putra Wirya, sewaktu mengunjungi tim catur junior Indonesia di Bangkok ini, bercita-cita ingin menjadi juara dunia.
Penyuka opening Italia dan pengagum GM Utut Adianto ini juga masih giat berlatih. Menimba ilmu di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di bawah bimbingan IM Anjas Novita dan IM Danny Juswanto. Penggemar olahraga sepak bola selain catur inipun masih berlatih bersama sparing patnernya, FM Yoga Pradafa Harahap.
Dukungan penuh orang tua semakin menjadikan AS harapan untuk masa depan catur Indonesia bersinar. Tak tanggung-tanggung, demi melihat sang putra berkembang pesat, orang tua menyediakan wadah untuknya mengasah kemampuan. Kini ia punya klub catur sendiri bernama Pion Baja.
Apa harapan dari pemain catur yang memilih istirahat untuk bisa cepat melupakan kekalahan ini? "Ingin pandemi segera berakhir supaya dapat bermain catur offline dan bertanding keluar negeri lagi," jawab AS yang sekarang berusia 10 tahun.
Tak sabar rasanya menyaksikan kiprah siswa yang kini duduk di kelas 5, SD Islam Alhuda kota Kediri, untuk berkompetisi seperti dulu lagi. Meski masih panjang perjalanan, akan tetapi dengan bakat besar, dukungan, tekad, semangat dan kerja keras yang dimilikinya, kartu "AS" masa depan catur Indonesia ini, sepertinya cukup menjanjikan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews