Awan hitam sedang menyelimuti langit Rusia. Bendera setengah tiang tanda berduka mungkin pantas dikibarkan federasi caturnya. Bagaimana tidak? Ssebagai tuan rumah dan sebagai negara yang selama ini sangat disegani di kancah catur dunia, Rusia seperti kehilangan tajinya.
Alexander Grischuk dan Nikita Vitiugov yang diharapkan mampu membawa pulang gelar juara, tidak bisa berbuat banyak di hadapan Ding Liren dan Yu Yangyi. Duo shaolin China ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi pecatur Rusia.
Satu persatu wakil mereka dipecundangi. Setelah Ian Nepomniachtchi dan Kiril Alekseenko, kini giliran Grischuk dan Vitiugov yang dihabisi hingga tak satupun wakil tuan rumah yang tersisa.
Sementara itu, Juara Piala Dunia 2017, Levon Aronian juga harus terhenti langkahnya setelah takluk di tangan Napoleon muda Prancis, Maxime Vachier Lagrave alias MVL. Hasil remis di tiga ronde pertama hanya menunda keruntuhannya. Di ronde keempat catur cepat, Lagrave benar-benar membuktikan kepada dunia bahwa kecepatan dan akurasi tinggi yang dimilikinya tidak sembarang orang bisa menandinginya.
Di meja lainnya, langkah fenomenal prodigy USA akhirnya terhenti. Jeffery Xiong keok hanya dalam dua ronde. Tekanan berat yang dari hari ke hari terus membebani, sangat menguras stamina dan mentalnya.
Usia muda dengan pengalaman yang masih minim membuatnya nervous, gugup dan salah tingkah sehingga tidak bisa tampil lepas seperti yang dipamerkannya saat berduel dengan Jan Kryzsztof Duda kemaren. Dipukul balas memukul, digebuk balas menggebuk membuat Duda putus asa dan lemas kehabisan tenaga.
Di samping itu, yang dihadapinya kali ini adalah Teimour Radjabov yang sangat berpengalaman yang pada masa remajanya dulu, di Turnamen Linares 2003 pernah membungkam mulut besar Kasparov yang saat itu masih menjadi juara dunia. Saat ini Kasparov adalah guru Jeffery Xiong.
"Gurunye aje pernah gue sikat, apelagi cume muridnye," Kira-kira begitu sesumbar Radjabov usai kemenangannya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews