Kenapa Pecatur Wanita India Sulit Berkembang?

Di India, perkawinan dan melahirkan dianggap tanggung jawab wanita. Wanita masih dipandang sebagai jangkar bagi laki-laki dalam kehidupan mereka.

Senin, 7 Maret 2022 | 07:00 WIB
1
191
Kenapa Pecatur Wanita India Sulit Berkembang?
Priyanka Nutakki (Foto: Niklesh Jain)

India saat ini memiliki 73 GM tetapi mereka hanya memiliki dua pecatur wanita yang menyandang gelar bergengsi itu yakni GM Koneru Humpy (2002) dan satu lagi GM Harika Dronavalli (2011).

Perkembangan pecatur wanita di India memang tidak sepesat pecatur prianya. Mengapa bisa begitu? Ada beberapa hal yang menghalangi mereka untuk bisa berkembang.

Masalah terbesar yang dihadapi oleh para pecatur wanita India adalah dalam hal bepergian. Karena kondisi sosial di India, anak perempuan jadi tidak aman melakukan perjalanan sendirian untuk mengikuti turnamen. Orang tua harus selalu menemani dan mendampingi mereka.

Berbeda dengan pecatur pria misalnya yang sejak masih muda sudah dizinkan keluar rumah tanpa perlu pengawalan orang tua.

Pecatur putri banyak kehilangan peluang untuk meningkatkan prestasi mereka karena hal ini. Orangtua harus menemani mereka mengikuti turnamen dan hal ini jelas menambah beban keuangan keluarga.

Masalah serius lainnya yang dihadapi oleh orang tua dari seorang pecatur putri adalah masalah pelatih. Membayar seorang pelatih pasti tidak murah, sehingga biasanya anggota keluarga dekat yang merangkap jadi pelatih.

Tapi tidak semua orang tua tahu bermain catur. Juga hampir tidak ada pelatih wanita di India karena setelah tidak aktif lagi bermain catur mereka akan lebih memilih mengurus keluarganya, dan ini dianggap lebih penting daripada status ataupun uang.

Selain itu, faktor keamanan menjadi pertimbangan utama ketika mengundang seorang pelatih pria dan ini menambah masalah lagi bagi orang tua.

Masalah lainnya adalah soal hadiah uang. Di turnamen wanita selalu lebih kecil dari pada turnamen pria, sedangkan biaya yang dikeluarkan pecatur wanita dua kali lebih besar dari pecatur pria karena harus selalu ditemani tadi.

Catur itu adalah olahraga mahal. Biaya yang dikeluarkan sangat besar untuk membayar pelatih, ongkos bepergian, hotel, makanan, dan sebagainya. Belum lagi jika mengikuti turnamen internasional.

Bahkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelatih catur itu hampir sama besarnya dengan pelatih tenis.

Pecatur wanita juga memiliki permasalahan dalam stamina yang merupakan komponen penting dalam permainan catur yang berlangsung panjang.

Mereka mengalami masalah siklus kesehatan setiap bulan yang menimbulkan situasi tidak nyaman bagi kebanyakan wanita dan membuat segala sesuatunya menjadi sulit.

Yang lainnya lagi, masyarakat India mempunyai aturan yang baku bagaimana seorang wanita seharusnya berperilaku.

Dia harus sangat berhati-hati dari sejak usia muda tentang apa yang dilakukan, apa yang dia pakai, dan bagaimana cara dia berbicara.

Secara harfiah setiap langkah yang dilakukannya selalu diamati dan diawasi oleh keluarganya dan masyarakat sehingga hal ini sangat membatasi setiap gerak langkahnya.

Kaum pria tidak perlu berpikir dua kali tentang apa yang akan mereka lakukan di tempat-tempat umum. Jika ada masalah antara seorang pria dan seorang wanita, selalu wanita yang dianggap bersalah.

Kaum wanita juga dikenal sangat perduli. Kebanyakan wanita muda membantu ibu mereka dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Sementara anak laki-laki biasanya dapat menggunakan waktunya untuk hanya fokus pada karier catur mereka.

Setiap wanita remaja biasanya mulai berpikir tentang karier dan kehidupan masa depan ketika mereka akan menyelesaikan sekolah. Sekitar usia lima belas tahun. Seorang wanita muda biasanya telah meramalkan dirinya akan menikah sekitar usia 25 tahun.

Kaum wanita sangat paham bahwa setelah menikah dia perlu mengambil cuti minimal tiga tahun: satu tahun saat melahirkan dan dua tahun berikutnya saat seorang anak benar-benar sangat membutuhkan ibunya.

Setelah istirahat panjang, kembali kedunia profesional seperti catur di mana setiap hari ada penemuan baru pasti sangat sulit.

Sebagai tambahan, anak hampir selalu membutuhkan ibunya lebih dari ayah, sehingga meninggalkan anak sendirian di rumah sangat sulit dan setiap saat akan memberikan rasa khawatir kepada ibu.

GM Evgeny Vladimirov, pelatih catur dari Kazakhstan pernah mengatakan bahwa seorang pecatur pria akan berada di puncak kariernya saat berusia 30-an ketika sudah menikah dan mapan, sehingga dia benar-benar bisa fokus pada kariernya.

Bagi seorang wanita, itu justru sebaliknya: waktu untuk berkemas dimulai pada usia 25 tahun. Sangat sedikit pria yang menginginkan istrinya meninggalkan rumah berhari-hari hanya untuk mengejar karier catur profesionalnya.

Di India, perkawinan dan melahirkan dianggap tanggung jawab wanita. Wanita masih dipandang sebagai jangkar bagi laki-laki dalam kehidupan mereka.

Harus tinggal di rumah dan membesarkan anak.

Ketika seorang pria keluar untuk bermain di turnamen, istri akan membenahi tasnya dan meyakinkannya bahwa segala sesuatu di rumah akan diurus dengan baik.

Di sisi lain, ketika seorang wanita keluar untuk bermain di turnamen, dia harus memberitahu semua hal yang harus dikerjakan di rumah sebelum dia pergi.

Dengan demikian, seorang wanita harus selalu efisien baik di rumah maupun di dalam profesinya.
Semua faktor ini menakutkan bagi gadis-gadis remaja di India. Mereka melihat kehidupan yang sangat sulit setelah usia tertentu: terlalu banyak tantangan, terlalu sedikit kesempatan.

Itu membuat seorang remaja putri berbakat akan berpikir "Apakah itu semua layak?" Ini adalah alasan untuk kemerosotan rating di antara pecatur wanita pada usia muda di India.

Sangat sedikit wanita yang berhasil membuat keputusan untuk tetap kuat dalam menanggung semua beban masalah. Jumlah mereka yang minoritas membuat lebih mudah bagi laki-laki untuk melecehkan mereka setiap waktu.

Selain hal di atas, ada perbedaan dalam pemberian hadiah uang dan fasilitas di turnamen terbuka. Hadiah untuk pecatur wanita sangat rendah, seolah seperti mengejek mereka.

Sementara para Grandmaster diberikan uang saku dan sering disediakan akomodasi hotel bintang lima, sedangkan wanita cukup ditempatkan di hotel sederhana, kadang-kadang bahkan tidak higienis.

Tidak heran tingkat partisipasi pecatur wanita di turnamen terbuka di India semakin lama semakin berkurang. Itulah beberapa alasan pecatur wanita India sulit berkembang.

***