Seperti yang saya duga dalam hati, akhirnya benar juga Neno Warisman ditolak oleh warga Batam untuk mendeklarasikan Gerakan 2019 Ganti Presiden. Baca kisahnya di sini.
Kenapa deklarasi ini sampai mendapatkan penolakan yang begitu keras dari sebagian warga Batam? Ya, karena Neno sendiri sedang melakukan hal yang sama, yaitu penolakan pada Jokowi, sedangkan Jokowi punya banyak pendukung di Batam. Jadi ini sebenarnya penolakan lawan penolakan.
Jika kita menganggap Neno punya hak menolak Jokowi maka mungkin kita juga perlu berpikir bahwa pendukung Jokowi juga punya hak untuk menolak Neno. Tinggal mau kuat-kuatan kemampuan menolak saja.
Saya sebetulnya sedih melihat situasi saling tolak seperti ini. Semestinya kita bisa mengubahnya menjadi SALING AJAK alih-alih saling tolak yang berpotensi konflik seperti ini.
Bagaimana kita bisa Saling Ajak? Ya pendukung Jokowi mengajak orang lain untuk mendukung Jokowi sedangkan pendukung Prabowo mengajak orang lain untuk mendukung Prabowo.
Dengan demikian masing-masing pendukung tidak perlu merasa bahwa jagoannya dinistakan atau diremehkan.
Dengan Saling Ajak masing-masing pihak bisa menunjukkan kehebatan dari calon presidennya tanpa harus menjelek-jelekkan pihak lainnya. Mbok ya fastabikhul khairat saja, saling berlomba pada kebaikan dan bukan saling menjelek-jelekkan dan menjegal pihak lain. Insya Allah itu lebih baik.
Repotnya Neno memang belum punya calon presiden yang bisa dia promosikan kebaikannya sedangkan syahwat politiknya sedang menggebu-gebu.
Alhasil gerakan menolak calon presiden lain yang ia lakukan padahal calon presiden ini punya banyak pendukung yang tentu tidak suka jika calonnya dijelek-jelekkan dan mau dijegal di depan mata mereka. Maka terjadilah penolakan pada Neno ini.
Kalau Neno tidak paham akan konsekuensi dari tindakannya maka menurut saya ia naif.
Tapi saya yakin Neno itu cerdas. Neno mungkin bukan orang lugu seperti banyak orang mengira. Siapa tahu ketika saya mencemaskannya ia mungkin malah sedang 'menikmati' keadaan 'didzolimi' ini dan mendapatkan simpati lebih besar karenanya.
Artinya penolakan ini justru diharapkannya. Bukankah tujuannya untuk mendapatkan simpati? Lha wong melihat ekspresinya ini saja saya merasa kasihan dan rasanya pingin saya ajak ngopi-ngopi di Aceh kok!
Politik itu memang penuh lika-liku yang tidak mengikuti kaidah nalar logis.
***
Banda Aceh, 29 Juli 2018
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews