Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) tengah berlangsung sejak (12/5) di Kompleks Parlemen, Jakarta, dengan agenda strategis yang tak hanya membahas kerja sama antarparlemen negara-negara Islam, tetapi juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan ekonomi digital dan berkelanjutan.
Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Galih Dimuntur Kartasasmita, dalam 11th Meeting of the Specialised Standing Committee on Economic Affairs and the Environment, menekankan bahwa negara anggota OKI harus menciptakan infrastruktur ekonomi yang mendukung pengembangan potensi anak muda, khususnya dalam bidang teknologi dan kewirausahaan.
“Bukan hanya Indonesia, tapi dunia itu 30% anak muda. Jadi anak muda zaman sekarang itu harus bisa dibekali oleh jalur-jalur infrastruktur ekonomi dari negaranya untuk bisa mengembangkan startup-startup sendiri,” ujar Galih
Galih menjelaskan bahwa penurunan tren startup pasca-2019 merupakan proses normalisasi, bukan kemunduran.
“Startup menurun bukan karena negative reasoning, tapi karena normalisasi. Sekarang yang harus dicari adalah startup-startup yang benar-benar baru dan inovatif sesuai zaman sekarang,” jelasnya.
Ia juga mencontohkan model positif dari Aljazair yang membuka akses investasi dan inkubator startup.
“Kita juga harus bisa membekali anak-anak kita kalau mau masuk ke luar negeri. Tapi dalam skema PUIC, artinya kita bicara dulu di antara negara-negara anggota untuk bisa saling mendukung dan mengembangkan potensi ini,” tambah Galih.
Sebelumnya, Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, memastikan bahwa konferensi berjalan lancar dari sisi agenda hingga pengamanan.
“Ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi PUIC ke-19,” kata Mardani.
Ia menegaskan pentingnya pembahasan isu-isu strategis seperti peningkatan partisipasi perempuan dan pemuda, pembangunan berkelanjutan, serta solidaritas terhadap kawasan konflik, termasuk Palestina.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews