Ajakan Kebaikan dari Facebook

Jadi ingatlah apa kata Facebook sebelum Anda menulis status; "Apa yang sedang Anda pikirkan sekarang?"

Jumat, 15 Januari 2021 | 16:45 WIB
0
266
Ajakan Kebaikan dari Facebook
Ilustrasi Facebook (Foto: NBC News)

"Apa yang sedang Anda pikirkan sekarang?"

Demikianlah Facebook mengajak kebaikan setiap hari, mengingatkan para penggunanya -siapapun mereka dan di manapun mereka berada- untuk berbagi pemikiran. Bagi Facebook, pemikiran adalah harta kekayaan setiap orang yang tidak pernah habis jika dibagikan. Berbeda dengan uang atau harta benda lain tentunya.

Formulasi mengajak kebaikan sesungguhnya bukan monopoli Facebook. Kita juga bisa menggunakan formula "Apa yang sedang Anda pikirkan sekarang" dengan hanya mengubah atau mengganti kata kerja "pikirkan".

Saya sebagai penulis -teman saya memelesetkannya sebagai "Pekerja Teks Komersial", padahal tidak selamanya apa yang saya tulis menghasilkan materi- misalnya, bisa saja mengajak teman-teman lainnya: "Apa yang sedang Anda tulis sekarang?"

Atau kalau masuk ke dunia literasi dasar, dunia yang saya arungi saat ini bisa saja saya bertanya, "Apa yang sedang Anda baca sekarang?" Formulasi kalimat ini bisa ditambahkan, misalnya: "Buku apa yang sedang Anda baca sekarang?" Sedang untuk menulis, "Buku apa yang sedang Anda tulis sekarang?" dan seterusnya...

Belajar filsafat janganlah terlalu bermuluk-muluk harus membaca kitab yang tebal-tebal setebal bantal, bahkan kearifan yang biasa kita temukan sehari-hari cukuplah dijadikan landasan filosofi yang benar, dengan catatan selalu mengajak kepada kebaikan dan kebajikan itu sendiri (virtue).

Maka, jangan pergunakan ajakan Facebook "Apa yang sedang Anda pikirkan?" setiap Anda akan menulis status dengan ajakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan universal seperti menghasut, menghina, merendahkan, membual (hoax), menyerang, memfitnah, mengolok-olok, dan seterusnya.

Ketika Anda menulis status dengan ajakan "mari menolak vaksin secara serempak", misalnya, Anda sesungguhnya tidak sedang mengajak pembaca status Anda untuk berpikir, juga tidak sedang mengajak orang kepada kebaikan. "Tone" yang Anda sampaikan sangat negatif di tengah pemerintah berusaha keras mengatasi pandemi ini.

"Read after you write, Think before you post", mengindikasikan bahwa sebagai pengguna Anda harus selalu berhati-hati. Internet bukanlah ruang hampa, Facebook, Twitter dan Instagram bukanlah "terra incognita", ada banyak manusia di sana, jangan berteriak seenaknya.

Pahami relativisme budaya, bahwa setiap bangsa dan tempat memiliki budayanya masing-masing, jangan pukul rata dan memaksakan budaya (apalagi keyakinan) Anda terhadap orang lain, bahkan orang itu "sekadar penghuni Internet alias warganet atau netizen.

Jadi ingatlah apa kata Facebook sebelum Anda menulis status; "Apa yang sedang Anda pikirkan sekarang?"

Facebook tidak pernah bertanya: "Siapa yang sedang Anda fitnah sekarang?"

***