Pagi ini, Selasa, 10 Juli 2018, saya melihat "Twitter" mbak Tutut Soeharto, panggilan populer dari anak pertama almarhum Presiden Kedua Republik Indonesia (RI) Jenderal Besar TNI Soeharto yang menerintah selama 32 tahun.
Foto itu memberi inspirasi bagi yang melihatnya. Soeharto yang dianggap sebagian orang angker, ternyata tidak demikian. Hari-hari senggangnya selalu dimanfaatkan buat anak dan cucu, bahkan cicitnya.
Sebagaimana tergambar di foto atas, Pak Harto dengan memakai sarung berfoto bersama mbak Tutut dan cicitnya Aira, cucu Tutut. Apa yang bisa diambil dari peristiwa ini? Seorang mantan Presiden RI memiliki humanisme yang tinggi. Menyuapi cicitnya dengan sabar dan telaten.
Peristiwa ini tidak mungkin terungkap jika kita hanya menyaksikan Presiden Soeharto waktu itu sedang berpakaian formal. Bukan sekali ini saja, mbak Tutut, meng "up load" foto keluarga. Sebagai anak tertua, ia ikut merasakan suka dan dukanya bersama ayah. Ketika sang ayah melepaskan jabatan sebagai Presiden RI, ia juga ada di samping ayah, menyaksika pidato pengunduran diri sang ayah tercinta.
Soeharto adalah sosok yang sulit ditebak. Itu menurut komentar ahli politik di dalam maupun di luar negeri.
Gaya kepemimpinan yang dikembangkan para kepala negara lain yang pernah kita kenal sangat berbeda. Orang hanya tahu apa yang pernah dilakukan Soeharto, tetapi orang tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan Presiden Kedua RI itu.
Tidak seorang pun menyangka bahwa gaya kepemimpinan Soeharto ini mampu menstabilkan pemerintahan dalam waktu yang amat panjang. Rakyat merasa aman di masa pemerintahan Soeharto. Tidak pernah ada gejolak-gejolak, tidak pernah ada pertikaian.
Kalau pun waktu itu Timor Timur waktu itu bergabung dengan Indonesia, itu pun berjalan dengan baik. Tidak ada riak-riak politik. Ketika mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden RI pada, 21 Mei 1998, ia pun tetap tegar.
[caption id="attachment_18472" align="alignright" width="652"] Mbak Tutut (Foto: Webandhosting.co.za)[/caption]
Ada hal menarik dari Pak Harto, jangan ada dendam. Itulah yang diterapkan anak-anak Presiden Soeharto dan anak-anak Presiden Soekarno ketika kedua keluarga besar tersebut bertemu di Hari Ulang Tahun Guntur Soekarno Putra pada 8 November 2014. Hal inilah sepatutnya yang harus dicontoh para Calon Presiden 2019.
Semoga.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews