Sebagai sahabat dekat, Erick Thohir dapat meyakinkan Sandiaga Uno agar berbicara jujur kepada publik soal kasus pemberian mahar politik Rp1 triliun yang dilakukannya untuk membungkam PKS dan PAN.
Kemarin secara mengejutkan pasangan capres/cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin menunjuk Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye atau Timses dari sejumlah profesional muda seperti Najwa Shihab dan Wisnutama.
Dengan ditunjuknya Erick Thohir insya Allah akan dapat membuat Sandiaga insyaf dan kembali ke jalan yang benar.
Sebagaimana ramai diberitakan, Sandiaga Uno melenggang maju menjadi bakal cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto setelah memberi uang mahar kepada PKS dan PAN masing-masing Rp500 miliar.
Uang mahar diberikan kepada dua partai rekan sekoalisi untuk "membungkam" PKS dan PAN agar tidak ngotot mencalonkan bakal cawapresnya mendapingi Prabowo, juga agar PKS dan PAN tidak "mutung" yang bisa berakibat menarik dukungan.
PAN mengusulkan Zulkifli Hasan, PKS mendorong Salim Segal Aljufri yang direkomendasikan Ijtima Ulama selain Ustad Abdul Somad, namun belakangan UAS menyatakan tidak bersedia.
Sedangkan Partai Demokrat yang melakukan pendekatan intensif kepada Prabowo melalui peran Susilo Bambang Yudhoyono mengusung Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
Adapun mahar politik Rp500 milar kepada masing-masing PAN dan PKS diungkapkan Wasekjen Demokrat Andi Arief, sekaligus menunjukkan kekecewaannya karena Prabowo tidak memilih AHY sebagai bakal cawapresnya. Andi bahkan menyebut Prabowo sebagai "Jenderal Kardus".
Sandiaga sendiri pernah mengakui dana itu bukan dimaksudkan sebagai mahar politik, tetapi sebagai dana kampanye. KPU berniat menyelidikinya, tetapi Bawaslu menolak menyelidiki dugaan mahar politik Sandiaga dengan alasan Andi Arief mangkir empat kali.
Sebaiknya Sandiaga Uno secepatnya keluar dari aneka modus politik kardusan yang licik, yang bertentangan bukan saja dengan etika politik, tetapi sudah melanggar hukum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews