Jakarta- Oknum debt collector ini sangat meresahkan masyarakat khususnya di wilayah Cilandak Jakarta Selatan. Penjahat yang mengaku utusan dari Kredivo dari pihak ketiga tersebut kerap menganggu Kamtibmas aktivitas warga Jakarta.
Dengan dalih menagih tagihan, oknum pemeras yang sering membawa senjata tajam ini selalu meminta uang kepada calon korbannya.
Oknum pemalak yang mengaku debt collector atau mata elang itu bernama Seandy AL pria asli dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dari PT DAF pihak penagih ketiga Kredivo.
Seandy terkadang sering menebar terror serta ancaman kekerasan di nomer +62 812-9084-0418 atau datang langsung bersama komplotan teman-temanya yang residivis atau preman.
Salah seorang nasabah Kredivo yang menjadi korban Seandy berinisial RM mengaku aktvitasnya terganggu karena debt collector ini sering datang ke rumahnya.
“Ini oknum debt collector sangat meresahkan jelang pemilu. Padahal hutang saya tidak seberapa 1-2 juta saja. Wong juga ada dendanya kenapa itu perusahaan ketiga Debt Collector jadi dia yang rusuh. Aksi premanisme harus dibasmi,” terang korban di Jakarta, Senin (20/11/2023).
Dengan memasang wajah penjahat dan jeleknya, Seandy yang mengaku preman dari NTT tersebut terkadang suka memaksa para calon korbannya untuk melunasi hutang di Kredivo.
Sementara itu, pihak Kredivo saat dihubungi wartawan menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah memakai jasa Debt Colector dalam penagihan nasabahnya yang tertunggak beberapa bulan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews