Jusuf Kalla (JK) masih menjadi magnet politik Tanah Air.
Sempat digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi sebelum Ma'ruf Amin terpilih, namun ia terbentur konstitusi. Gagal menjadi cawapres Jokowi, bukan berarti JK menurunkan wibawa politiknya dengan menjadi tim sukses atau tim pemenangan Prabowo Subianto. JK tetap berada di kubu Jokowi, kendati bukan tanpa tawaran dari kubu Prabowo.
Sebutlah Anies Baswedan yang berada di kubu Prabowo, bisa menjadi jembatan untuk JK. Demikian pula Aksa Mahmud, sebenarnya bisa mempengaruhi JK untuk menyeberang dalam hal ini menjadi tim pemenangan Prabowo. Kenyataannya, JK tetap berada di kubu Jokowi. JK memegang fatsoen politik bahwa realitasnya ia masih menjabat wakil presiden RI dengan Joko Widodo sebagai presidennya.
Bergabungnya JK ke tim sukses Jokowi sebagai Dewan Pengarah bisa menjadi pukulan telak bagi Sudirman Said, Prabowo, dan Sandiaga Uno. Mengapa Sudirman Said? Karena ia merupakan satu di antara anggota tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Saya menyindir soal opisisi yang sempat tenar dengan istilah kardus itu melalui Twitter.
"Pak JK sdh resmi gabung ke Timses @jokowi, pukulan telak buat Sudirman Said, Prabowo & Sandiaga Uno. Gimana tuh pak @saididu?
Semoga ttp kritis. Toh Pak Bos sdh di jalur rasional, bersikap tegas memilih pemimpin yg baik. Mosok anak buah masih terlena dgn oposisi kardusan?"
Dengan kompaknya para Sekretaris Jenderal partai pengusung pasangan bakal capres/cawapres yang telah menyerahkan daftar anggota tim sukses ke Kantor Komisi Pemilihan Umum, Senin (20/8/2018) kemarin, pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin sudah siap tempur.
Abaikan dulu para sekjen partai yang belum menyerahkan nama ketua tim kampanye nasional dengan alasan Jokowi masih sibuk mengemban tugas negara, toh selama belum adanya ketua tim pemenangan, posisi itu bisa dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan, yaitu para Sekretaris Jenderal Partai yang memiliki kursi di parlemen.
Ada tiga nama calon ketua yang sedang dipertimbangkan Jokowi untuk TKN Jokowi-Maruf Amin. Ketiga calon ketua tersebut pernah menduduki sektor publik dengan jabatan yang tinggi, memiliki rekam jejak yang bagus dalam pengelolaan komunikasi dengan berbagai kalangan. Ketiganya juga merupakan tokoh senior dengan usia yang cukup matang, yaitu di atas 60 tahun.
Nama-nama yang beredar untuk menduduki posisi itu adalah mantan Wakil Ketua PBNU As'ad Ali, Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Mantan Menko Perekonomian Chaerul Tanjung.
Sedangkan JK menjadi Dewan Pengarah timses bersama Try Sutrisno, Puan Maharani, Pramono Anung, Sri Mulyani, Agung Laksono, Akbar Tanjung, Dimyati Rois, Siswono Yudo Husodo, Suharso Monoarfa, Sidarto Danusubroto, Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetyo.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews