Sungai Citarum, yang merupakan Ibu Kandung yang melahirkan Kota Bandung, kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan Harian KOMPAS pernah menjadikan headline Halaman 1 dengan judul "Citarum Makin Rusak" dalam laporan khususnya. Faktanya, memang, Citarum menjadi sungai paling kotor di dunia.
Bayangkan. Citarum menjadi semacam tempat pembuangan sampah terbesar yang panjangnya beberapa kilometer. Sampah itu berupa sampah dari alam akibat kerusakan di hulu sungai, sampah buangan dari masyarakat, dan sampah limbah buangan pabrik. Citarum pun kotor, berbau busuk, dan jadi sumber penyakit.
Saking padat dan rapatnya sampah yang memenuhi Sungai Citarum orang bisa berjalan di atas sampah seperti jalan di atas jembatan. Ikan-ikan di sana sebetulnya tak bisa dikonsumsi karena sudah terkontaminasi dengan polusi air dan plastik.
"Banyak penyakit yang timbul, terutama stunting (orang yang pertumbuhan badannya tidak bisa berkembang atau kuntet). Biaya BPJS Jawa Barat menghabiskan anggaran hampir Rp 2 triliun (20% BPJS Nasional) hanya untuk mengobati warga di sekitar Citarum," ungkap Deputi Bidang SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin dalam paparannya tentang Restorasi Sungai Citarum pada Rabu (1/8) siang di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat.
Pada Oktober 2017 Presiden Jokowi menugaskan Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan untuk membereskan Sungai Citarum. Targetnya dalam delapan tahun, tepatnya tahun 2015, harus selesai.
Megaproyek ini melibatkan tiga kementerian dan sembilanbelas instansi/institusi terkait, termasuk Perguruan Tinggi, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Keterlibatan TNI, Polri, dan Kejaksaan ini dibutuhkan untuk penegakan hukum.
"Sungai Citarum adalah masalah besar bangsa kita yang tak bisa kita biarkan lagi. Karena ini menyangkut masa depan kita. Terutama terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia," jelas Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto.
Rabu pagi tadi Menko Luhut sudah bertemu dengan para pengusaha yang mempunyai pabrik di sepanjang Sungai Citarum. Luhut meminta para pengusaha di sana berkomitmen membantu pemerintah untuk membersihkan dan memulihkan Sungai Citarum.
Bila pengusaha tidak mengikuti komitmen yang sudah disepakati maka pemerintah akan bertindak tegas dengan menutup pabrik yang melanggar aturan yang sudah disepakati bersama. Pemerintah meminta para pengusaha untuk membuat Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).
Bagaimana dengan target Sungai Citarum bersih pada tahun 2025? "Insya Allah tercapai sebelum 2025. Belum setahun proyek ini berjalan sudah banyak kemajuan yang kami capai. Jika Singapura dan Cina butuh waktu sepuluh tahun membersihkan sungai-sungai di negara masing-masing, saya yakin Sungai Citarum bisa selesai dalam lima tahun," ungkap Sjafri yang dijuluki "Deputi Sampah" gara-gara mengurusi restorasi Sungai Ciliwung.
Menurut Sjafri, selain Sungai Citarum, dua sungai lainnya yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung juga akan segera direstorasi. Biaya restorasi sungai di Indonesia relatif masih kecil. "Untuk Sungai Citarum anggarannya sekitar USD 1 miliar. Bandingkan dengan Pemerintah Cina yang menganggarkan USD 100 miliar per tahun untuk menjaga dan merawat sungai-sungai di sana," papar Sjafri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews