Bakat-bakat catur istimewa seperti Shafira Devi Herfesa inilah yang perlu mendapat perhatian khusus. Jika pembinaan catur dilakukan secara serius oleh banyak pihak di Yogyakarta.
Kejurnas Catur adalah tempat yang paling tepat untuk memamerkan bakat-bakat muda catur potensial yang berdatangan dari berbagai pelosok daerah di Indonesia karena mereka ini adalah para pecatur pilihan.
Salah satu diantaranya adalah pecatur cilik Yogyakarta, Shafira Devi Herfesa perebut medali emas di kategori Junior Putri E U11 di Kejurnas Catur ke-48 yang digelar di Islamic Center, Ambon pada 25-31 Oktober 2019. Ini adalah satu-satunya medali yang diraih Yogyakarta di turnamen bergengsi ini.
Pipih, panggilan akrab Shafira, yang diunggulkan di peringkat dua ini sempat tersandung di babak pertama kalah dari pecatur Jatim, Aubrey Athallya. Ini akibat kelelahan pada hari kedatangan di Ambon.
Namun setelah itu pecatur kelahiran 13 Desember 2008 ini bangkit dengan menyapu bersih enam babak tersisa sekaligus merebut gelar juara dengan menorehkan 6 poin dari tujuh babak. Shafira unggul satu poin penuh dari peringkat dua dan tiga di bawahnya.
Ini bukan baru pertama kali Shafira meraih medali emas di tingkat nasional. Pada Kejurnas Catur Junior Putri F, yang berlangsung di Depok, Jawa Barat, tahun 2016 ia juga tampil mendominasi.
Shafira yang turun di kategori U-9 merebut medali emas diusia belum genap 8 tahun dengan membukukan angka sempurna 9 poin dari sembilan babak! Pipih unggul satu setengah poin penuh dari peringkat dua di bawahnya.
Berkat prestasinya ini Shafira diberi kesempatan untuk mengikuti 13th Asian School Chess Championship 2017 di kota Panjin, China. Pipih menunjukkan kelasnya dengan merebut medali perunggu di KU 11 putri.
Sebelum dikirim ke Kejurnas di Ambon, Shafira terlebih dahulu mengikuti seleksi Pra PON Tingkat DIY yang mempergunakan format catur cepat 30 menit plus 10 detik increment.
Delapan babak dilalui Shafira dengan mudah melawan peserta dengan latar belakang pelajar dan mahasiswa serta remis sekali saat berhadapan dengan pecatur Gunungkidul. Namun akibat kondisi kesehatan matanya terganggu, terpaksa ia tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Lima hari kemudian, Shafira sudah bisa memperkuat kontingen Sleman ke Porprov/ Porda XV DIY 2019 pada 11-17 Oktober 2019. Kembali pecatur cilik ini menunjukkan kepiawaiannya dengan merebut 2 medali emas dari nomor catur klasik perorangan dan dari nomor catur kilat beregu. Sepekan setelah itu, Shafira terbang ke Ambon untuk mengikuti Kejurnas.
Bakat-bakat catur istimewa seperti Shafira Devi Herfesa inilah yang perlu mendapat perhatian khusus. Jika pembinaan catur dilakukan secara serius oleh banyak pihak di Yogyakarta, maka Shafira akan menjadi calon WGM pertama Indonesia asal Yogyakarta. Percayalah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews