Visa Umroh Kini Tak Lagi Gratis

Ke depan Kerajaan Arab Saudi bukan lagi menjadi pelayan haji dan umroh, tapi berubah menjadi pelayan turis seperti di negara-negara wisata lainnya.

Jumat, 13 September 2019 | 07:55 WIB
0
491
Visa Umroh Kini Tak Lagi Gratis
Masjidil haram di Mekkah (Foto: adindaazzahra.com)

Pemerintah Arab Saudi mulai mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari umat Islam yang ingin beribadah ke Tanah Haram yang ada di negaranya.

Kalau sebelumnya visa umroh digratiskan, sekarang harus bayar. Per visa harganya 300 Riyal atau sekitar 1,2 juta Rupiah.

Setiap tahun, saya prediksi jumlah jamaah umroh mencapai lebih dari 5 juta orang. Artinya, selama setahun ke depan, Kerajaan Arab Saudi akan mendapatkan gelontoran uang tambahan 6,1 triliun Rupiah!

Hanya dari biaya visa yang sebelumnya digratiskan.

Kerajaan benar-benar pintar dan memang didesak untuk pintar mencari pundi-pundi uang baru selain dari Petro Dollar yang trennya mulai turun.

Sebelumnya, Sang Pelayan Dua Tanah Haram berencana menghapus biaya visa progresif (untuk jamaah yang datang umroh untuk kedua kali dan seterusnya) sebesar 2000 Riyal atau sekitar 7,4 juta Rupiah.

Tapi begitu penghapusan itu diumumkan tanggal 9 September 2019 lalu, pemerintah di saat yang sama justru membebankan biaya visa ke seluruh jamaah haji, baik yang baru sekali datang atau pun berkali-kali.

Ini artinya, beban biaya yang sebelumnya dibebankan ke orang tertentu, sekarang dibebankan ke semua orang.

Hebat kan?

Hebatnya lagi, mereka mulai memperlakukan jamaah umroh yang datang ke negaranya untuk ibadah dengan jamaah wisata yang datang ke negaranya untuk jalan-jalan.

Kalau dulu visa umroh gratis sedangkan visa wisata SR 500, sekarang visa umroh langsung dipatok ke angka SR 300 atau 60 persen dari biaya visa wisata. Biaya visa umroh ini saya yakin akan terus naik, karena tidak ada yang bisa melarangnya.

Siapa yang menanggung tambahan biaya visa umroh itu? Ya konsumen, tentu. Biro Haji dan Umroh tidak mungkin mau menanggungnya. Bahkan untuk harga paket yang sudah disepakati bersama pun, mereka tetap minta tambahan uang ke jamaah untuk biaya visa ini.

Maka jangan heran kalau ke depannya Kerajaan Arab Saudi bukan lagi menjadi pelayan haji dan umroh, tapi berubah menjadi pelayan turis seperti di negara-negara wisata lainnya.

Padahal jamaah datang ke Tanah Suci untuk beribadah, bukan untuk berwisata.

***