Tetapi semua itu baru ramalan, sekalipun yang meramal "dukun mahapintar" bernama Artificial Intelligence.
Berdasarkan prediksi "Artificial Intelligence" yang dikembangkan analis Sagy Drucker, yang bakal keluar sebagai juara di Piala Dunia 2019 catur adalah Sergey Karjakin setelah di final berhasil mengalahkan Maxime Vachier-Lagrave.
Berhubung yang menjadi lawan Karjakin pada babak pertama adalah Susanto Megaranto, maka pecatur nomor satu Indonesia itu bakal tergusur di babak awal.
Sagy Drucker, seorang analis perangkat lunak dari Explorium AI mencoba memprediksi hasil Piala Dunia Catur 2019 yang akan digelar pada tanggal 10 September hingga 4 Oktober mendatang di Khanty-Mansiysk, Rusia, dengan menggunakan Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan).
Sagy telah mencatat daftar semua peserta turnamen Piala Dunia FIDE ini, mengumpulkan data permainan historis mereka (lebih dari 120.000 partai di masa lalu yang diambil dari chessgames.com).
Mengumpulkan data lain seperti usia, negara, dan lain-lain dari situs FIDE, memproses dan memperkaya data tersebut dengan statistik tambahan dan "memasukkannya" ke algoritma Artificial Intelligence. Hasilnya menunjukkan bagaimana pikiran komputer ini bekerja.
GM Ding Liren, GM Sergey Karjakin, GM Anish Giri dan GM Maxime Vachier-Lagrave akan bertemu di babak semifinal. Partai final akan mempertemukan Sergey Karjakin dan Maxime Vachier-Lagrave dengan pecatur asal Perancis itu tampil sebagai juara.
Apakah prediksi ini akurat? Kita akan mengetahuinya dalam satu bulan ke depan. Namun jika prediksi ini tepat, berarti GM Susanto Megaranto gagal menyingkirkan GM Sergey Karjakin pada babak pertama.
Tetapi semua itu baru ramalan, sekalipun yang meramal "dukun mahapintar" bernama Artificial Intelligence.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews