Mengapa Saya Kecewa terhadap Tuan Guru Bajang?

Minggu, 8 Juli 2018 | 07:14 WIB
0
911
Mengapa Saya Kecewa terhadap Tuan Guru Bajang?

Ketika pertama kali saya memperoleh informasi bahwa Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi mendukung Presiden Joko Widodo hingga dua periode, saya tidak terlalu menghiraukannya dan menunggu perkembangan beritanya.

Sampai d isini setelah beberapa hari kemudian, saya sudah cukup yakin akan kebenaran informasi tersebut.

Iya, tidak bisa saya pungkiri bahwa saya memang kecewa atas pernyataan sikap politik TGB yang kesannya mendadak itu.

Bukan, bukan kecewa karena jadi khawatir suara politik yang anti sama Jokowi berkurang, membuat Jokowi jadi tak terkalahkan di Pilpres 2019. Bukan kecewa karena terlalu berharap beliau berada di barisan #2019GantiPresiden, dari sisi itu saya biasa saja. Buktinya, setahun lalu tim inti relawan TGB skala nasional mengajakku tuk TGB2019, tapi aku pasif, tidak mendukung juga tidak menolaknya, karena aku tetap teguh pendirian pada satu sosok untuk Pilpres 2019.

Lantas, apa yang kukecewakan?

Implikasi dari pernyataan sikap politik beliau yang terbuka itu. Pernyataan yang menjadi bahan bakar baru bagi pertengkaran, kegaduhan, perpecahan bagi khususnya dari kalangan ummat Islam, yang sikonnya sudah cukup mengkhawatirkan. Ironis, ketika beliau menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu untuk kebaikan ummat, untuk memperkokoh persaudaraan.

Sebagai seorang tokoh nasional yang cukup disegani karena latarbelakangnya, saya tidak tahu apakah beliau sudah benar-benar memikirkan secara matang-matang mengenai mudharat dan manfaat dari sikap politiknya itu bagi ummat sebelum beliau mengemukakannya secara terbuka atau tidak.

Pernyataannya yang terkesan mendadak itu memang menimbulkan berbagai pertanyaan. Alasan yang dikemukannya melalu wawancara dengan salah satu televisi swasta, sungguh klise sekali.

Tak pelak muncul praduga-praduga yang sifatnya negatif, apakah ada sebentuk deal dengan (Tim Sukses) Jokowi, mengharapkan posisi cawapres atau posisi menteri di kabinetnya, apalagi berita yang cukup menghebohkan ini diiringi dengan munculnya berita yang menyebutkan KPK membuka peluang diperiksanya TGB dalam kasus divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang kini berubah nama menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Walaupun kemarin beliau telah membantah tudingan-tudingan itu di sela-sela mengisi kajian Jumat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Centre, Mataran, NTB, pada hari Jumat 6 Juli 2018 kemarin, kecurigaan itu sulit dihilangkan begitu saja.

Bagaimanapun, sungguh saya samasekali tidak berani menghujat beliau, tidak ada dasarnya saya melakukannya. Sekarang, terkait sikap beliau itu saya ikut Ustadz Abdul Somad عبد الصمد, menunggu HRS.

Sosok andalanku untuk Pilpres 2019?

Sekiranya HRS, Ust. Abdul Somad, Arifin Ilham, AA Gym dll. esok-esok mendadak menyusul TGB menyatakan sikap politik mendukung Jokowi di Pilpres 2019 pun saya tidak akan berpaling dari sosok andalanku yang sekarang, karena pendirianku memang hasil dari olah pikirku sendiri dari berbagai fakta yang kusaksikan selama mengikuti sikon politik nasional khususnya semenjak tahun 2012, bukan berdasarkan pendapat pribadi mereka.

Iya, Prabowo Subianto!

***

Rahmad Agus Koto