Ke depan Kerajaan Arab Saudi bukan lagi menjadi pelayan haji dan umroh, tapi berubah menjadi pelayan turis seperti di negara-negara wisata lainnya.
Pemerintah Arab Saudi mulai mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari umat Islam yang ingin beribadah ke Tanah Haram yang ada di negaranya.
Kalau sebelumnya visa umroh digratiskan, sekarang harus bayar. Per visa harganya 300 Riyal atau sekitar 1,2 juta Rupiah.
Setiap tahun, saya prediksi jumlah jamaah umroh mencapai lebih dari 5 juta orang. Artinya, selama setahun ke depan, Kerajaan Arab Saudi akan mendapatkan gelontoran uang tambahan 6,1 triliun Rupiah!
Hanya dari biaya visa yang sebelumnya digratiskan.
Kerajaan benar-benar pintar dan memang didesak untuk pintar mencari pundi-pundi uang baru selain dari Petro Dollar yang trennya mulai turun.
Sebelumnya, Sang Pelayan Dua Tanah Haram berencana menghapus biaya visa progresif (untuk jamaah yang datang umroh untuk kedua kali dan seterusnya) sebesar 2000 Riyal atau sekitar 7,4 juta Rupiah.
Tapi begitu penghapusan itu diumumkan tanggal 9 September 2019 lalu, pemerintah di saat yang sama justru membebankan biaya visa ke seluruh jamaah haji, baik yang baru sekali datang atau pun berkali-kali.
Ini artinya, beban biaya yang sebelumnya dibebankan ke orang tertentu, sekarang dibebankan ke semua orang.
Hebat kan?
Hebatnya lagi, mereka mulai memperlakukan jamaah umroh yang datang ke negaranya untuk ibadah dengan jamaah wisata yang datang ke negaranya untuk jalan-jalan.Kalau dulu visa umroh gratis sedangkan visa wisata SR 500, sekarang visa umroh langsung dipatok ke angka SR 300 atau 60 persen dari biaya visa wisata. Biaya visa umroh ini saya yakin akan terus naik, karena tidak ada yang bisa melarangnya.
Siapa yang menanggung tambahan biaya visa umroh itu? Ya konsumen, tentu. Biro Haji dan Umroh tidak mungkin mau menanggungnya. Bahkan untuk harga paket yang sudah disepakati bersama pun, mereka tetap minta tambahan uang ke jamaah untuk biaya visa ini.
Maka jangan heran kalau ke depannya Kerajaan Arab Saudi bukan lagi menjadi pelayan haji dan umroh, tapi berubah menjadi pelayan turis seperti di negara-negara wisata lainnya.
Padahal jamaah datang ke Tanah Suci untuk beribadah, bukan untuk berwisata.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews