Sharing Economy, Bisnis Fresh di Era Digital

Melihat pasar yang sangat pesat di China, bukan tidak mungkin hal itu juga akan terjadi di Indonesia. Waktunya untuk para pebisnis melirik dan memanfaatkan peluang yang sudah di depan mata.

Selasa, 6 Juli 2021 | 05:41 WIB
0
371
Sharing Economy, Bisnis Fresh di Era Digital
Sourch Photo by YukCharge.

Bisnis online saat ini sudah tidak asing lagi di dengar dikalangan masyarakat. Khusunya pada saat masa pandemi ini, ruang gerak terbatasi memaksa semua harus berinovasi. Tak sedikit toko yang beralih menjualkan barang ritel mereka ke platfrom toko online.

Banyaknya penjual yang berbondong-bondong gelar tikar di platfrom online akan membuat persaingan penjualan semakin ketat dan pemasaran membutuhkan lebih banyak modal untuk mengiklankan produk yang belum tentu akan efektif untuk penjualan barang ritel.  Lalu, sampai kapan anda akan mempertahankan bisnis yang sudah ketinggalan jaman seperti itu

Di negara maju seperti China, saat ini sedang berkembang konsep bisnis berbasis sharing economy. Sharing Economy adalah sistem yang dibuat untuk memudahkan para pebisnis menjajakan jasa mereka tanpa memerlukan tenaga manusia tambahan.

Saat ini, perkembangan sharing economy sangat pesat dilihat dari banyaknya platfrom transaksi online atau digital, bahkan telah menjadi tren bisnis yang paling berkembang di dunia. Selain untuk transaksi, model sharing economy juga digunakan untuk bisnis sewa menyewa. Sudah banyak perusahaan yang menerapkan sistem ini.

Di negara China, penggunaan sharing economy diperkirakan akan meningkat 10% per-tahun dalam lima tahun kedepan dan meningkat pesat saat terjadinya pandemi covid-19. Bahkan, penyewaan barang dan jasa dengan model sharing economy ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat di China.

Selain di China, negara yang banyak menerapkan sharing economy ini adalah Jepang dan UK. Namun, di negara kita Indonesia ini juga sudah banyak start up yang menerapkan sharing economy. Siapa yang tidak kenal Gojek, Grab dan Airbnb? Mereka adalah perusahaan yang sukses menerapkan sharing economy ini.

Pemakaian ponsel sudah menjadi kebutuhan hidup umat manusia namun, tidak diimbangi dengan penemuan ponsel dengan daya tahan batrai 24 meski dipakai terus menerus  membuat pemasaran power bank sukses besar. Apalagi, ditambah manusia jaman sekarang menyukai barang praktis yang bisa dibawa kemana-mana dan tidak mengganggu aktivitas.

Namun, model power bank yang yang tebal akan merepotkan pembawanya. Sedangkan, power bank yang kecil dan praktis tidak memiliki daya yang cukup untuk mengisi ponsel hingga penuh berkali-kali.

Power bank yang tipis dan berdaya besar sangat mahal untuk dipakai hanya pada kondisi tertentu. Masalah seperti itu yang akhirnya mendorong manusia berinovasi lagi dan lagi hingga muncul tren sharing power bank berbasis sharing economy bernama YukCharge di Indonesia.

Salah satu sharing economy yang bisa anda coba untuk memulai bisnis anda adalah sharing power bank. Dengan sistem sharing economy, YukCharge ini dapat menyewakan power bank kepada target market dengan mengunduh aplikasi atau hanya scan QR kode saja.

Tersedia 6-10 power bank dalam satu produk  yang siap disewakan. Hanya butuh 10 detik sampai powerbank ada di tangan konsumen. Menjadi agen sharing power bank ini dapat meningkatkan pemasukan disamping usaha yang dijalankan.  Keuntungan untuk pemakai barunya terdapat pada promo gratis hingga 3 kali pemakaian untuk pengguna baru.

Di negara China, sudah banyak sharing power bank terpasang di tempat publik. Seperti mall, restoran, bandara, stasiun, hotel, sampai tempat wisata. Melihat pasar yang sangat pesat di China, bukan tidak mungkin hal itu juga akan terjadi di Indonesia. Waktunya untuk para pebisnis melirik dan memanfaatkan peluang yang sudah di depan mata.

***