Setelah sukses mengantarkan pasangan calon Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak memenangkan Pilkada Jatim 2018, Muslimat NU se-Surabaya bersepakat mengawal kepemimpinan Khofifah selama menjabat Gubernur Jatim periode 2019-2024.
Sikap itu sebagai bentuk tanggungjawab terhadap masyarakat Jatim umumnya dan Surabaya khususnya. “Berhasil mengantarkan ibu (Khofifah) sebagai Gubernur Jatim periode 2019-2024, bagi kami merupakan awal pengabdian yang sesungguhnya,” kata Dra. Hj. Masfufah Hasyim.
“Karena Itu, kami Muslimat se-Surabaya bersepakat mengawal beliau dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya,” lanjut Ketua II Pengurus Harian PC Muslimat NU Kota Surabaya itu saat memberangkatkan para anggota muslimat se-Surabaya dalam acara ziarah Wali Limo di halaman Kantor Bappilu Partai NasDem Jl. Arjuno Surabaya, Sabtu (21/7/2018).
Kesepakatan mengawal Khofifah sebagai Gubernur Jatim, menurut dia, bukan terkait dalam kebijakan politik sebagai amarah di Jatim. Namun, sebatas sebagai mengingat atas kebijakan pemerintahan, bilamana mengingkari janji Khofifah saat kampanye.
Sehingga citranya sebagai pembawa amanah rakyat Jatim terus terjaga sampai akhir masa jabatan pada 2024 nanti. “Kita belum selesai mengantarkan ibu. Karena itu, kita akan terus mendampingi dan menjaga ibu,” ungkap Hj. Masfufah Hasyim kepada Pepnews.com
“Kita harus ikhtiar untuk mendampingi ibu selama 5 tahun ke depan, sehingga program dalam Nawa Bhakti Satya bisa terselenggara dengan benar,” tegasnya. Berdasarkan pada kesepakatan itu, diakuinya, bentuk syukur Muslimat NU pun memilih menyelenggarakan “Doa Bersama dan Ziarah Wali Limo”.
Dengan agenda itu, secara tidak langsung para muslimah telah melakukan dua kebajikan perilaku seorang muslim yang dituntunkan Rasulullah Muhammad SAW.
Pertama, mensyukuri atas kenikmatan dan kebaikan yang diberikan Allah atas kemenangan paslon Khofifah – Emil pada Pilkada Pilgub Jatim. Sementara yang kedua telah melakukan sebuah ibadah sunnah atas agenda ziarah Wali Limo tersebut.
Sementara itu, Ketua Bappilu NasDem Jatim H. Ipong Muchlissoni mengatakan, dukungan NasDem Jatim terhadap agenda syukuran muslimat NU Surabaya tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan, setelah perjuangan ibu-ibu muslimat yang menjadi tim relawan dalam memenangkan Khofifah-Emil di Surabaya.
“Ibu-ibu muslimat salah satu hobinya melakukan ziarah wali. Hobi mulia ini sangat kami dukung, karena hobi ini mendatangkan pahala dan kebaikan di dunia dan akhirat,” katanya saat memberikan sambutan.
Kepada kader muslimat, Ipong Muchlissoni menitipkan doa agar di masa kepemimpinan Khofifah 5 tahun mendatang bisa mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat Jatim. Dia berharap Khofifah – Emil bisa memimpin Jatim dengan sebaik-baiknya.
Tidak hanya itu. Bupati Ponorogo tersebut juga menyampaikan terimakasih atas perjuangan muslimat NU Surabaya, dalam memenangkan Khofifah – Emil. Perjuangan dan doa para muslimat mampu membalik hasil survei beberapa lembaga.
“Ironisnya pasangan ini akan ditaklukkan duet Gus Ipul-Puti Guntur dalam perebutan suara di Kota Surabaya,” ungkap Ipong Muchlissoni mengomentari prediksi lembaga survei yang mengungunggulkan paslon Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno itu
“Bila Khofifah-Emil menang di Jatim ini, kita sangat bersyukur, karena memang sudah sangat lama diprediksi. Dan sekarang makin bersyukur dobel-dobel, karena Khofifah-Emil ini juga menang di Surabaya,” lanjutnya.
“Padahal di banyak survei kan Khofifah-Emil kalah, mari terus kita kawal Bu Khofifah dan Mas Emil,” ungkap Ipong Muchlissoni disambut tepuk tangan para peserta ziarah Wali Limo tersebut.
Adapun rombongan ibu-ibu muslimat mengawali acara ziarah Wali Limo itu dengan ziarah ke makam Sunan Ampel di kompleks makam di belakang Masjid Ampel, Ampel Dento, Surabaya.
Selanjutnya rombongan meneruskan ziarah kedua ke makam Sunan Giri di Giri Kedaton, Gresik. Rombongan kemudian melanjutkan berziarah ke makam Syekh Maulana Ishaq (ayah Sunan Giri) di Jl. Maulana Ishaq, Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Dari sini, perjalanan rombongan dilanjutkan ke makam Sunan Drajat yang lokasinya sekitar 2 km timur makam Syekh Maulana Ishaq. Ulama bernama asli Raden Qasim Syarifuddin ini merupakan putra kedua dari Sunan Ampel dari istri pertama, Nyi Ageng Manila (sumber lain menyebut Dewi Candrawati, putri Majapahit).
Setelah dari makam Sunan Drajat, rombongan ziarah ke makam ulama besar yang menjadi cikal bakal keberadaan para wali di tanah Jawa, yaitu makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi.
Dia adalah ayah Sunan Ampel. Makam keturunan kesembilan Rasulullah Muhammad SAW dari garis keturunan putri Sayyidah Fatimah dengan Sayidina Ali R.A. ini terletak di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban.
Salah satu konsep ajaran Syekh Asmoro Qondi terlihat di pintu gerbang masjid dengan tulisan “sabar, nerima, ngalah, loman, akas, dan temen”, yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan umat manusia di muka bumi.
Ziarah Wali Limo itu diakhiri dengan ziarah ke makam Sunan Bonang di Jl. KH Mustain, Desa Kutorejo, Kecamatan Tuban, Tuban. Ziarah ke makam para wali ini tentunya akan menjadi inspirasi bagi PC Muslimat NU lainnya di Jatim.
Dukungan Muslimat NU untuk mengawal Khofifah – Emil tentunya bisa berdampak positif terhadap jalannya roda pemerintahan di Jatim. Para suami Muslimat, terutama yang menjadi pejabat, akan berpikir dua kali jika mau melanggar hukum.
“Setidaknya, sesuai komitmen Muslimat NU, mereka akan mengawal Khofifah-Emil hingga akhir masa jabatan pada 2024 nanti, sehingga perilaku korup yang mungkin ada diantaranya bisa dicegah,” ungkap sumber Pepnews.com.
Menang Pilkada
Pada Pilkada Jatim 2018, paslon Khofifah – Emil telah memenangkan kontestasi melawan paslon Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno, dengan raihan 10.465.218 suara atau 53,55 persen.
Sedangkan paslon Gus Ipul – Puti Guntur hanya meraih 46,45 persen atau 9.076.014 suara. Selisih suara kedua paslon nomor urut 1 Khofifah – Emil dengan paslon nomor urut 2 Gus Ipul – Puti Guntur hampir 7 persen. Gus Ipul – Puti Guntur unggul di 11 daerah.
Yaitu: Kota Pasuruan, Kab Pasuruan, Kab Situbondo, Kota Batu, Kab Malang, Kab Blitar, Kota Blitar, Kota Madiun, Kab Madiun, Kab Kediri, dan Kab Bangkalan. Mengapa paslon Khofifah – Emil bisa kalah di daerah-daerah ini?
Di Kota dan Kab Pasuruan paslon Gus Ipul – Puti Guntur bisa unggul lebih karena wilayah ini termasuk basis massa Gus Ipul dan adiknya, M. Irsyad Yusuf petahana Bupati Pasuruan yang maju kembali bersama A. Mujib Imron melawan bumbung kosong.
Sejak sebelum coblosan Pilkada Jatim 2018, daerah ini diprediksi akan menjadi milik Gus Ipul – Puti Guntur. Di Situbondo, ada KH Cholil As’ad, ulama muda karismatik putra bungsu almarhum KH As’ad Syamsul Arifin, tokoh berpengaruh di Situbondo.
Begitu pula di Bangkalan, jaringan ulama Gus Ipul masih sangat berpengaruh, sehingga bisa unggul dari paslon Khofifah – Emil. Untuk Kab Malang yang merupakan basis massa PDIP dan PKB sebagai pengusung Gus Ipul – Puti Guntur memang tak bisa digoyang.
Demilian halnya untuk Kota dan Kab Blitar yang merupakan basis PDIP dan PKB yang juga sulit digoyang paslon Khofifah – Emil. Termasuk juga untuk Kab Kediri, Kota Madiun, dan Kab Madiun. Wilayah Mataraman ini sulit dikalahkan paslon Khofifah – Emil.
Padahal, Ketua Tim Pemenangan Khofifah – Emil, Renville Antonio yang juga Wakil Ketua Komisi C DPRD Jatim Dapil Jatim 7 (Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Madiun Raya) ini bertanggung jawab mengawal suara Khofifah – Emil di Kota dan Kab Madiun.
Kota dan Kab Madiun sebenarnya juga basis massa Ketua DPD Partai Demokrat Soekarwo yang masih menjabat Gubernur Jatim. Mengapa bisa terkalahkan? Sebagai parpol pengusung Khofifah – Emil, tentunya hal ini patut dipertanyakan seperti peran Renville.
Menariknya, di sebagian wilayah Mataraman yang merupakan basis PDIP (baca: Nasionalis) ini justru berhasil dibobol paslon Khofifah – Emil. Yakni: Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Nganjuk, dan Ngawi, serta Tulungagung.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews