“Nawa Bhakti 10K” Wujud Program Nawa Bhakti Satya Khofifah

Khofifah–Emil akan membuka dialog antar budaya; seni, seniman, dan budayawan, kemudian dialog intern dan antar umat beragama.

Senin, 15 April 2019 | 10:50 WIB
0
679
“Nawa Bhakti 10K” Wujud Program Nawa Bhakti Satya Khofifah
Ketua Panitia

Meski menjelang Pileg dan Pilpres 2019, Harun Al Rasyid masih menyempatkan diri sebagai Ketua Panitia “Nawa Bhakti 10K”. Padahal, mantan dosen Universitas Jember tersebut akan berebut kursi anggota DPRD Jatim dari Partai Golkar.

Nawa Bhakti 10K, ajang perhelatan olah raga atletik ini dalam waktu dekat bakal digelar di Surabaya, tepatnya 28 April 2019. Even bergengsi tersebut untuk mendorong prestasi atlet Jatim, khususnya Cabang Olah Raga (Cabor) lari.

Selain itu, even yang dipastikan bertabur atlet nasional ini juga diharapkan memunculkan bibit-bibit atlet baru. “Kami ingin mendorong prestasi atlet Jatim untuk tetap terjaga bahkan meningkat,” ujar Harun di Kesekretariatan Nawa Bhakti 10K, Rabu (10/4/2019).

“Selain itu juga menggali atlet-atlet pemula di Jatim,” lanjutnya. Harun menargetkan bisa tembus sampai 10 ribu peserta bisa turut andil dalam kegiatan kali ini. Nawa Bhakti 10K ini start dimulai dari Gedung Negara Grahadi, Jl. Gubernur Suryo, Surabaya.

Dan dijadwalkan akan dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, serta jajaran Forkopimda Jatim.

“Peserta ditargetkan bisa tembus sampai 10 ribu ini dipastikan beliau tidak ada acara yang sifatnya strategis, sehingga beliau bisa bersama sama masyarakat Jawa Timur, untuk hadir pada kesempatan itu,” katanya.

Bahkan, lanjut Harun, pihaknya telah mendapatkan kabar, pada kesempatan itu, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Wisnoe Prasetya juga akan turut memeriahkan even ini. Tidak hanya sekedar hadir, tetapi juga akan turun langsung menjadi peserta Nawa Bhkati 10K.

“Kebetulan kabar dari staf Kodam, Panglima juga akan ikut lari. Ini kan menarik, sehingga kami juga akan jajaki pimpinan-pimpinan lain untuk melakukan hal serupa seperti Panglima sehingga ini bisa menjadi simbol Jawa Timur Guyub rukun setelah panasnya atmosfir kampanye pemilu serentak yg seolah olah membelah masyarakat,” jelasnya.

Pesertanya sendiri, kata dia, ada empat kategori, yakni peserta profesional, yang terdiri dari atlet dan peserta mancanegara, peserta umum, peserta TNI/Polri, dan para pelajar maupun mahasiswa.

Untuk bisa mengikuti even ini, panitia memungut biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu bagi peserta atlet dari mancanegara, kemudian Rp 30 ribu bagi peserta umum, dan gratis bagi peserta TNI/Polri, serta para pelajar maupun mahasiswa.

Kegiatan ini didukung oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jatim, dan pihak pihak lainnya.

Sementara, Kasi Olahraga Rekreasi Dispora Jatim, Zainal Alimin mengatakan, pihaknya dalam hal ini Dispora Jatim akan mensuport Nawa Bhkati 10K. Dengan harapan saat even berlangsung para pelaksana khususnya teknis di lapangan memberikan pelayanan terbaik.

“Sehingga jika kegiatan serupa kembali digelar pesertanya akan semakin banyak,” ungkap Zainal Alimin kepada wartawan.

Menurut Harun, meski memakai nama yang identik dengan 9 program andalan Khofifah – Emil Dardak, Nawa Bhakti 10K, even lari 10 km ini tidak menggunakan biaya dari Pemprov Jatim maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Kami sama sekali tidak ingin merepotkan Pemprov Jatim dg minta bantuan kepada jajaran OPD,  kami tidak ada proposal untuk ke sana (Pemprov),” tegas Harun saat konferensi pers di Sekretariat Nawa Bhakti 10K, Jl Comal 27 Surabaya, Rabu (10/4/2019).

“Satu proposal pun tidak ada yang ke OPD Pemprov Jatim, dan ini upaya penuh dari panitia bersama dunia usaha. Murni swasta dengan prinsip sama seperti sponsorship, dengan teknik fundraising (penggalangan dana) itu yang kita jalankan,” jelasnya.

Apalagi, tandas Harun, saat Khofifah dilantik semua anggaran sudah digedok, dan kegiatan seperti Nawa Bhakti K10 tidak mungkin didanai dari APBD kalau tidak direncanakan secara matang dari awal.

“Sehingga kami berpesan, memohon kepada Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga), barang kali even ini tahun depan bisa diangkat menjadi agenda tahunan dan bisa direncanakan sejak awal,” katanya.

Adakah upaya menggandeng BUMD untuk menjadi sponsor utama? “Kita yang namanya sponsor utama tidak ada, kita memberikan kesempatan yang sama,” kata politikus Partai Golkar yang menjabat Wakil Ketua DPD Golkar Jatim itu.

Sebesar apapun bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, lanjutnya, asal demi kepentingan Jatim akan tetap dilakukan bersama-sama dengan gotong royong.  “Jadi enggak ada yang namanya kerjasama secara khusus (BUMD), enggak ada, semuanya sama. Kita berikan kesempatan pada masyarakat untuk bersama-sama,” tandasnya.

Program Khofifah.

Ditanya soal motivasi menggelar even ini, Harun menegaskan, semata-mata dilatarbelakangi semangat dari mantan relawan yang ber-homebase di Jl. Progo 5 untuk memperjuangkan dan mengawal program Khofifah-Emil hingga lima tahun ke depan.

“Kalau dulu kita bisa memperjuangkan Ibu Khofifah menjadi gubernur, sekarang kita harus bisa memperjuangkan dengan mengamankan dan mengawal kemenangannya itu,” katanya.

Salah satu caranya dengan membumikan program Nawa Bhakti Satya ke masyarakat, karena kepemimpinan Khofifah dinilainya model transformatif. Artinya, semua harus paham, mulai dari jajaran atas, perangkat birokrasi, dunia usaha, stakeholder yang lain hingga masyarakat.

“Jadi kalau sudah paham, misalnya kita mau ke barat, semua ke barat, enggak ada yang ke timur, selatan. Sehingga target untuk menyejahterakan masyarakat Jatim bisa cepat sama-sama kita realisasikan. Itu tujuan kami,” jelasnya.

Nawa Bhakti Satya adalah program kerja unggulan Khofifah – Emil saat kampanye Pilkada Jatim 2018. Program yang diberi Nawa Bhakti Satya ini berarti sembilan janji kerja untuk berbakti ke Jatim agar mulia.

1. Jatim Sejahtera

Khofifah mengatakan, problem yang harus dilakukan saat ini di Jatim ialah pengentasan kemiskinan. Untuk itu, mantan Menteri Sosial ini ingin memprioritaskan kepala keluarga perempuan yang kurang mampu.

“Secara spesifik ingin menyisir janda, pengentasan di desa dan kota, namun basis pengentasan kemiskinan di desa. Karena kesenjangan desa dan kota masih tinggi,” ujar Khofifah.

Cara mewujudkan Jatim Sejahtera yakni dengan Program Keluarga Harapan (PKH) Plus untuk penduduk miskin di 38 kabupaten/kota, 664 kecamatan, 5.674 desa, dan 2.827 kelurahan.

Disabilitas, lansia terlantar, dan perempuan kepala keluarga rentan. Kemudian mengurangi beban 26 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan subsidi provinsi anggaran ini akan meningkat mengikuti peningkatan pendapatan APBD provinsi.

2. Jatim Kerja

Dalam poin kedua ini, Khofifah akan meluncurkan sebuah program bernama Jatim Go. Program ini akan akan berfokus pada penyediaan pelatihan kerja serta pengembangan pendidikan vokasi  yang akan menarik minat banyak anak muda.

Rincian programnya antara lain, Dream Team Science Techno Park (STP) dengan sasaran 5-10 anak SMK dan 2-4 anak D3/S1 dan membentuk STP bagi kelompok rintisan usaha di berbagai daerah.

Kemudian Belanja Inovasi Daerah (Belanova), memberikan jaminan bagi produksi dan distribusi produk-produk inovasi anak muda melalui informasi super koridor di 5 Bakorwil “Kita bisa tempatkan di karesidenan Madiun, Surabaya maupun  Malang, selain itu bisa meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan anak-anak muda,” ungkapnya.

3. Jatim Cerdas dan Sehat

Program yang ada dalam poin ini adalah Tis-Tas (Gratis dan Berkualitas) dengan memperluas cakupan bantuan siswa miskin, bantuan biaya sekolah, dana insentif operasional akreditasi, tunjangan kinerja bagi guru tidak tetap.

Kemudian tunjangan PKL, SMK jurusan prioritas (kelautan, teknologi pertanian, pariwisata). Lebih lanjut ada Program Desa Sehat untuk memperkuat layanan kesehatan pedesaan.

Memperkuat RSU Provinsi di Madiun, dan memperkuat RS rujukan di Madura dan Tapal Kuda. Memberikan akses pendidikan berbasis pesantren bagi anak petani, anak nelayan, anak buruh, anak yatim dan anak yatim piatu yang kurang mampu.

4. Jatim Akses

Program yang keempat ini bertujuan untuk membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar seperti Kawasan Lingkar Wilis, Lingkar Bromo, Lingkar Ijen, Gerbang Kertasusila, Koridor Maritim Pantura Jawa-Madura, Koridor Maritim Selatan Jawa.

Membangun dermaga perintis pulau-pulau di Sumenep, penguatan layanan transportasi laut Pulau Bawean, dan pengembangan pesisir selatan.

Selanjutnya melakukan percepatan dan pengembangan bandara perintis. “Karena seperti yang kita semua tahu, akses maritim di koridor Selatan Jatim itu sangat potensial, apalagi di Perigi saya lihat sangat besar jika mau diwujudkan,” kata Khofifah.

5. Jatim Diniyah

Program ini berfokus untuk memberi tunjangan kehormatan bagi imam masjid di kampung, pesisir, dan pulau terluar. Kemudian perluasan tunjangan kehormatan bagi hafidz-hafidzoh.

Khofifah menjanjikan adanya penguatan peran pondok pesantren dalam mendorong partisipasi sekolah dan beasiswa guru diniyah S2. “Karena masa depan guru diniyah harus diperhatikan betul. Lewat program ini, guru akan semangat. Ada beasiswa sampai S2,” ucap Khofifah.

6. Jatim Agro

Bhakti yang keenam ini bertujuan untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan. Menguatkan program petik, olah, kemas, jual, mengembangkan agropolitan, stabilisasi dan tabungan pangan, asuransi petani, restrukturisasi produk pertanian.

Selanjutnya menjadikan sungai dan hutan sebagai sumber kehidupan dan penguatan SDM pertanian dan Gapoktan. Serta mengembangkan kawasan pertanian terpadu berskala nasional.

7. Jatim Berdaya

Selanjutnya adalah Jatim Berdaya, yaitu upaya memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM melalui  One Village One Product One Corporate and Agropolitan.

Program lain adalah Communal Branding untuk UMKM, supply and demand channel, penataan pasar tradisional, inklusi UMKM retail modern, dan menumbuh-kembangkan koperasi perempuan, petani, nelayan, dan perdagangan antar pulau.

8. Jatim Amanah

Khofifah – Emil bertekad untuk memberantas penyelewangan di pemerintahan Jatim. Maka pada Bhakti kedelapan, mereka mempunyai program Jatim Amanah yakni menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, efektif, dan anti korupsi.

Membudayakan meritokrasi, menyelenggarakan complain handling system, budaya birokrasi yang melayani dan efektif, menjaga clean government, sound governance, perluasan dan pelayanan berbasis IT.

“Kalau dengan IT, korupsi bisa ditekan dan mudah terdeteksi. Kami akan wujudkan pemerintahan yang amanah, sebai pemerintah atau pemimpin itu yang hartanya diberikan untuk rakyatnya,” ungkapnya.

9. Jatim Harmoni

Poin terakhir adalah Jatim Harmoni. Program ini meliputi upaya menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup. Pariwisata partisipatoris, integrasi museum perpusda dan galeri seni, ruang kebhinekaan, seni tradisional, clean industries, green city, halal tourism, 51 titik potensi ESDM.

Pada program ini, Khofifah – Emil akan membuka dialog antar budaya (seni, seniman, dan budayawan). Kemudian dialog intern dan antar umat beragama. “Jatim harmoni, termasuk di dalamnya membangun lingkungan yang harmonis, membangun hubungan intern umat beragama dan harmoni seni budaya,” jelas Khofifah.

Nah, lanjut Harun, even “Nawa Bhakti 10K” masuk dalam program Jatim Cerdas dan Sehat. “Kita kawal kesembilan Nawa Bhakti Satya itu,” tegas Harun.

***