Lalu mengapa pula wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang padat penduduk. Pembiaran yang harus dibayar mahal…
Ironis…
Depo BBM Pertamina di Plumpang terbakar, ada penduduk tewas karena rumahnya di dekat Depo BBM Pertamina di Plumpang yang kini padat penduduk ikut terbakar.
Pada saat Depo BBM Pertamina dibangun dulu, wilayah Plumpang adalah wilayah yang kosong, alias tidak berpenduduk. Lalu seiring dengan berjalannya waktu, permukiman dan bisnis-bisnis kecil di sekitarnya mulai dibangun. Sayangnya, tidak ada aparat yang melarang atau mencegah.
Kini, setelah tahun demi tahun berlalu, wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang menjadi wilayah padat penduduk. Dan, ketika terjadi kebakaran, ada penduduk yang tewas. Salah seorang anggota DPR meminta agar Depo BBM Pertamina di Plumpang itu direlokasi karena dianggap membahayakan penduduk.
Saya sama sekali tidak bermaksud mengabaikan adanya penduduk yang tewas. Tewasnya penduduk akibat kebakaran Depo BBM Pertamina di Plumpang itu sangat kita sesalkan. Bahkan kita bersedih karena itu.
Namun, kita tahu bahwa Depo BBM Pertamina memang memiliki potensi yang membahayakan, terutama jika terjadi kebakaran.
Lalu mengapa pula wilayah di sekitar Depo BBM Pertamina di Plumpang padat penduduk. Pembiaran yang harus dibayar mahal…
Saya jadi teringat akan cerita tentang bandar udara atau pangkalan udara. Pada awalnya, bandar udara/pangkalan udara itu dibangun di tanah kosong. Lalu secara berangsur-angsur dibangunlah permukiman dan bisnis-bisnis kecil di sekitar bandara udara/pangkalan udara itu. Semakin lama permukiman dan bisnis itu semakin berkembang dan semakin padat.
Lalu mulailah bandar udara/pangkalan udara itu diprotes penduduk karena bisingnya suara pesawat yang take off dan landing. Kehadiran bandar udara/pangkalan udara itu kemudian juga dianggap membahayakan penduduk sekitar terutama jika ada pesawat yang mengalami kecelakaan.
Bandar udara/pangkalan udara itu lalu diminta untuk dipindah, atau direlokasi ke tempat lain. Dan, nanti kejadian yang sama pun akan berulang kembali…
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews