Setelah KH Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo, maka saat ini KH Ma'ruf Amin adalah seorang politisi.
Karena sebelumnya KH Ma'ruf Amin adalah seorang tokoh agama atau Ulama yang sangat dihormati oleh warga Nahdliyin, apalagi sebagai Rais Aam PBNU.
Selama ini kalau ada tokoh agama yang sangat dihormati, kalau ada masyarakat yang kadang membuat meme yang bernada melecehkan atau membuat dengan kalimat yang melecehkan, biasanya Banser (NU) akan mendatangi orang tersebut untuk meminta klarifikasi atau meminta maaf dan menyodorkan kertas dan materai untuk membuat pernyataan minta maaf.
Nah, karena sekarang KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres, otomatis ia menjadi seorang politisi. Namanya politisi pasti akan di ulik-ulik atau dicari-cari kehidupan pribadinya atau hal-hal negatif selama ia menjabat sebagai ketua MUI atau jabatan yang pernah ia sandang.
Dan serangan-serangan politik pasti akan dilakukan oleh pihak lawan, dan hal-hal negatif yang ada pada diri KH Ma'ruf Amin akan dijadikan peluru. Kalau ini terjadi, diharapkan kaum santri atau Nahdliyin bisa memahami dan tidak buru-buru menuduh melecehkan atau tidak menghormati seorang kyai atau Ulama.
Jadi jangan sampai baperan atau mudah tersinggung, karena ini sudah masuk wilayah politik dan memang terkadang tidak mengenakkan, apalagi yang diungkit sisi pribadi.
Bahkan baru sehari mendaftarkan sebagai pasangan capres dan cawapres, KH Ma'ruf Amin dalam kunjungan ke kantor PPP, malah seakan memancing atau menyindir kubu lawan, yaitu menuduh kubu lawan tidak mematuhi atau menghormati rekomendasi Ijtima Ulama.
Nah,gaya seperti ini adalah gaya politisi, kalau itu yang mengeluarkan pernyataan seorang cawapres yang kebetulan juga sebagai Ulama atau tokoh agama, mau tidak mau kubu lawan juga akan menanggapinya dan bisa balik menyerang yang bersangkutan.
Untuk itu dibutuhkan pengertian warga Nahdliyin apabila nanti akan banyak sindiran-sindiran atau nyinyiran atau nada-nada sumbang yang akan ditujukan kepada KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres atau politisi.
Tentu kubu lawan akan mempersiapkan amunisi-amunisi dari yang ringan sampai yang berat untuk melakukan kampanye negatif kepada KH Ma'ruf Amin.
Mudah-mudahan warga Nahdliyin bisa memahaminya dan tidak melakukan tindakan-tindakan dengan membawa selembar kertas dan materai untuk membuat pernyataan.
Mudah-mudahan juga ke depan dalam kampanye kedua pasangan capres dan cawapres lebih banyak mengkampayekan program-program untuk mensejahterakan masyarakat dibanding kampanye membangkitkan emosi masyarakat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews