Bendera Tiongkok Berkibar Jokowi Dinyinyiri

Senin, 3 September 2018 | 21:42 WIB
0
837
Bendera Tiongkok Berkibar Jokowi Dinyinyiri

Tiada hari tanpa komentar nyinyir untuk Presiden Jokowi. Berbuat bener dinyinyirin, salah apalagi. Ketika pada Closing Ceremony Asian Games 2018 Minggu (2/9/2018) bendera Tiongkok warna merah bergambar bintang dikibarkan para pengibar bendera di panggung Gelora Bung Karno? Apalagi diiringi lagu kebangsaan Cina, Mars Sukarelawan Tiongkok -- Yi yong jun Jin xing qu? Tak ayal lagi, hayo rame-rame dinyinyiri....

Publik yang di kepalanya sudah dibelit pikiran “pemerintah antek asing dan aseng” (bukan asing dari Arab tetapi Cina) kontan nyerocos berkomentar di status medsos. Langsung kibaran bendera Cina dikait-kaitkan dengan kegoblokan pemerintah, yang dikendalikan asing-aseng (terminologi khusus untuk Jokowi).

“Astaghfirullah, kenapa bendera Cina dikibarkan oleh Paskibraka kita? Kenapa lagu kebangsaan Cina dinyanyikan di negara kita? Apakah ini bukti kalau negara kita sudah dijajah aseng?” tulis Ivan Samosir, dalam akunnya di FB pada Minggu malam itu. Kontan komentar Ivan ditanggapi berbagai macam celoteh. Dari yang “versi kampret” (anti Jkw) maupun “versi cebong” (pro Jkw).

“Nanti saya kasih unjuk, bukti-bukti bahwa kini mengalir banyak tenaga kerja aseng ke Indonesia (di era Jokowi, tentunya)...,” kata Joen, salah satu akun lainnya lagi. Bahkan Jokowi ke Lombok pun pada saat Closing Ceremony, juga disalahkan.

“Seharusnya kalau tahu di Jakarta ada acara yang penting, tidak perlu pencitraan ke (pengungsi gempa) Lombok..,” katanya pula. Bahkan Joen meragukan, bahwa pidato sambutan Presiden RI Jokowi untuk Closing Ceremony pun itu dilakukan di Lombok.

“Itu rekaman, bukan siaran langsung...,” ungkap Joen pula.

Terlepas Jokowi pakai “stunt time” (waktu pengganti) atau tidak, yang pasti apa yang terjadi di panggung Closing Ceremony GBK Minggu malam itu kurang lebih senada dengan apa yang terjadi di panggung Closing Ceremony Asian Games 2014 Incheon, Korea pada Jumat (19/9/2014) malam.

Pukul 20.51 menit pada 19 September 2014 silam, setelah bendera OCA (Olympic Council of Asia, lembaga Olimpiade nya Asia salah satu penyelenggara Asian Games) diturunkan, maka dikibarkanlah Sang Saka Merah Putih di Stadion Incheon. Itu pertanda, bahwa setelah Asian Games Incheon tutup, maka “Sampai Jumpa” di Asian Games berikutnya di Indonesia 2018!

Penaikan bendera Merah Putih di Incheon pada Closing Ceremony Asian Games 2014 itu, menurut catatan kronologis dari panitia (OC) AG Incheon, yang hadir di panggung bendera hari itu adalah Gubernur Sumantera Selatan Alex Noerdin dan terlihat membawa bendera Olimpiade Asia, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama Gubernur DKI Jakarta (karena tuan rumahnya bakal 2018 adalah Jakarta dan Palembang).

Juga terlihat dalam pengibaran Merah Putih serta kumandang Indonesia Raya di Incheon, wakil IOC (International Olympic Council) dari Indonesia, Rita Subowo...

Tak hanya itu. Di panggung Closing Ceremony di Incheon pada Jumat (19/9/2014) itu juga digelar iming-iming seni budaya Indonesia. Waktu itu, menurut catatan panitia AG Incheon, adalah “Tari Ronggeng”. Disebutkan, bahwa Tari Ronggeng adalah tarian yang mencerminkan “Warna-warni kota Jakarta”.

Kemudian disusul tarian Melayu dari Palembang Darussalam, dengan tema “The Spirit of Sout Sumatra”, Semangat Sumatera Selatan. Tarian Melayu ini, konon kata catatan dari Incheon, “energik dan mempesona” dengan iringan instrumen yang disebut Rampak Gendang...

Baik kostum, maupun gebyar tarian dan iringan musik Tarian Palembang itu digambarkan mempesona publik Closing Ceremony di Incheon, empat tahun silam.

Lalu apa salahnya kini penaikan bendera Merah bergambar bintang Tiongkok dan Lagu Kebangsaan tetangga Asia, Yi yong jun Jin xing qu yang adalah Mars Sukarelawan Tiongkok itu? Bukannya Tiongkok bakal menjadi tuan rumah Asian Games empat tahun mendatang, di Hangzhou 2022?

Dan ketika orang terkaya nomor dua di Cina, Jack Ma – yang wajahnya khas bukan wajah orang kaya itu (ia berasal dari kalangan bawah) – tampil di pentas, berpidato “Selamat Datang nanti di kotaku yang indah...,” kemudian diiringi tari-tarian Cina yang bakal menyambut para tetamu atlet Asian Games 2022 bergeliatan di panggung Gelora Bung Karno Minggu malam itu? Salahnya dimana? Trus pemerintahan Jokowi komunis gitu?

Suasana yang kurang lebih serupa, saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri, ketika menyaksikan “Emas Pertama Indonesia di Olimpiade” Barcelona 1992. Ketika itu, di Closing Ceremony Barcelona 1992 juga dikibarkan bendera Amerika Serikat pada saat Closing Ceremony. Pertanda bahwa Amerika bakal menjadi tuan rumah Olimpiade berikutnya, di Atlanta 1996 Georgia...

Pemandangan serupa juga saya lihat sendiri, di penutupan Asian Games 1986 Seoul, Korea. Waktu itu di panggung Closing Ceremony juga dikibarkan bendera tuan rumah berikutnya, Asian Games 1990 Beijing. Bendera Tiongkok yang berkibar. Demikian juga ketika saya menyaksikan sendiri, hal serupa di pesta olahraga Asia Tenggara, SEA Games 1983 Singapura, dan kemudian SEA Games 1987 Bangkok.

So what, gitu loh pengerekan bendera asing-aseng di akhir sebuah pesta meriah pekan olahraga se Asia, Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno? Salah Jokowi lagi? Ampun paralun, kalau kebencian politik sudah berada di ubun-ubun. Semua yang dilakukan lawan politik, sebaik apapun, pasti salah, salah, dan salah.

Padahal, dalam tradisi Olimpiade – disebutnya tradisi para Olimpian – yang semangatnya diambil dari semangat sportivitas kuno, di era Yunani kuno yakni “Citius, Altius, Fortius” (Lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat) setiap negara anggota Olimpiade termasuk Indonesia tentunya, harus saling menghormati sesama anggota.

Tiada permusuhan. Adanya, adalah semangat kompetitif untuk merebut kemenangan secara sportif. Bukan dengan dalih politik. No politics, di Olimpianisme...

Mbok ya positif lah, terhadap upaya anak bangsa. Yang baik ya dibilang baik. Yang buruk, ya diperbaiki. Bahkan media asing dari Hongkong, South China Morning Post misalnya: Mereka tulis dalam salah satu headline mereka, “Indonesia Stages Best Asian Games Ever....,”

Indonesia, kata mereka, menggelar Asian Games yang terbaik yang pernah terselenggara sampai saat ini. Kita malah nyinyir tak bertepi....

***