Prabowo Subianto bersama partai koalisinya menyia-nyiakan kesempatan berharga dengan tidak menunjuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua tim kampanye nasional. Padahal, sosok AHY-lah yang mampu mengimbangi Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Erick Thohir hanya bisa diimbangi oleh AHY dari sisi usia maupun tampilan fisik dalam menggaet kaum milenial. Kalau Prabowo-Sandiaga menunjuk tokoh tua seperti Djoko Santoso sebagai ketua timses, sama saja dengan memilih kartu mati, sebab ini akan menjadi pertarungan antargenerasi, yaitu generasi tua melawan generasi muda.
AHY sangat pas dipasang sebagai Ketua Timses Prabowo-Sandiaga karena bisa head to head dengan Erick Thohir yang telah dijadikan sebagai Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf, bukan malah merendahkan atau mengerdilkan AHY dengan menjadikannya sekadar anggota pembina tim sukses.
Prabowo terkesan mau mengambil semuanya untuk Gerindra, mulai dari calon presiden, calon wakil presiden sampai ketua tim sukses. Padahal harus diingat, koalisi memerlukan kebersamaan. Cara berpolitik Prabowo ini justru melemahkan semangat kebersamaan di tubuh koalisi.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons perlakuan Prabowo terhadap AHY yang hanya dianggap sebelah mata dengan melancarkan "politik dua kaki". Di satu sisi Partai Demokrat berada di koalisi Prabowo, tetapi di sisi lain SBY membiarkan para gubernur yang berasal dari Demokrat mendukung Jokowi-Ma'ruf serta membebaskan kader Demokrat menentukan pilihannya.
Seharusnya Prabowo merespon politik dua kaki SBY ini dengan menjadikan AHY sebagai ketua tim pemenangan, tetapi sayangnya hal itu tidak dilakukannya.
Sikap "memberontak" terhadap Prabowo yang ditunjukkan Demokrat sementara PAN dan PKS hanya membungkam semakin menunjukkan bahwa dugaan pemberian mahar politik yang dilakukan Sandiaga Uno terhadap dua partai itu benar adanya.
Ketidakhadiran Demokrat saat rapat pembentukan Timses Prabowo-Sandiaga menunjukkan "kesengajaan" yang dirancang SBY sendiri.
Dari kacamata politik, itu harus dibaca sebagai pembalasan SBY terhadap Prabowo yang tidak menunjuk AHY sebagai sebagai cawapres dan kini sebagai ketua tim pemenangan.
Tidak ada arti lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews