Betapa Kecewanya Ahokers atas Penunjukkan Ma'ruf Amin

Minggu, 12 Agustus 2018 | 07:16 WIB
0
660
Betapa Kecewanya Ahokers atas Penunjukkan Ma'ruf Amin

Berdasarkan hasil penelitian yang belum lama ini dirilis oleh University of Saskatchewan di Kanada tentang kecebong, ternyata kecebong alias cebong bisa memakan sesama cCebong atau kanibal kalau sumber makanan di sekitarnya sudah tidak ada atau menipis.

Cebong yang merupakan cikal bakal kodok adalah berdasarkan sifatnya, sebenarnya bukanlah binatang buas yang suka memakan cebong lainnya. Secara alamiah cebong tidak buas malah terkesan lucu, akan tetapi kalau merasa lapar dan tidak ada sumber makanan lainnya, cebong bisa berubah menjadi kanibal atau memakan sesamanya. Dan kemungkinan terjadi sangat kecil.

Bagaimana dengan realita politik tanah air tentang cebong? Cebong yang merupakan sebutan atau wadah dan berhimpunnya antara pendukung Jokowi atau Jokower dan pendukung Ahok atau Ahoker.

Semenjak Joko Widodo menggandeng KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres, banyak para pendukung Jokowi dan Ahok mengalamai kekecewaan yang teramat dalam atau luka dalam. Mereka kecewa berat atas terpilihnya KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo.

Ungkapan kekecewaan itu bisa diketahui atau dilihat di medsos khusus berkumpulnya para cebong atau Jokower dan Ahoker. Meraka mengungkapkan atau menumpahkan kekesesalan atas perasaan kecewa berat. Bahkan sambil ngedumel mereka akan golput atau tidak menggunakan hak pilih mereka pada pilpres 2019 nanti.

Sebenarnya para Jokower atau Ahoker untuk golpat-golput bukan kali ini saja. Sejak terbitnya SP3 untuk Imam Besar Rizieq Shihab, para cebong sudah banyak yang mengancam untuk golput, mereka kecewa atas terbitnya SP3 itu. Tetapi pada waktu itu para cebong atau Jokower dan Ahoker masih bisa menghibur diri dan saling menguatkan di antara Cebong itu.

Tetapi kali ini dengan terpilihnya KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo, sepertinya puncak atau klimaks kekecewaan mereka kepada Joko Widodo yang selama ini didukung dan di belanya.

Bahkan sesama cebong atau Jokower dan Ahoker terjadi perang hebat atau kanibal sesama cebong. Lihat saja di medsos. Mereka bukanya saling menguatkan atau memberi pengertian, tetapi saling mencaci, mencela dan bahkan saling keluar dari pertemanan.

Mereka yang selama ini akrab di medsos sekarang mereka ribut sendiri-sendiri dan menjadi buas seperti cebong yang kehabisan sumber makanan. Cebong yang awal lucu dan jinak seketika berubah menjadi ganas dan buas, bahkan bisa membuat air menjadi keruh karena para cebong saling memakan atau kanibal kepada sesamanya.

Untuk menyembuhkan atau menyatukan para cebong Jokower dan Ahoker yang terluka dalam diperlukan waktu yang lama dan diperlukan terapy khusus yang berulang-ulang supaya mereka sembuh dan tidak golput. Itu pun tidak jamainan mereka tidak akan golput, karena namanya kecewa biasanya susah untuk disembuhkan.

Para cebong atau Jokower dan Ahoker ini dari DNA atau dari sononya memang ringkih. Kenapa bisa begitu? Karena pada dasarnya pendukung Jokower dan Ahoker ini dulunya orang-orang yang memang apatis terhadap politik atau golput.

Bagi mereka menggunakan hak pilih atau tidak, juga tidak akan membawa perubahan. Mereka mulai tersadar atau berubah menggunakan hak pilih mereka semenjak Jokowi Widodo maju sebagai pasangan Gubernur dan wakil gubernur dengan berpasangan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok.

Dan orang-orang ini berasal dari kalangan terdidik atau rata-rata berpendidikan tinggi. Bukan itu saja, mereka rata-rata mapan secara ekonomi dan mereka juga militan sangat militan, karena kebanyakan dari mereka adalah kaum wanita. Karena mapan secara ekonomi, mereka sering membuat kegiatan dengan biaya sendiri tanpa menyodorkan proposal dari pintu ke pintu.

Hanya kelemahan dari mereka kalau sudah kecewa atau dikecewakan akan kembali kepada habitat lamanya yaitu golput. Tapi golputnya mereka bukan karena masa bodoh atau apatis, tetapi sebagai sikap kritis mereka atau karena alasan rasional. Mereka orang-orang terdidik dan mapan secara ekonomi. Mau negara ini pertumbuhannya turun atau naik, mereka akan tetap mapan secara ekonomi dan tidak berdampak pada mereka.

Kelemahannya cebong lainnya, mereka tidak solid dan tidak saling menguatkan di antara mereka. Sesama cebong saja mereka saling serang dan memaki atau mencela, apalagi dengan pihak atau kelompok lainnya, dalam hal ini kelompok lawan politiknya.

Tidak bisa dipungkiri kelompok cebong ini jumlahnya banyak dan jutaan. Kalau mereka golput tentu akan membawa dampak psikologis yang kurang baik bagi para cebong.

Hai para cebong... bersatulah dan kembalilah ke sifat asli cebong yaitu berkelompok, jangan malah saling memakan!

Kalian ga sadar, kampret di sana sedang pesta dan ketawa-ketiwi.

Hahaha.... hihihihi.....

 

***