Apa yang dilakukan menteri Rini Soewandi dan Ignasius Jonan juga tidak salah, karena demi untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang mengalami kekurangan atau penurunan produksi.
Dalam sidang kabinet di Istana Bogor pada hari Senin 8 Juli 2019 presiden Jokowi mengingatkan menteri Rini Soewandi dan Menteri Ignasius Jonan terkait tingginya impor migas. Sebenarnya rapat sidang kabinet ini rapat rutin yang dilakukan oleh presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi terkait permasalahan ekonomi dan mencari solusi.
Karena berdasarkan data, nilai ekspor dari Januari sampai dengan Mei mengalami penurunan secara year of year sebesar 8,6% dan impor turun sebesar 9,2%.
Hal ini menjadikan neraca defisit perdagangan semakin melebar. Antara nilai ekspor dan impor-lebih banyak melakukan impor yang menjadikan defesit transaksi berjalan.
Dan menurut presiden Jokowi, biang kerok penyebab besarnya defisit perdagangan yaitu impor migas. Maka, presiden memberikan atensi atau mengingatkan kepada dua menteri yaitu Rini Soewandi dan Ignasius Jonan.
Menurut opini pribadi, Presiden mengingatkan kepada pembatunya atau menteri adalah hal yang wajar. Tetapi ada hal yang menarik menurut saya.
Apa itu hal yang menarik?
Melakakukan impor migas, pasti ada sebabnya atau ada alasannya. Bisa jadi produksi dalam negeri tidak mencukupi atau sesuai target. Maka, jalan atau solusinya adalah melakukan impor migas. Impor minyak dan gas dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Bagaiamana kalau tidak usah melakukan impor migas, apa yang akan terjadi?
Yang terjadi yaitu akan terjadinya kelangkaan minyak dan gas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat atau industri.
Kalau sampai terjadi kelangkaan justru bisa menyebabkan terjadinya guncangan ekonomi. Seperti dalam bulan puasa sampai dengan lebaran pasti konsumsi bahan bakar minyak akan meningkat. Dan ini diperoleh dari impor minyak dan gas.
Ini seperti buah simalakama. Tidak impor migas akan terjadi kelangkaan yang bisa menyulut masalah sosial. Melakukan impor akan menyebabkan defisit transaksi berjalan. Sekarang presiden tinggal pilih yang mana?
Jadi, apa yang dilakukan menteri Rini Soewandi dan Ignasius Jonan juga tidak salah, karena demi untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang mengalami kekurangan atau penurunan produksi.
Kalau air laut itu bisa disulap jadi bensin tentu kita tidak akan impor minyak.
Ada juga solusi untuk mengatasi defisit transaksi berjalan?
Penghematan anggaran. Nah, dalam hal ini justru pemerintah terkesan boros. Seperti THR PNS dan gaji ke-13, sangat menyedot anggaran yang tidak sedikit. Ini juga menjadi dilema bagi pemerintah dalam hal ini presiden. Memangkas THR PNS dan gaji ke -13 juga hampir mustahil. Karena juga sudah terjadi dengan pemerintahan sebelumnya.
Pokoke mumet dan mumet, wis ngono wae!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews