"Prodigy" Catur Shafira Devi Herfesa

Bakat-bakat catur istimewa seperti Shafira Devi Herfesa inilah yang perlu mendapat perhatian khusus. Jika pembinaan catur dilakukan secara serius oleh banyak pihak di Yogyakarta.

Senin, 4 November 2019 | 17:39 WIB
0
294
"Prodigy" Catur Shafira Devi Herfesa
Shafira Devi Hervesa (Foto: Suranto Ahmad)

Kejurnas Catur adalah tempat yang paling tepat untuk memamerkan bakat-bakat muda catur potensial yang berdatangan dari berbagai pelosok daerah di Indonesia karena mereka ini adalah para pecatur pilihan.

Salah satu diantaranya adalah pecatur cilik Yogyakarta, Shafira Devi Herfesa perebut medali emas di kategori Junior Putri E U11 di Kejurnas Catur ke-48 yang digelar di Islamic Center, Ambon pada 25-31 Oktober 2019. Ini adalah satu-satunya medali yang diraih Yogyakarta di turnamen bergengsi ini.

Pipih, panggilan akrab Shafira, yang diunggulkan di peringkat dua ini sempat tersandung di babak pertama kalah dari pecatur Jatim, Aubrey Athallya. Ini akibat kelelahan pada hari kedatangan di Ambon.

Namun setelah itu pecatur kelahiran 13 Desember 2008 ini bangkit dengan menyapu bersih enam babak tersisa sekaligus merebut gelar juara dengan menorehkan 6 poin dari tujuh babak. Shafira unggul satu poin penuh dari peringkat dua dan tiga di bawahnya.

Ini bukan baru pertama kali Shafira meraih medali emas di tingkat nasional. Pada Kejurnas Catur Junior Putri F, yang berlangsung di Depok, Jawa Barat, tahun 2016 ia juga tampil mendominasi.

Shafira yang turun di kategori U-9 merebut medali emas diusia belum genap 8 tahun dengan membukukan angka sempurna 9 poin dari sembilan babak! Pipih unggul satu setengah poin penuh dari peringkat dua di bawahnya.

Berkat prestasinya ini Shafira diberi kesempatan untuk mengikuti 13th Asian School Chess Championship 2017 di kota Panjin, China. Pipih menunjukkan kelasnya dengan merebut medali perunggu di KU 11 putri.

Sebelum dikirim ke Kejurnas di Ambon, Shafira terlebih dahulu mengikuti seleksi Pra PON Tingkat DIY yang mempergunakan format catur cepat 30 menit plus 10 detik increment.

Delapan babak dilalui Shafira dengan mudah melawan peserta dengan latar belakang pelajar dan mahasiswa serta remis sekali saat berhadapan dengan pecatur Gunungkidul. Namun akibat kondisi kesehatan matanya terganggu, terpaksa ia tidak bisa melanjutkan pertandingan.

Lima hari kemudian, Shafira sudah bisa memperkuat kontingen Sleman ke Porprov/ Porda XV DIY 2019 pada 11-17 Oktober 2019. Kembali pecatur cilik ini menunjukkan kepiawaiannya dengan merebut 2 medali emas dari nomor catur klasik perorangan dan dari nomor catur kilat beregu. Sepekan setelah itu, Shafira terbang ke Ambon untuk mengikuti Kejurnas.

Bakat-bakat catur istimewa seperti Shafira Devi Herfesa inilah yang perlu mendapat perhatian khusus. Jika pembinaan catur dilakukan secara serius oleh banyak pihak di Yogyakarta, maka Shafira akan menjadi calon WGM pertama Indonesia asal Yogyakarta. Percayalah.

***