Pendafatran Capres dan Cawapres yang sudah semakin dekat, tentunya membuat kita bertanya-tanya siapa yang menjadi calon wakil presiden. Untuk presiden sepertinya sudah tidak biasa dibantah kalau petahana Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subiatnto akan rematch kembali.
Menarik untuk dilihat manuver-manuver politik yang dilakukan belakangan ini, siapa sangka Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya secara resmi mendukung mantan koleganya di TNI untuk menjadi calon presiden.
SBY memilki pengalaman 2 kali memenangi pemilihan umum akan menjadi senjata yang pasti merepotkan kubu Jokowi.
Prabowo pasti merasa lega setelah partai berlambang mercy itu memberikan dukungan kepada dirinya. Apalagi partai Demokrat melalui ketua umumnya mengatakan bahwa menyerahkan sepenuhnya pemilihan cawapres merupakan hak dari Prabowo sekalu capres yang mereka dukung.
PKS yang selama ini menjadi mitra koalisi Partai Gerindra malah belum memberikan pernyataan mendukung mantan Danjen Kopassus tersebut. Banyak yang beranggapan PKS harus mendapat jatah Cawapres. Dengan 9 nama yang di ajukan oleh PKS sebagai cawapres nama Ustadz Salim Segaf Aljufri yang dewasa ini banyak dibicarakan. Selain mendapat dukungan dari internal PKS, Aljufri pun mendapat dukungan dari para ulama yang belum lama membuat usulan cawapres.
Menurut Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, nama cawapres Prabowo mengerucut menjadi 3 nama yaitu AHY, Aljufri dan juga Ustadz Abudul Somad.
Terlihat partai-partai pengusung yang mendukung Prabowo belum rela apabila salah satu dari mereka tidak menjadi cawapres dari koalisi yang mereka bangun.
Ini cukup terbalik dengan partai koalisi pemerintah yang sudah bulat mendukung Jokowi sebagai capres itu terlihat dari pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai di Istana Bogor dan juga pertemuan Jokowi dengan seluruh sekjen pendukung.
Menarik bagi kita, untuk mengkalkulasi siapa yang akan di pilih Jokowi dan Prabowo menjadi cawapres.
Prabowo tampaknya akan terlebih dahulu mengumukan cawapres yang akan diusung, biasa 3 orang yang disebut oleh Fadli Zon biasa juga yang lain.
Hal ini didukung oleh statement Prabowo yang mengatakan 3-5 hari lagi akan ada nama Cawapres.
Sedangkan Jokowi lewat orang di sekitarnya beberapa kali mengungkapkan akan mengumumkan nama Cawapres didetik-detik terakhir masa pendaftaran.
Strategi Jokowi untuk menunggu sampai pendaftaran paling akhir adalah strategi yang jitu untuk meilihat siapa yang akan dimajukan oleh Prabowo.
Apabila Prabowo memajukan AHY sebagai cawapres, kemungkinan Jokowi akan memajukan Moeldoko mantan Panglima TNI yang sekarang menjadi KSP.
Jika dibandingkan secara pengalaman dan dari segala aspek pastilah AHY bukan lawan yang seimbang bagi moeldoko. kecuali kegantengan AHY yang bisa mendongkrak elektabilitas dan juga nama besar ayahanda yang menjadi presiden 2 periode.
Apabila Prabowo memajukan Aljufri sebagai cawapres, Jokowi akan memajukan Ma'aruf Amin sebagai cawapres bagi dirinya. Meski dinilai tidak memiliki latar belakang politik, tapi Ketua MUI yang juga menjadi Rais Aam dari PBNU tentunya memilki dukungan yang sangat kuat dari santri yang ada di Indonesia.
Selain itu pihak parpol pendukung Jokowi pun akan sangat mudah menerima sosok senior yang satu ini, selain tidak akan mengancam di 2024. Sosok Ma'aruf dapat mendongkrak suara Jokowi yang dinilai anti Islam oleh segelintir orang.
Ada satu nama yang cukup mencenangkan yang dimajukan oleh para ulama kepada Prabowo yaitu Abdul Somad, Ustadz yang sedang "ngehits" ini sudah beberapa kali membantah akan maju dalam dunia politik, namun hal ini juga politik yang dinamis biasa saja membuat Abdul Somad didapuk menjadi Cawapres Prabowo.
Apabila dalam 5 hari ke depan Prabowo mengumukan Abdul Somad, maka Jokowi dapat memberikan jatah Cawapres lagi-lagi ke bukan orang partai yaitu Mahfud MD atau juga sahabat Abdul Somad yaitu Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih akrab disebut TGB.
Mantan Ketua MK dan Gubernur NTB 2 periode ini dinilai lebih senior secara pengalaman dan kapasitas dibanding Ustad Abdul Somad. Secara nilai keislaman juga kedua Cawapres Jokowi dinilai mumpuni untuk meredam Abdul Somad yang juga memiliki massa pendukung yang cukup banyak.
Mampukah Prabowo mengalahkan Jokowi dalam pilpres 2019? Atau lagi-lagi mantan Walikota solo itu memimpin untuk 2 periode.
Menarik untuk di simak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews