Pilihan Politik Khofifah, Dukung Jokowi atau Prabowo!

Minggu, 19 Agustus 2018 | 13:55 WIB
0
627
Pilihan Politik Khofifah, Dukung Jokowi atau Prabowo!

DPD Partai Demokrat Jatim menjanjikan kemenangan tebal terhadap paslon capres-cawapres Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno pada Pilpres 2019 nanti. Kabarnya, Soekarwo dipastikan akan all out untuk kemenangan Prabowo-Sandi.

Sekretaris DPD Demokrat Jatim Renville Antonio mengatakan bahwa dalam Pilpres saat ini, Demokrat Jatim secara terstruktur mengerahkan seluruh kadernya di Jatim dengan komando lurus dari DPP Demokrat untuk memenangkan paslon Prabowo-Sandi.

“Relawan kami dan seluruh kader Demokrat yang saat pilgub lalu telah teruji memenangkan paslon Khofifah-Emil akan kembali turun, itu untuk memenangkan Prabowo-Sandi sebagai salah satu capres yang direkomendasi DPP untuk dimenangkan di Jatim,” ungkapnya, seperti dilansir INIKATA.com, Selasa (14/8/2018).

Renville juga memastikan Soekarwo akan menjadi pimpinan utama Demokrat di Jatim untuk memenangkan paslon Prabowo-Sandi pada Pilpres. “Pakde Karwo dan Ketum SBY intensif melakukan rapat dan komunikasi. Ini membuktikan kalau Pakde Karwo akan tetap all out untuk Demokrat,” jelasnya.

Menurut Renville, saat ini Demokrat Jatim fokus menghadapi Pemilu 2019 nanti, Pileg dan Pilpres 2019. “Kami optimis target tambahan kursi Demokrat di pileg dan memenangkan paslon Prabowo-Sandi akan tercapai dengan usaha maksimal dari seluruh kader Demokrat di Jatim,” tandasnya.

Soekarwo sendiri mengaku belum mengikuti langkah dari DPP Demokrat. “Jadi kita masih menunggu, karena teknisnya masih digodok DPP, detailnya seperti apa dalam menghadapi Pilpres. Jadi masih menunggu,” katanya, mengutip Metronews.com, Kamis (16/8/2018).

Sebelumnya, Pakde Karwo mengaku bertemu Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas cara meningkatkan suara Demokrat, termasuk isu dirinya akan pindah ke Partai NasDem.

“Saya ditelepon Pak SBY sekitar dua hari lalu. Saya tak akan hengkang (dari Demokrat). Bagaimana mungkin saya sudah mengurus Partai Demokrat selama 10 tahun, nanti sampeyan seneni (marahi). Intinya pertemuan itu fokus bagaimana meningkatkan suara Demokrat di Jatim,” jelas Pakde Karwo.

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad menegaskan, pertemuan koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi di Jatim sudah dimulai dengan pertemuan sekretaris Gerindra, PKS, dan PAN.

“Tapi kami masih menunggu Pakde Karwo untuk pertemuan antar ketua-ketua partai. Sebab beliau yang paling senior dan lebih berpengalaman, sehingga kami menghormati senioritas beliau,” kata Anwar Sadad.

Dilematik Khofifah

Keputusan DPP Demokrat yang mendukung Prabowo-Sandi tentunya menjadi sebuah dilema bagi Gubernur Jatim Terpilih Khofifah Indar Parawansa. Sebab, PDIP bersama Golkar, PKB, PPP, NasDem, dan Hanura, telah mengusung Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Apalagi, sebelumnya Khofifah telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Khofifah memastikan dirinya hanya akan mendukung Jokowi jika kembali maju pada Pilpres 2019.

Ia juga mengaku bersedia jika ditunjuk kembali menjadi Tim Sukses Jokowi nantinya. Apa yang disampaikan Khofifah adalah “jawaban diplomatis”: jika kembali maju! Artinya, saat itu, bisa saja Jokowi tidak jadi maju kembali pada Pilpres 2019.

Namun, toh kenyataannya, akhirnya Jokowi maju kembali bersama pasangannya KH Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya. Di sinilah persoalannya. Apalagi, Emil Elestianto Dardak selaku Wagub Terpilih juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Kompas.com, Rabu (4/7/2018) menulis, awalnya Emil tidak menjawab lugas saat ditanya wartawan soal ke mana arah dukungannya pada Pilpres 2019 nanti. “Pada prinsipnya kita mendoakan agar Indonesia bisa melanjutkan agenda-agenda yang sudah baik ini,” ujar Emil.

Agenda alias program yang dimaksud Emil, yakni Indonesia sebagai poros maritim dunia, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan daya saing ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Kemudian wartawan pun meminta penegasan apakah artinya Emil mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019, ia baru menjawab lugas. “Ya memang (mendukung Jokowi). Siapa sekarang pemerintahannya? Yang sedang berjalan kan,” ujarnya.

“Kalau ditanya penilaian saya terhadap pemerintahan sekarang, saya sangat mengapresiasi pemerintahan yang sekarang,” lanjut Emil. Statement Emil yang mendukung Jokowi dalam Pilpres 2018 ini seperti pernyataan Khofifah sebelumnya.

Khofifah saat diwawancarai Kompas TV juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Pasangan calon nomor urut 1 ini telah “sepakat” mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti.

Bukan hanya Khofifah-Emil saja yang sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Tapi, hasil voting dalam forum Rakorda Demokrat Jatim, Sabtu (21/7/2018) menunjukkan ke mana arah dukungan Demokrat Jatim.

Dalam voting yang digelar pada Sabtu, (21/7/2018) itu, ada 2 nama calon presiden, yakni Jokowi dan Prabowo. Hasil voting, capres Jokowi meraih dukungan mayoritas dengan 152 suara, sementara capres Prabowo meraih 56 suara, sementara 6 suara dinyatakan tidak sah.

Mengutip Kompas.com, Jumat (27/7/2018), menurut Soekarwo, dukungan Demokrat Jatim ke Jokowi pada Pilpres 2019 bukan jalan bagi dirinya untuk melompat dari Demokrat mengikuti langkah Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.

“Itu isu, tidak perlu ditanggapi. Bisa bahaya nanti kalau isu ditanggapi,” kata Soekarwo usai menghadiri sidang paripurna di DPRD Jatim. Menghimpun suara dari pengurus DPC untuk Pilpres 2019, sambung Soekarwo, adalah keputusan rapat dengan DPP Demokrat.

“Instruksinya DPP untuk menghimpun suara dari bawah tentang Pilpres 2019,” ujarnya. Hasil suara tersebut sudah diserahkan kepada DPP Demokrat sebagai bahan masukan untuk majelis pertimbangan partai.

“Sudah saya laporkan ke DPP,” ucapnya. Soekarwo menolak mengomentari arah dukungan Demokrat di Pilpres 2019. “Itu bukan domain saya, itu sudah wewenangnya ketua umum,” kata Gubernur Jatim 2 periode ini, kala itu.

Sebagian besar kader Demokrat Jatim menginginkan partainya mengusung Jokowi sebagai capres 2019-2024. Demikian hasil voting 214 kader dari kalangan anggota fraksi Demokrat se-Jatim, 38 ketua DPC Kabupaten/Kota se-Jatim, serta 5 anggota pengurus DPD Jatim.

Inilah yang menjadi persoalan bagi Demokrat Jatim, termasuk Khofifah dan Emil. Pasalnya, sekarang ini DPP Demokrat sudah memutuskan bergabung dengan Koalisi Gerindra, PKS, dan PAN yang mengusung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.

Pada Pilkada Jatim 2018 lalu, Khofifah-Emil diusung Golkar dan Demokrat bersama PPP, NasDem, Hanura, dan PAN. Sementara paslon Saifullah Yusuf (Gus Ipul) – Puti Guntur Soekarno diusung PDIP dan PKB serta didukung Gerindra dan PKS.

Kalau Soekarwo sudah tegak lurus mendukung Prabowo-Sandi, maka Khofifah-Emil juga harus cerdas dan cermat dalam menentukan sikapnya nanti. Apalagi, saat Pilpres pada 17 April 2019 nanti, mereka sudah menjabat Gubernur-Wagub Jatim.

Perlu dicatat, jabatan Soekarwo akan lepas pada 12 Februari 2019. Artinya, sebelum Pilpres 2019, Khofifah-Emil sudah resmi sebagai pengganti Soekarwo-Gus Ipul. Di sini, keduanya tentu sudah terikat dengan jabatannya sebagai pimpinan Jatim.

Surat Menteri PAN-RB Nomor: B/71/M.SM.00.00/2017, pada 27 Desember 2017. Perihal: Pelaksanaan Netralitas bagi ASN pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018, Pemilihan Legislatif 2019, dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019.

Surat ditujukan kepada Para Menteri Kabinet Kerja; Panglima TNI; Kapolri; Jaksa Agung; Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara; Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Non Struktural; Gubernur; dan Bupati/Walikota.

Dengan menyimak Surat Men PAN-RB tersebut, tentunya sebagai Gubernur-Wagub Jatim, Khofifah-Emil tidak mudah begitu saja menyatakan dukungan terhadap capres-cawapres tertentu, kecuali keduanya mengambil cuti kampanye.

Pilihan ini twntuny memang sulit bagi Khofifah. Apalagi, KH Sholahuddin Wahid alias Gus Sholah sudah terdaftar dalam Tim Prabowo-Sandi. Gus Sholah adalah motor pendukung utama Khofifah saat Pilkada Jatim 2018 lalu.

Sebagai warga Jatim, tentunya Khofifah-Emil lebih elok jika mengambil jarak dari kedua paslon, sehingga tidak terlibat dalam kontestasi secara langsung diantara Jokowi-Ma’ruf dengan Prabowo-Sandi. Inilah yang dinamakan, "politik cerdas"!

***