Lima tahun lalu, berbekal peta cuaca dari LAPAN, UPC Renewables dan PT Binatek Energi Terbarukan datang ke perbukitan Watang Pulu, sekitar 200 kilometer dari Makassar, untuk meneliti kecepatan dan potensi energi angin. Hasilnya, rata-rata kecepatan angin di daerah ini lebih dari enam meter per detik, cukup untuk menggerakkan kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Itulah awalnya PLTB Sidrap direncanakan. Pada Agustus 2015, kebun energi angin ini mulai dibangun. Tiang-tiang menara yang dibuat di Cilegon, Banten dikirim ke Kota Parepare -kota pelabuhan terdekat dari lokasi PLTB- dengan kapal tongkang sejak bulan Juni 2016. Mesin-mesin turbin juga dikirim dari Spanyol dengan kapal melalui terusan Suez dan Samudera Hindia, dan bilah baling-baling dikirim dari China melalui Lautan Pasifik.
Untuk melancarkan pengangkutan bahan konstruksi PLTB itu, pelabuhan penumpang di Parepare harus disesuaikan konstruksinya. Sebuah jembatan penyeberangan orang di jalan besar di kota ini dibongkar untuk dilalui kendaraan pengangkut. Tujuh buah jembatan menuju lokasi juga diperkuat untuk menahan beban.
Hasilnya, dua tahun setelah konstruksi dimulai, PLTB Sidrap berkapasitas 75 megawatt selesai dan sudah saya resmikan, kemarin. Sebanyak 30 tiang menara angin setinggi 80 meter kini berjajar di perbukitan Watang Pulu dengan baling-baling raksasa sepanjang 57 meter yang tak henti berputar dihembus angin.
Warga sekitar PLTB menerima ongkos penggantian lahan, dan sebagian dipekerjakan di sana. Investor dan pemerintah daerah juga sudah hendak membuat kawasan ini sebagai lokasi wisata kincir angin.
[caption id="attachment_17959" align="alignright" width="611"] Saya dan Menteri PUPR (Foto: Agus Suparto/Fotografer Istana)[/caption]
Setelah beroperasinya PLTB Sidrap ini, kebun-kebun energi angin baru akan menyusul didirikan. Di Jeneponto, Sulsel, saat ini PLTB Tolo juga sedang dibangun. Lalu menyusul di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan direncanakan juga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Selain tenaga angin, Indonesia kaya akan energi baru terbarukan lainnya, seperti panas bumi, energi matahari, biomassa hingga energi air.
Bendungan Passeloreng
Hari kedua di Sulawesi Selatan, saya mengunjungi lokasi pembangunan Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, siang tadi. Luas genangannya 169 kilometer persegi, bisa menampung 138 juta meter kubik air -sembilan kali lebih besar dari Bendungan Raknamo di NTT yang sudah rampung.
Jika rampung akhir Februari 2019, Bendungan Paselloreng akan mengairi lahan irigasi seluas 7.000 hektare di sekitarnya.
Selain itu, bendungan ini menjadi sumber air baku untuk empat kecamatan di Wajo, pembangkit listrik mikrohidro, konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews