Bunyi mesin kasir di megastore PSG, gak berhenti berbunyi. Bunyi yang sama juga dengan mesin kasir di megastore Persib di Jalan Sulanjana, Bandung.
Bisakah rejeki dari peristiwa perpindahan Lionel Messi dari klub Barcelona ke klub PSG menetes ke pelaku UMKM di tanah air? Kalo menunggu impaknya secara formal mah mustahil. Gak usah berharap, kalo kata saya mah. Rejekinya mesti direbut!
Mendengar berita terbaru soal gaji Messi yang besarnya setengah trilyun rupiah/tahun, sungguh mencengangkan siapapun tentunya. Kalo dihitung lebih detil lagi, maka gaji Messi itu sama dengan sejuta rupiah/menit!
Tentunya, korporasi yang ada di balik semua peristiwa transfer Messi ini udah menghitung cuannya. Bayangkan saja, kemarin dari penjualan jersey PSG Messi yang bernomer punggung 30, stoknya langsung ludes hanya dalam waktu 30 menit doang.
Tampilan jerseynya gak usah dipersoalkan lagi, apakah desainnya estetis ataukah tidak. Yang jelas, pasar konsumen yang memburu merchandise tersebut, terlihat rela mengular. Rela antri puanjang di depan megastore PSG di Paris, demi sebuah jersey Messi. Semua orang kiasu!
Cling...cling...cling!
Bunyi mesin kasir di megastore PSG, gak berhenti berbunyi. Bunyi yang sama juga dengan mesin kasir di megastore Persib di Jalan Sulanjana, Bandung.
Kata saya mah, para pelaku UMKM di tanah air, jangan naiflah. Jangan nunggu rejeki jerseynya menetes dari Nike. Segera mainkan secara ATM. Ambil peluang ekonominya. Amati-Tiru-Modifikasi!
Lalu produksinya jual ke masyarakat lokal yang terpapar dampak demam publisitas Messi. Begitulah ekonomi "imovation" yang acap dimainkan oleh Tiongkok dengan fenomena "Made in China" nya!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews