Ironi Plumpang

Lalu mengapa pula wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang padat penduduk. Pembiaran yang harus dibayar mahal…

Minggu, 5 Maret 2023 | 06:58 WIB
0
152
Ironi Plumpang
Depo Pertamina Plumpang (Foto: detik.com)

Ironis…

Depo BBM Pertamina di Plumpang terbakar, ada penduduk tewas karena rumahnya di dekat Depo BBM Pertamina di Plumpang yang kini padat penduduk ikut terbakar.

Pada saat Depo BBM Pertamina dibangun dulu, wilayah Plumpang adalah wilayah yang kosong, alias tidak berpenduduk. Lalu seiring dengan berjalannya waktu, permukiman dan bisnis-bisnis kecil di sekitarnya mulai dibangun. Sayangnya, tidak ada aparat yang melarang atau mencegah.

Kini, setelah tahun demi tahun berlalu, wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang menjadi wilayah padat penduduk. Dan, ketika terjadi kebakaran, ada penduduk yang tewas. Salah seorang anggota DPR meminta agar Depo BBM Pertamina di Plumpang itu direlokasi karena dianggap membahayakan penduduk.

Saya sama sekali tidak bermaksud mengabaikan adanya penduduk yang tewas. Tewasnya penduduk akibat kebakaran Depo BBM Pertamina di Plumpang itu sangat kita sesalkan. Bahkan kita bersedih karena itu.

Namun, kita tahu bahwa Depo BBM Pertamina memang memiliki potensi yang membahayakan, terutama jika terjadi kebakaran.

Lalu mengapa pula wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang padat penduduk. Pembiaran yang harus dibayar mahal…

Saya jadi teringat akan cerita tentang bandar udara atau pangkalan udara. Pada awalnya, bandar udara/pangkalan udara itu dibangun di tanah kosong. Lalu secara berangsur-angsur dibangunlah permukiman dan bisnis-bisnis kecil di sekitar bandara udara/pangkalan udara itu. Semakin lama permukiman dan bisnis itu semakin berkembang dan semakin padat.

Lalu mulailah bandar udara/pangkalan udara itu diprotes penduduk karena bisingnya suara pesawat yang take off dan landing. Kehadiran bandar udara/pangkalan udara itu kemudian juga dianggap membahayakan penduduk sekitar terutama jika ada pesawat yang mengalami kecelakaan.

Bandar udara/pangkalan udara itu lalu diminta untuk dipindah, atau direlokasi ke tempat lain. Dan, nanti kejadian yang sama pun akan berulang kembali…

***