Jika diteruskan maka kita jadi semakin tahu bahwa sebenarnya pak Jokowi berada dalam sangkar emas para oligarkis.
Kasus korupsi bayi lobster bukan perkara sulit bagi KPK. Korupsi itu begitu kentara karena joroknya permainan Eddy Prabowo mengeruk uang haram.
Petinggi Gerindra dapat jatah ekspor termasuk konco-konco dekat Eddy Prabowo.
Jadi dengan mudah KPK meringkus Eddy Prabowo hanya berdasarkan laporan satu orang saja.
Siapa orang yang melaporkan Eddy? Itu tidak terlalu penting. Termasuk ada kabar bahwa penangkapan itu tidak atas sepengetahuan Dewan Pengawas KPK. Bahkan ketua KPK tidak diberi tahu operasi senyap pimpinan Novel Baswedan yang menurut Tempo baru dibeberkan dua hari sebelum penangkapan.
Yang terpenting sekarang dan terang benderang di pelupuk mata termasuk yang rabun sekalipun adalah sangat jelas sudah betapa kran ekspor lobster itu menjadi ajang pesta pora para koruptor yang rakus.
Dan itu semua berlangsung di hadapan Presiden Joko Widodo. Seliweran tanpa malu.
Dari kasus barbar ini, sudah waktunya pak Jokowi melarang ekspor bayi lobster.
Dan memulai proyek besar-besaran budidaya lobster dengan mengikutsertakan nelayan serta aneka lembaga swadaya masyarakat.
Pemerintah sangat bisa melakukan hal ini. Sebagaimana keberhasilan melarang ekspor nikel dan mengubah CPO menjadi bahan bakar.
Bukankah menciptakan produk ekspor komoditi nilai tambah sudah menjadi program yang harus dilaksanakan pemerintah ?
Kenapa melempem dalam soal menciptakan nilai tambah hasil laut kita ?Malahan seorang Susi harus dikorbankan karena bertikai dengan menteri segala menteri. Hingga konon Bu Susi tidak pernah hadir dalam rapat koordinasi antar menteri.
Menciptakan nilai tambah produk hasil laut dan pertanian harusnya menjadi prioritas yang sejajar dengan aneka pembangunan infrastruktur.
Jadi kita nantikan langkah Presiden mengenai ekspor bayi lobster.
Apakah diteruskan atau tidak?
Jika diteruskan maka kita jadi semakin tahu bahwa sebenarnya pak Jokowi berada dalam sangkar emas para oligarkis.
Yang dengan gampang beli Rolex disaat masyarakat sengsara , kelaparan dan tergolek.
Yang menanggapi apapun perintah Presiden dengan sikap cuek..
Yang sangat nyaman bersembunyi dibalik ocehan influencret yang berusaha mengaburkan fakta yang lucunya diikuti dan diamini oleh pasukan bebek.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews