Penyakit-penyakit BUMN itu nyaris sama yang akhirnya merugikan perusahaan negara dan menciptakan utang yang segunung bertrilyun-trilyun. Perusahaannya rugi, tetapi gaji pegawainya sebesar gunung.
Beberapa waktu lalu pemerintah mengeluarkan aturan larangan ekspor batubara akibat pasokan batubara menipis dan bisa mengakibatkan pembangkit listrik milik negara atau PLN berhenti beroperasi.
Namun, larangan ekspor itu dilonggarkan kembali karena ada protes dari Korea Selatan dan Jepang.
Selama ini ada aturan pemerintah yang mengharuskan produsen tambang batubara menyisihkan atau memenuhi 25 persen untuk kebutuhan dalam negeri atau Domestik Market Obligation (DMO). Namun, banyak yang melanggar aturan itu dan tidak memenuhi kewajibannya.
Namun di balik kelangkaan batubara untuk PLN ada pemburu rente atau ada pihak-pihak yang mencari keuntungan.
Penyakit BUMN di negara ini kurang lebih sama yaitu banyak pemburu rente atau banyak mafia atau patgulipat.
Seperti dulu anak usaha Pertamina yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang berkantor di Singapura dibubarkan karena banyak mafia migas atau pemburu rente. Nama Petral lebih banyak negatif dibanding positif.
Tugas dari Petral sendiri yaitu untuk mengimpor atau membeli minyak di pasaran internasional untuk kebutuhan Pertamina. Dan Petral membeli dari trader atau makelar. Artinya melibatkan banyak pihak dan pemburu rente.
Akhirnya Petral dibubarkan!
Nah, apa yang terjadi di Pertamina juga hampir mirip yang terjadi di PLN. Perusahaan Listrik Negara mempunyai anak usaha yaitu PLN Batubara yang bertugas membeli batubara dan dipasok ke PLN. Tetapi PLN Batubara ini membelinya lewat makelar atau trader yang menyebabkan harganya lebih tinggi.
PLN Batubara bukan produsen yang mempunyai tambang batubara tetapi membeli lewat makelar atau trader. Harusnya membelinya langsung lewat produsen batubara dan melakukan kontrak jangka panjang. Supaya ketersediaan pasokan batubara lancar dan tidak tersendat seperti sekarang ini yang bisa mengganggu kepentingan ekonomi.
Bahkan menteri Luhut Pandjaitan meminta menteri BUMN Erick Thohir untuk membubarkan PLN Batubara yang dianggap gagal memenuhi pasokan batubara dan dianggap tidak efisien karena terlalu banyak birokrasi.Dan memerintahkan PLN untuk membuat kontrak jangka panjang dengan produsen batubara.
Penyakit-penyakit BUMN itu nyaris sama yang akhirnya merugikan perusahaan negara dan menciptakan utang yang segunung bertrilyun-trilyun. Perusahaannya rugi, tetapi gaji pegawainya sebesar gunung.
Aneh? Iya kalau di Jepang, tapi ini Indonesia, Bung!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews