Jangan Berhenti di Usia Senja!

Selasa, 18 September 2018 | 22:03 WIB
0
606
Jangan Berhenti di Usia Senja!

Kita awalnya agak heran kenapa Pak Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin jadi Cawapresnya diusia yang 75 tahun (12 Maret 1943). Pak Kyai yang punya gelar Prof. Dr ini merupakan politisi dari PPP dan PKB, dan terakhir sebagai Ketua MUI. Beliau berpengalaman sebagai anggota DPRD, MPR dan juga sebagai Watimpres. Pak Jokowi memilihnya, jelas ada hitungannya sendiri.

Awalnya kita ragu... apakah Pak Kyai ini bisa berbuat sesuatu untuk mendukung pak JKW? Pesaingnya sesama tokoh di usia senja itu pak Prabowo (67 thn), itu imbangannya. Prabowo pensiunan Kopassus masih bergas, biasa naik kuda... masih menggebu-gebu, cerdas. Pak Prabowo memilih Sandiaga Uno yang masih muda, pengusaha kaya, lulusan Amerika jelas ada pertimbangan tersendiri.

Nah, saya mendapat WA yang bagus tentang pandangan PM Malaysia, Mahatir yang masih eksis bersaing di usia 93 thn (10 Juli 1925). Prof Ma'ruf jelas lebih muda dari Mahathir, hanya karena sarungan jadi kelihatan sepuh. Kalau melihat gerakan tubuhnya dan bicaranya masih okay, dipercaya kalangan Muslim yang adalah mayoritas penduduk Indonesia.

Di atas itu adalah fakta-fakta dari intermezo politik, karena ada pemberitaan ramai tetantang debat Pilpres dengan menggunakan bahasa Inggris. Jelas kubu Hambalang jagonya, cas cis cus, sekolahnya saja di AS. Lah kalau dalam debat diacarakan tentang akidah, dalil-dalil pemahaman dan peran Islam dalam politik Indonesia? Jelas berat menyaingi pakar bersarung itu...

Gitu deh, jadi yang wajar-wajar saja... pake bahasa Indonesia saja...  masing-masing ada titik lemahnya... Jangan saling menjatuhkan tapi menjelaskan kepada konstituen dia yang lebih pantas dan dipercaya membawa Indonesia menuju cita-cita luhurnya, masyarakat yang adil dan makmur.

Nah, terkait soal usia senja, ini pesan Dr Mahathir yang membuatnya sehat, dan masih bisa berbuat untuk negara... Bukan pesan utk Prof Ma'ruf looh, tapi untuk teman-teman saya dalam menyikapi bertambahnya usia.

Katanya, tetaplah aktif setelah Anda mencapai usia pensiun, 58-60 tahun.

Pertama jika Anda malas, tidak menggunakan otot lagi dan lebih banyak berbaring sepanjang waktu, otot-otot Anda bahkan tidak dapat membawa berat badan Anda. Anda tidak bisa berdiri dan mungkin Anda tidak akan bisa berjalan.

Kedua, jika Anda berhenti menggunakan otak Anda, tidak mau berpikir, maka Anda tidak akan dapat menyelesaikan masalah. Bila Anda malas membaca, tidak menulis, maka kemampuan otak akan semakin mundur terus jadi pikun. Jadi selalu aktiflah kata Mahathir.

Sebagai penutup, tetap berfikir positif, tatalah hati kita. Saya di usia yang hampir 71 mulai merasakan penurunan kemampuan fisik, onderdil mulai lapuk, tetapi tetap harus dijaga, agar tidak lemah fisik dan tidak lemot (lemah otak).

Saya senditi selalu berusaha melatih motorik, baca dan nulis, kadang-kadang nyopir, golf, jalan-jalan ke Mall, nonton film dengan Uti dan kerja Sebagai adviser...

Semoga bermanfaat ya my friends. Usia hanya angka, tergantung kita menyikapinya.

***

Marsda Pur Prayitno Ramelan, pengamat intelijen.