Trik ini relatif mudah, khususnya untuk memori jangka panjang (Long Term Memory). Saya sendiri sudah mempraktekkannya selama hampir dua dekade. Manfaatnya bagi kehidupan sangat terasa, khususnya dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan. Meskipun demikian cara ini ada tapinya sih.
Trik ini terinspirasi dari dua tempat, yaitu dari kamar kosku saat kuliah dahulu dan dari Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Saya memiliki kebiasaan yang tidak baik saat masih mahasiswa dulu. Sering membiarkan kamar bak kapal pecah atau seperti habis dihantam angin ribut. Buku-buku berserakan, kain-kain digantung di balik pintu dan di dinding kamar, ada juga yang ditumpuk di sudut kamar. Gelas, piring, pulpen, handphone, tas, berserakan tak ada rapinya.
Seringkali saya butuh waktu yang cukup lama untuk mencari sesuatu barang ketika saya memerlukannya.
Saya gemar membaca dan dulu sering ke Perpustakaan USU. Perpustakaan USU adalah salah satu perpustakaan terbesar di Indonesia, terdiri dari empat lantai. Mungkin ada jutaan koleksi buku-buku dari berbagai bidang keilmuan. Buku-buku tersebut diberi kode khusus, disusun berdasarkan jenisnya di rak-rak yang juga diberi kode khusus. Sehingga sangat mudah mencari buku yang kita inginkan.
Otak adalah tempat penyimpanan memori, pada prinsipnya sama saja dengan memori komputer, dengan potensi kapasitas penyimpanan yang sungguh sangat besar.
Paul Reber, profesor psikologi dari Northwestern University, Amerika, menyebutkan bahwa kapasitas memori otak mendekati 2,5 petabytes atau sama dengan 2,5 juta gigabytes (Scientific American). Sebagai perbandingan, komputer yang memiliki memori 2,5 petabytes mampu menampung tiga juta jam acara TV, butuh waktu 300 tahun untuk menontonnya semua.
Sayangnya, kata ilmuwan pada umumnya manusia hanya menggunakan 0,1-10 % kemampuan otak (Science Ray). Limitless adalah film yang mengaudiovisualkan secara sangat menarik apa yang terjadi bila seseorang mampu menggunakan potensi otaknya hingga 100 %.
Iyalah iya. Trus, gimana dong triknya? Sabar dikit, napa woi...
Luangkan waktu secara khusus. Duduk dengan tenang atau berbaring santai di tempat yang relatif sepi (di area kuburan kalau mau hehehe). Sebaiknya pejamkan mata (awas, jangan sampai ketiduran ya, hehehe lagi), hal yang telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan konsentrasi. Imajinasikan otak sebagai sebuah gedung perpustakaan yang memiliki banyak lantai, kemudian ciptakan rak-rak di tiap-tiap lantai. Nah, yang ini mengingatkanku pada film Inception.
Susunlah memori/kenangan/ingatan pada lantai dan rak-rak tersebut. Misalnya lantai pertama sebagai ingatan tentang diri sendiri, lantai dua tentang keluarga, lantai tiga tentang pekerjaan dst.
Di lantai pertama, susun ingatan tentang diri sendiri di tiap-tiap rak. Misalnya rak pertama untuk memori mengenai karakter fisik: kulit putih segar, rambut coklat pirang, mata berwarna biru cerah, hidung bangir proporsional, alis rapi alami (wah, cantiknya ya) dst. Di rak kedua susun ingatan mengenai sekolah-sekolah yang sudah dilalui. Di Rak ketiga mengenai buku-buku yang pernah dibaca. Untuk merapikannya beri sekat-sekat pada rak tersebut. Demikian juga untuk lantai dua, tiga dst.
Itu hanyalah contoh sahaja.
Model penyusunan bisa disesuaikan dengan keinginan masing-masing. Intinya adalah mengklasifikasikan memori dan menyusunnya dengan rapi.
Ketika kita membutuhkan ingatan tentang sesuatu, trik tersebut akan mempermudah kita untuk mencari atau mengambilnya dengan cepat dari perpustakaan kita sendiri.
Trik ini tentunya butuh latihan yang rutin. Cepat atau lambatnya menguasai trik ini bergantung kepada kemampuan masing-masing. Kabar baiknya, apabila sudah terbiasa, mekanisme trik memanggil daya ingat ini akan terjadi tanpa disadari (otomatis).
Nah, keren kan? Ajuskoto gitu loh, ada gilak narsisnya...
Saya sangat menyarankan mengajarkan trik ini kepada anak-anak, sehingga mereka dapat menguasainya dengan lebih cepat dan lebih mudah. Mengingat, kemampuan otaknya sedang tumbuh dan berkembang secara pesat. Mudah-mudahan mereka kelak menjadi orang-orang yang jenius dan berakhlak mulia ya. Amin.
Lalu, yang saya maksud dengan ada tapinya di awal tulisan ala creative writing ini adalah soal detail, sangat bergantung kepada kemampuan intelijensia dan emosi masing-masing.
Maksud saya begini, ketika saya membutuhkan penjelasan mengenai Memetika-Genetika, saya akan mencarinya di perpustakaan pribadi, di lantai satu, di rak ke satu, buku Biologi Genetika, bab Memetika, di halaman sekian-sekian.
Nah, kemampuan mencari atau memanggil detail inilah yang saya maksud dengan bergantung kepada kemampuan masing-masing. Bagi seseorang yang dari sononya otaknya emang udah jenius (bukan saya pastinya heheheh), kemampuan ini akan sangat mudah dan sangat cepat (bahkan tanpa disadari saking cepatnya).
Begituuu...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews