Lampung Timur, Daerah Seksi untuk Investasi

Dengan segala potensinya ini, Lampung Timur yang sekarang berusia 21 tahun ini layak menjadi daerah seksi bagi investor yang berminat membangun industri di sektor-sektor unggulan seperti wisata, maritim, dan pertanian.

Jumat, 8 Mei 2020 | 14:46 WIB
0
298
Lampung Timur, Daerah Seksi untuk Investasi
Pantai Karang Mas di Lampung Timur (Foto: dok. pribadi)

Lampung Timur adalah salah satu daerah tingkat II berupa kabupaten di Provinsi Lampung yang belum banyak dikenal di pusat pemerintahan dan perekonomian nasional, meskipun di sana menyimpan banyak potensi ekonomi.

Geografinya yang strategis dari pusat pemerintahan dan perekonomian di Jakarta, seharusnya daerah ini bisa menjadi magnet untuk menarik kalangan investor dari berbagai sektor usaha untuk masuk ke daerah ini.

Lokasinya hanya berjarak 245 kilometer dari Jakarta. Untuk menempuh ke Lampung Timur lewat darat seseorang hanya butuh waktu 5 jam ke arah barat melewati jalan tol menuju pelabuhan feri Merak, Banten menuju Bakauheni. Dari Bakauheni, seseorang lalu menuju utara melewati jalan lintas timur Sumatera. Dari Bakauheni, seseorang cukup menghabiskan waktu 2,5 jam untuk sampai di pusat pemerintahan Lampung Timur, Kota Sukadana.

Dari sekian banyak potensi ekonomi yang dimiliki Lampung Timur, ada dua sektor yang selaras dengan visi pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni wisata dan maritim.

Untuk sektor wisata, Lampung Timur punya Taman Nasional Way Kambas (TNWK) namanya. Taman seluas 1.300 km2 ini adalah Taman Warisan ASEAN ke-4 di Indonesia yang terkenal sebagai kawasan konservasi Gajah Sumatera yang mirip dengan Taman Nasional Serengeti di Tanzania, Afrika.

Dibangun pada 1985, taman nasional ini menjadi sekolah gajah pertama di Indonesia yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan, dan konservasi.

Taman Nasional Way Kambas telah ditetapkan menjadi kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park). Penetapan ini menjadikan TNWK sebagai Taman Warisan ASEAN ke-4 di Indonesia atau ke-36 di Asia Tenggara. Penetapan kawasan konservasi menjadi Taman Warisan ASEAN adalah salah satu upaya melestarikan kawasan di wilayah Asia Tenggara, yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan tingginya nilai ekosistem.

Selain ratusan ekor gajah, di taman nasional Way Kambas juga berdiri International Rhino Foundation yang memiliki fungsi menjaga spesies badak yang terancam punah seperti  Badak Sumatera, Harimau Sumatera, Mentok Rimba, dan Buaya Sepit.

Untuk jenis floranya, ada Api,api, Nipah, dan Pandan.

Di bagian pesisir yang berupa rawa yang memiliki garis pantai sepanjang 105 kilometer ini, banyak ditemukan bermacam-macam jenis burung seperti Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau Raja, dan Pependang Timur.

Taman nasional ini bisa menjadi daya tarik luar biasa besar bagi investor yang menggeluti usaha travel dan perjalanan wisata. Banyak investor yang bisa digandeng untuk membangun semacam hotel bagi pelancong atau pecinta alam yang hendak menikmati hutan wisata di Way Kambas ini.

Way Kambas bisa menjadi daya tarik untuk mendatangkan investor wisata mengingat posisinya yang strategis dari Jakarta. Apalagi bila di kawasan pesisirnya dibangun akses pelabuhan khusus wisata, membuat Way Kambas lebih mudah dijangkau wisatawan dari pantai utara Jakarta lewat jalur Laut Jawa menggunakan kapal cepat.

Apalagi, pada akhir pekan banyak sekali orang kaya Jakarta yang pergi ke luar kota untuk menikmati alam. Mereka yang selama ini memilih kawasan Puncak, Jawa Barat, sudah tidak terlalu antusias lagi, karena persoalan macet dan polusi kedaraan bermotor. Mereka lebih menyukai wisata alam dan bahari sebagai pelepas lelah di akhir pekan.

Investor seperti Artha Graha Group, Podomoro Group, dan Ciputra Group boleh jadi akan tertarik mengembangkan bisnis wisata bahari maupun alam di Lampung Timur ini mengingat mereka sudah banyak menggarap pusat bisnis serupa di beberapa daerah di Indonesia.

Sedangkan di sektor maritim, Lampung Timur yang memiliki garis pantai sepanjang 105 kilometer juga tidak kalah menariknya bagi investor untuk datang menanamkan modalnya.

Garis pantai Lampung Timur yang menghadap lepas ke Laut Jawa menjadikannya mudah dijangkau dari pelabuhan besar seperti di Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungmas (Semarang), Tajungperak (Surabaya), Merak (Banten), dan pelabuhan-pelabuhan lain di Pulau Kalimatan. Bisa jadi, Labuhan Maringgai sebagai pelabuhan tradisional di Lampung Timur ini akan menggeser Pelabuhan Panjang di Bandar Lampung yang geliatnya sudah meredup.

Kawasan maritim Lampung Timur selama ini menjadi penghasil tangkapan laut seperti ikan, udang (vaname dan windu) rajungan, serta kepiting laut. Hasil tangkapan laut ini dilelang di Labuhan Maringgai yang melegenda ini.

Labuhan Maringgai ini bisa dikembangkan menjadi pemasok bahan pokok ikan untuk pasar-pasar di wilayah Lampung yang semakin hari semakin ramai dan mudah dijangkau berkat pembangunan jalan tol di era Presiden Joko Widodo ini.

Investor yang bermain di industri perikanan di Lampung Timur setidaknya  akan menjadi salah satu pemain kunci dalam mencukupi kebutuhan perikanan dan hasil laut di kawasan Sumatera maupun untuk tujuan ekspor.

Sedangkan agak masuk ke daratan, Lampung Timur juga punya basis  pertanian dan perkebunan yang bisa diolah dan dibudidayakan seperti perkebunan pisang, peternakan/penggemukan sapi/kambing, perikanan air tawar, lada, makanan/minuman, dan pasir kuarsa.

Lampung Timur yang sekarang dipimpin oleh Bupati Zaiful Bokhari punya visi membuat lompatan pembangunan dengan menjalankan kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi di daerahnya. Ini sesuai dengan isu strategis daerah yang akan meningkatkan tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi.

“Kami akan dukung penuh investor dengan kemudahan birokrasi,” kata Zaiful dalam sebuah kesempatan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ir Puji Riyanto MM mengaku sudah menyiapkan beberapa program prioritas yang akan menjadi penunjang bagi berkembangnya industri di daerah itu.

Program prioritasnya antara lain tentang pembangunan infrastruktur dan permukiman. Pembangunan infrastruktur ditujukan untuk meningkatkan konektivitas antara satu titik ke titik lain sehingga memudahkan pergerakan manusia dan barang.

Dengan segala potensinya ini, Lampung Timur yang sekarang berusia 21 tahun ini layak menjadi daerah seksi bagi investor yang berminat membangun industri di sektor-sektor unggulan seperti wisata, maritim, dan pertanian. 

Krista Riyanto, Jurnalis, Penulis, dan anggota Dewan Riset Daerah

***