Anak Sudah Jadi Bupati, Orang Tuanya Tetap Jualan di Pasar

Sabtu, 18 Agustus 2018 | 23:30 WIB
0
664
Anak Sudah Jadi Bupati, Orang Tuanya Tetap Jualan di Pasar

Setiap seorang anak yang sukses secara materi pasti ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Cara membahagiakan juga bermacam-macam,setiap orang pasti berbeda-beda cara memperlakukan kedua orang tuanya. Ada yang membelikan kendaraan bermotor atau mobil kalau kedua orang tuanya bisa mengendarainya. Ada yang memperbaiki rumah menjadi lebih baik atau malah membelikan rumah baru. Ada yang mengajak liburan atau jalan-jalan beserta keluarga secara ramai-ramai atau sekedar mengajak makan di restoran.

Bahkan banyak anak karena merasa sudah sukses secara materi, ingin kedua orang tuanya yang dulu mungkin hidupnya kekurangan atau bekerja  yang sifatnya kasar, seperti menjadi buruh, jualan di pasar yang penghasilanya hanya cukup untuk makan atau menyambung hidup keluarga saja.

Dan sebagai anak yang telah sukses seringkali menyuruh orang tuanya untuk tidak bekerja lagi karena dianggap pekerjaan orang tuanya terlalu berat, dan sebagai gantinya anaknya akan memberi atau mengirimi uang yang cukup sebagai gantinya. Tidak usah bekerja lagi, cukup di rumah saja, sambil menghabiskan hari tuanya.

Tetapi tidak semua orang tua mau diperlakukan seperti itu. Terutama orang tua yang terbiasa bekerja sekalipun itu hanya pekerjaan yang dianggap kasar atau penghasilannya kecil atau tidak seberapa. Orang tua yang sudah terbiasa bekerja atau badannya harus sering bergerak, ketika disuruh berhenti malah bisa mengakibatkan orang tua stress. Karena sudah terbiasa bekerja.

Ada sebagian orang tua yang tidak mau diperlakukan seperti burung dalam sangkar emas. Yang segala sesuatunya dipenuhi dan dilayani, kalau perlu memakai pembantu sebagai bentuk berbakti kepada orang tua. Diberikan kamar yang kasurnya mentul-mentul dan ber-AC, mau makan tinggal bilang atau minta ke pembantu.

Tetapi orang tua malah tidak nyaman diperlakukan seperti dalam sangkar emas, ia masih ingin bebas dan bekerja atau beraktivitas untuk dirinya yang tidak ingin merepotkan anak-anaknya.

Bahkan ketika diajak kerumah anaknya yang telah sukses yang rumahnya megah,kadang orang tua yang terbiasa bekerja tidak betah berlama-lama di rumah anaknya. Mereka sering tidak kerasan dan pengin segera pulang.

Seperti kisah  Bupati Timor Tengah Utara di Nusa Tenggara Timut atau NTT, yaitu Raymundus Sau Fernandes. Bupati Raymundus menjadi bupati dua periode dari tahun 2010 sampai 2020. Ia pernah menjadi wakil DPRD dalam usia 25 tahun dan pernah juga menjadi wakil bupati di Timor Tengah.

Bupati Raymundus mempunyai kedua orang tua yang masih lengkap, sekalipun usianya sudah termasuk sudah tua. Ibunya bernama Margaretha Hati Manhitu (78) dan bapaknya bernama Yakobus Manue Fernandez (84). Sekalipun sudah usia 78 tahun, Margaretha masih bisa bekerja dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama suaminya dengan menjual sayuran dan asam kering yang dipanen dari sekitar rumahnya. Hasil panen di jual di pasar yang sudah menjadi langganannya. Hasil panen untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan ini sudah dari remaja atau muda dijalaninya.

Sekalipun anaknya sudah menjadi pejabat atau bupati, Margaretha tidak mau menyusahkan anaknya. Ia tetap bekerja seperti biasa, memetik atau mengambil asam untuk dijual ke pasar. Bahkan larangan anaknya untuk tidak berjualan lagi asam dan sayur di pasar tetap tidak dihiraukannya.

"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau, karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual," kata Raymundus.

Menurut penuturan Raymundus, ibunya (Margaretha) kalau berkunjung ke rumahnya tidak lebih dari dua hari, karena ingin segera pulang untuk bertani menanam sayur dan mencari asam untuk dijual di pasar. Yang bikin haru Raymundus kalau ia liburan dengan anak-ankanya, ibunya selalu memberikan uang untuk anak-anaknya untuk membeli buku.

Dan sebagai seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tuanya dengan meringankan kebutuhan sehari-harinya, mulai dari kebutuhan pokok atau sekedar memberi uang untuk kedua orang tuanya. Tetapi bantuan itu selalu ditolak oleh Margaretha dan suaminya. Dengan mengatakan, "Kami tidak mau membebani anak kami, karena dia kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari."

Sebagai orang tua Margaretha juga tak lupa menasehati anaknya yang seorang pejabat atau bupati untuk menjadi pelayan dan bekerja  dengan baik untuk masyarakat dan menjaga nama baik keluarga.Dan Margaretha berpesan, "Nikmatilah hasil keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain.

Inilah kisah inspiratif orang tua yang di usia tuanya masih bekerja dan tidak ingin menyusahkan anak-anaknya, sekalipun mungkin tidak pernah mengenyam pendidikan, tapi pemikirannya seperti orang yang berpendidikan.

***